Vee memerhati sekeliling sambil mengelap dahinya yang berpeluh .
Mana Niena ni ? Penat cari tak jumpa . Kena culik ke ? Fikir Vee . Otaknya mula menerawang memikirkan perkara yang pelik pelik .
Tiba tiba matanya terpandangkan seorang gadis yang sedang duduk disudut bacaan sambil membaca buku . Vee menarik nafas lega .
" Niena , here you are . Penat tau saya cari kamu . Risau saya . " luah Vee setelah mengambil tempat disebelahnya .
Amanina ketawa kecil .
" Relaks Vee . Nak risau buat apa ? Bukannya ada orang culik saya pun . "
" Hei , mana boleh tak risau . Sekarang ni duduk mana mana pun boleh kena culik tau . Lagi lagi , jenis yang suka duduk seorang macam awak . " ujarnya bersungguh .
" Vee , siapalah nak culik saya . Bukannya dapat tebusan beratus ribu pun . Tiga ringgit pun tak semestinya dapat . " pangkah Niena .
Vivian menarik buku Amanina .
" Niena , kamu tak boleh ambil mudah je . Macam mana kalau penculik itu seorang penjual organ ? Nanti lepas dia culik awak , dia bedah awak dalam keadaan sedar . Lepastu , dia ambil organ awak satu persatu . Dia jual dekat pasar gelap . " terang Vee dengan penuh dramatik . Siap menunjukkan gaya lagi . Lagaknya macam dia penculik itu .
Amanina menelan air liurnya . Ngeri juga bunyinya .
" Takpayahlah awak dengar cerita merepek Vee tu Niena . Dia tu memang macam tu . Fikir jauh sangat . " pesan Darwish yang entah dari mana munculnya .
Vee mencerlung terhadap Darwish .
" Hei , saya tak merepeklah . I'm saying the truth . Memang adalah penjual organ . "
" Tahulah Niena jaga diri dia . Takpayahlah awak nak takutkan dia . " balas Darwish .
" Ops Niena , awak takut ye . Maafkan saya . Tapi ingat becareful . Penculik sekarang ni tak kisah lelaki ke perempuan . Mereka berani tau masuk rumah . So hati hati ye . "
Amanina mengangguk sambil tersenyum pahit .
" Vee , stop it . " tegas Darwish .
Vee diam . Dia menunjukkan gaya menzip mulut .
Penjual organ ? Ya Allah , takutnya . But , buat apa aku nak takut ? Orang tua sado tu kan ada . Takkanlah dia taknak protect aku .
" Niena , jangan layan sangat Vee ni . Dia tu kadang kadang mereng sikit otak dia . Kalau ada penculik pun , saya rasa Veelah orangnya . " usik Darwish .
" Hello , jaga sikit mulut tu . Apa awak ingat muka saya ni ada iras penculik ke ? " Vee mula geram .
" Bukannya iras tapi memang serupa . Tak salah lagi , awaklah penculik tu . " ujar Darwish sambil ketawa . Amanina pun turut ketawa melihatkan wajah Vee yang merah menahan marah .
" Hei , sudahlah . Orang tua cakap , kalau masa kecil asyik gaduh , besar nanti kahwin tau . Haa , korang nak ke kahwin ? "
Kali ini , Darwish pula menunjukkan muka tidak puas hati .
" Euw , Niena please . Taste saya tinggilah . Setakat Darwishan ni , not in listlah . " balas Vivian .
Darwish mencebik .
" Not in list konon . Puih ! Niena , setakat amoi mata takde ni , saya tala helan ! Saya suka Kajol saja . "
" Kajol konon . Hei , untuk kamu Kojol pun belum tentu dapatlah . Jangan nak belanganlah . " sindir Vee . Kedengaran pelat lidahnya .
Amanina ketawa mengekek . Gelagat dua orang sahabat baiknya itu menghiburkan dia .
" Ms Vivian , it's berangan . Not ' belangan ' . Cakap pun tak betul , lagi mau sembang . " pangkah Darwish .
Vee geram .
" Hei , diamlah hitam ! "
" Diamlah sepet ! "
" Haa , gaduh gaduh . Kahwin nanti jangan lupa jemput ye . " usik Amanina .
" Niena ! " jerit Darwish dan Vee serentak .
Amanina hanya ketawa .
Dari jauh Tasha memerhatikan . Geram pula dia melihat Amanina sedang bergelak tawa di situ .
Ee , dahlah nak rampas abang Ayub aku . Huh !
Kyra yang baru sampai pelik melihat Tasha termenung sendirian .
" Hai , ingatkan kat abang Ayub ke tu ? " usiknya .
Tasha tersentak .
" Bukan . Aku tengah tengok budak baru tu . Bukan main seronok lagi . Menyampah aku . " luah Tasha .
Dahi Kyra berkerut .
" Kenapa pula kau menyampah ? Dia ada kacau engkau ke ? " soal Kyra .
