Ayub memberhentikan kereta di hadapan rumah teres setingkat . Kebetulan pada hari itu rakannya Fikri mahu menumpang ke tempat kerja .
" Mana Fikri ni ? Lama betul bersiap , mengalahkan perempuan . " bebel Ayub sendirian .
Dia mencapai telefon lalu mendail nombor lelaki itu .
" Haa bro , aku dah sampai . Cepat sikit . Mengalah kan nak keluar dengan awek . "
" Alaa , kejaplah . Dah nak siap ni . Engkau tu jangan asyik nak membebel je . Macam mak nenek . " balas Fikri .
Ayub mencebik lalu mematikan talian .
Aku pula yang kena .
Sedang dia menunggu Fikri , otaknya menerawang mengingati Amanina .
Dia senyum sendirian tatkala teringatkan peristiwa pagi tadi .
Amanina duduk di ruang tamu . Leka benar dia menonton tv hinggakan Ayub duduk disebelahnya pun dia tidak perasaan .
" Amboi , khusyuknya . " tegur Ayub .
Niena terperanjat . Mana tidaknya , Ayub bercakap betul betul di hadapan telinganya .
" Ee , lain kali bagilah salam dulu . Nasib saya ni muda lagi tak ada penyakit jantung . " marah Niena .
Ayub tersengih .
" Assalammualaikum . " ujar Ayub .
Amanina mengerling .
Dah cakap baru nak buat . Macam budak kecil je .
" Waalaikummussalam . Haa , nak apa ? " soal gadis itu . Mulutnya berbicara namun matanya masih lagi tepat memandang skrin tv .
" Tak ada apa . Saja kacau . Nampak khusyuk sangat je . Masuk exam ke cerita ni ? "
Amanina menjeling .
Pergh , orang tua ni . Kalau nak menyakitkan hati aku memang nombor satu .
" Ee , biarlah . Makcik Aishah izinkan okey . Lagipun , dah Aaron Aziz ni handsome sangat . Nak buat macam mana . " jawab Niena jujur .
Telinga Ayub terasa berdesing .
Hei , berani kau puji lelaki lain depan aku ? Nak kena minah becok ni .
" Handsome ? Biasa je . Tak ada yang menarik pun . " balas Ayub .
" Biasa ? Ya Allah , rabun ke apa awak ni ? Tula , lain kali kalau dah tua , pakai spek . Tak nampak ke punyalah handsome dia ni . Dah tua but still macho . "
Ayub menahan cemburu .
" Apa bezanya saya dengan dia ? Umur ? Muda saya lagi . Badan ? Uish , tough saya lagi . Dia tu lemak je lebih . Macho ? Takpayah cakaplah . Memang saya lagi kacak daripada dia . "
Amanina membuat muka .
Aik , angkat bakul sendiri nampak .
" No , Aaron Aziz lagi lagi handsome dari awak . " tegas Niena .
" Tak , saya lagi lagi lagi lagi lagi handsome daripada Aaron Aziz awak tu . " balas Ayub .
Niena geram .
Berani kau compare kan diri engkau dengan Aaron Aziz aku ! Jauh beza okey !
" Malas nak layan awak . Tengok tv lagi bagus . " rajuk Niena .
Ayub diam . Otaknya ligat memikirkan cara untuk membuatkan Amanina berhenti menonton cerita lelaki itu .
" Awak ni kan , pagi pagi macam ni buatlah benda yang berfaedah sikit . Bersenam ke , kemas rumah ke , ini tak . Tengok cerita macam ni . "
Aduh , orang tua ni dah mula nak membebel pula .
" Cakaplah sebenarnya awak jealous sebab Aaron Aziz berganda ganda lagi handsome dari awak kan ? Huh , takpayah lah risau . Dekat sekolah saya tu kan ada kekasih awak . " ujar Niena sebelum dia bangkit menuju ke dapur .
Ayub tercengang .
Kekasih ? Aik , biar betul . Aku ni bercinta pun tak pernah .
Ayub mengekori Niena ke dapur .
" Kekasih ? Awak cakap apa ni ? " soal Ayub .
" Ala , tak payahlah nak bohong . Ada makwe tak nak mengaku . Kenapa tak kahwin je dengan dia ? Sibuk je nak kejar saya . "
Dahi Ayub berkerut .
Sudah . Salah faham agaknya minah ni .
" Saya mana ada kekasih . " jujur Ayub .
Eleh , lagi nak membongak . Mengaku jelah .
" Tak payah nak menipu . Elok je haritu , kekasih awak serang saya . Kata saya nak rampas awak . Ee , pleaselah . Ingat saya tak ada kerja lain ke ? "
Ayub tersenyum .
" Ke sebenarnya awak jealous ni ? " soal Ayub .
" Saya nak jealous ? Eh , tak ada maknanya . Banyak lagi benda berfaedah yang saya boleh buat . " nafi Amanina .
" Ala , kalau awak jealous , mengaku jelah . Saya tak marah . Sebab , jealous kan tandanya sayang . "
Ee , perasannya orang tua ni . Ingat kau handsome sangat ke ?
" Tolonglah hentikan sifat perasan awak tu . Kurang pahala puasa awak nanti . Asyik nak menipu je . "
" Bila masa pula saya menipu ? "
" Bila awak kata awak handsome .. " sindir Amanina .
Ewah , ikut sedap mulut kau je cakap aku menipu . Ikutkan hati aku , dah lama aku stapler je mulut bontot ayam kau tu .
" Itu bukan menipu . Itu fakta . Satu kampung cakap saya handsome tau . " perasan Ayub .
" Diorang tu terpaksa je . Nanti kalau jujur , mau kena lempang dengan tangan awak yang ' bengkak ' tu . " perli Amanina . Matanya nengerling otot tangan Ayub .
Ayub terdiam .
Kalau bercakap dengan minah ni , aku mana pernah menang .
" Saya nak pergi kerja ni . 3 hari baru balik . Jangan rindu saya pula . " usik Ayub .
Amanina membuat gaya mahu termuntah .
" Ee , kembang tekak . Tak ada maknanya saya nak rindu awak . "
" Eleh , dekat mulut cakap lain dekat hati cakap lain . Tak apa , saya tau awak malu . Saya faham . "
Malas mahu melayan , Amanina berpura pura membuat kerja .
Ayub hanya tersenyum sebelum menuju ke pintu rumah . Namun , dia berpatah balik ke arah Niena .
" Oh , pasal kekasih tadi . Itu memang bukan kekasih saya . Tak mungkin ada gadis lain dalam hati saya selain awak . Jaga diri elok elok . " pesan Ayub .
Niena buat buat tidak dengar .
Ingat drama hindustan ke nak sweet sweet bagai .
Melihatkan Amanina yang tidak memberikan respon , Ayub berjalan ke arahnya dan membisikkan sesuatu di telinga nya .
" Amanina Aulia , I love you . Take care sayang . "
ujar Ayub sambil tersenyum sebelum beredar .
" Bro ! " panggilan Fikri menyedarkan Ayub dari lamunannya .
" Eh , bila kau masuk ? " soal Ayub kehairanan .
" Itulah , sibuk berangan . Sampai aku masuk pun tak perasan . Ingat kat awek ke ? "
" Ish , mana ada . Dahlah jom gerak dah lambat ni . " ujar Ayub menukar topik
Fikri ketawa melihat gelagat Ayub .
Amanina , Amanina , engkau punya pasal angau aku dibuatnya .
Share this novel