" Memanglah dia tak kacau aku tapi melihat muka dia je dah buat aku terganggu . Gelak sana gelak sini . Apa yang kelakar sangat ? "
" Ala babe , biar jelah dia tu . " pujuk Kyra .
" Hei , mana boleh biarkan . Aku kena halang
' ulat bulu ' tu sebelum dia naik daun . " ujar Tasha sambil menggepal penumbuknya .
Tiba tiba Kyra bangun lalu berlari ke belakang Tasha . Dia seakan ketakutan .
" Ee , kau ni dah kenapa ? Nampak hantu ke ? " marah Tasha .
" Tadi kau kata ada ulat bulu . Tu yang aku bangun . Kau tahu kan aku geli dengan ulat ulat ni . Mana babe mana ? " soal Kyra . Cemas .
Tasha mengeluh berat .
" Apalah malang sangat aku ni dapat kawan yang biul macam engkau ni . Itu peribahasalah . Itulah , orang suruh belajar taknak . Sekarang kan dah malu . "
Kyra tersengih malu .
" Manalah aku tahu . Ingatkan ada ulat betul . Sorry babe . " pinta Kyra .
Tasha merengus geram .
" Sudahlah , malas aku nak layan engkau . " ujar Tasha . Dia bingkas bangun lalau menuju ke arah Amanina .
Kyra yang sedang mengupas kulit pisang terkejut .
Eh , nak kemana pula minah ni ?
" Tasha , wait for me . " panggil Kyra yang terkedek kedek mengejarnya .
Tasha menepuk meja Amanina dengan kuat . Cukup kuat untuk menarik perhatian gadis itu .
" Yes , anything I can do for you ? " soal Niena .
" Yes of course . First , apa hubungan kau dengan abang Ayub ? "
Hek eleh , apa punya soalanlah minah kerek ni .
" Kenapa aku perlu bagitahu engkau ? Itu hal peribadi aku . "
" Sebab aku ni kekasih abang Ayub . So , aku berhak nak tahu semua benda . " balas Tasha .
Kekasih ? Euw , perasannya minah ni . Mesti fans orang tua tu dia ni .
" Eh , yeke ? Rasanya dia tak cerita apa apa pun . Ke kau yang perasan lebih ni ? " sindir Amanina . Keningnya diangkat sebelah .
Tasha terdiam .
Eh , main kasar dia ni , getus hati Tasha .
" Jangan nak tukar topik . Sekarang ni bagitahu aku , apa hubungan kau dengan dia ? "
" Kalau aku taknak ? " duga Niena .
" Kau kena juga bagitahu ! " desak Tasha .
" Dah dia kata dia taknak . Dia taknaklah ! Kau tak faham bahasa eh ? " balas Vee . Geram pula dia melihat Tasha .
" Kau diam cina ! Aku tak cakap dengan engkau . " marah Tasha .
Baru sahaja Vivian mahu membuka mulut , Darwish nenyiku lengannya sambil menggelengkan kepala . Tanda tidak mahu dia masuk campur .
Vee akur walaupun hatinya sakit .
Amanina mula rasa menyampah dengan gadis dihadapannya .
Beria je minah ni .
" Wau , disebabkan kau nampak desperate sangat . Biarlah aku terus terang . Ayub tu abang sepupu aku . Haa , got it ? "
" Sepupu ? Maknanya , duduk serumah ? " soal Tasha .
Amanina menganggukkan kepalanya .
" Hei , kau dengar sini . Even , kau tu sepupu dengan dia . Don't you dare trying to flirt with him . He's mine . Remember that ! " tegas Tasha lagi .
" One more thing , lepas ini jangan kau berani keluar dengan dia lagi . " ugut Tasha .
Amanina tertarik mendengar amaran gadis itu .
" What if I still go out with him ? " duga Niena . Sengaja dia mahu menguji kesabaran gadis itu .
" I will make sure you regret it ! " ujar Tasha sebelum berlalu pergi .
Amanina tersenyum sinis .
Piirahh , ingat aku kecut ke ? Buuuu !
Kyra yang blur terus terpinga pinga mengejar Tasha . Nasibnya malang , dia terpijak kulit pisang yang dibuangnya sebentar tadi .
Lebih malang lagi , sebelum jatuh dia sempat menarik baju Tasha dan menyebabkan kedua duanya terjatuh .
Gedebuk !!
Amanina menerkup mulut menahan ketawa . Sementara Vivian dan Darwish telah terhambur ketawa mereka .
Satu kantin memandang Tasha dam Kyra yang jatuh tersembam ke tanah . Gamat bunyi kantin yang penuh dengan ketawa .
Amanina berjalan ke arah Tasha dan Kyra .
" Itulah , lain kali jangan berlagak sangat . Jangan hidup terlalu menongkat langit . Last last nanti cium tanah juga . Haih , kesian . Kan dah jatuh macam nangka busuk . " sindir Amanina sebelum berlalu pergi .
Tasha menumbuk lantai .
Kyra punya pasal lah ni !
Share this novel