BAB 11

Romance Completed 23792

" Shah , siap dah ke ? Kita dah lambat ni . " soal Pakcik Mohmad .

" Sabarlah , bang . Sikit lagi ni . "

Pakcik Mohmad menggelengkan kepalanya .

" Awak ni . Kalau bersiap , macam awak yang nak kahwin . " ujarnya lagi .

Makcik Aishah memberikan jelingan maut kepadanya .

" Biarlah , saya bercantik untuk abang juga . Apa salahnya ? " soal Makcik Aishah , tidak puas hati .

" Yang salahnya sebab awak cantik sangat . Nanti ada orang mengorat awak . Jealouslah abang nanti . " usik Pakcik Mohmad sambil tersenyum manja .

Makcik Aishah tersipu malu .

" Ish , abang ni . Mengada ngada . Kejaplah , saya nak bagitahu Niena . Nanti dia cari pula kita . " ujar Makcik Aishah sebelum berlalu ke bilik Amanina .

Diketuknya pintu itu . Kedengaran sahutan dari dalam bilik .

" Niena , demam dah okey sikit ? " soal Makcik Aishah . Jelas riak wajahnya menunjukkan yang dia sedang risau .

Amanina senyum pahit . Badannya rasa lemah sejak serangan semalam . Serangan ayat ' i love you ' Ayub .

" Okey sikit ni . Cuma pening sikit . "

" Kalau Niena rasa lemah sangat , kita pergi hospital je . " cadang Makcik Aishah .

" Eh , tak apa . Sikit je ni . Petang sikit , eloklah nanti . Makcik pergi jela keluar dengan pakcik tu . Niena okey . Makcik janganlah risau . " Amanina mengusap lembut tangan wanita tua itu .

" Okeylah kalau Niena cakap macam itu . Tapi , kalau ada apa apa , Niena call je makcik . Sepantas kilat makcik datang . " pesan Makcik Aishah .

" Macam The Flash lah ni ? " usik Niena . Cuba untuk menceriakan suasana . .

" Tengok tu . Orang serius , dia main main . "

" Iya , Niena janji . Kalau ada apa apa , Niena terus call makcik , okey ? Ni makcik , Ayub mana ? " soal Amanina sambil matanya memandang sekeliling .

Makcik Aishah tersenyum .

" Ayub kerja . Esok baru balik . Takkanlah makcik nak tinggalkan Niena berdua dengan dia . "

Amanina tersengih .
Macam manalah aku boleh lupa yang orang tua tu kerja 3 hari . Adeh , buat malu je tanya .

" Takpelah , makcik pergi dulu ye . Nanti membebel pula Pakcik Mohmad kamu tu . " pamit Makcik Aishah .

Amanina menyalami wanita itu sebelum Makcik Aishah keluar dari biliknya .

" Haih , sunyi juga ye orang tua ni tak ada . Kalau tak 24/7 asyik gaduh je . " ujar Niena sendirian .

Dia teringat saat Ayub mengucapkan perkataan ' i love you ' itu . Laju jantungnya berdegup . Menggigil seluruh badannya . Dia terasa takut ketika itu namun terselit suatu perasaan yang sukar ditafsirkan .

Tiba-tiba wajahnya berkerut .

" Eh , takkan aku rindu dia kot . Lantak dia lah . Aman sikit dunia aku . Tidur lagi bagus . " ujarnya dan terus menutup mata .

Bunyi bising di dapur mengejutkan lena Amanina . Jarum jam menunjukkan pukul 2 petang .

" Eh , makcik dengan pakcik dah balik ke ? " ujarnya sendirian .

Amanina bingkas bangun . Dia menjenguk ke luar tingkap .

Aik , kereta tak ada .

Amanina menelan air liur .
Kalau makcik dengan pakcik tak balik lagi , siapa dekat dapur ?

Amanina mengambil telefonnya . Dicapai juga payung yang ada di dalam biliknya .

Hatinya rasa takut . Namun , dia perlu memeriksa siapa di dapur kerana itu tanggungjawabnya .
Dia melangkah dengan perlahan supaya derap tapak kakinya tidak berbunyi .

Di dapur , Amanina terlihat sosok tubuh seseorang sedang menyelongkar peti sejuk .

Dia tersentak .
Ya Allah , pencuri ! Macam mana ni ? Aku takboleh takut . Apa nak jadi , jadilah . Aku kena juga protect rumah ni .

Dengan perlahan , Niena mendekati pencuri itu . Ketika itulah , otaknya teringat tentang kata kata Vivian tempoh hari mengenai penjual organ .

Ya Allah , lindungilah aku .

Dengan lafaz bismillah , Amanina terus memukul pencuri itu . Dia memukulnya berulang ulang kali di badan dan kepala . Terbongkok bongkok pencuri itu menahan kesakitan .

" Rasakan ! Berani kau ceroboh masuk rumah ni ! Jangan haraplah kau dapat jual organ aku . Ambil ni . " jeritnya sementara tangannya masih lagi tidak henti memukul .

Pencuri itu mulai bengang dan menepis payung Amanina .

Amanina terus berlari ke belakang meja untuk menyorok kerana dia ketakutan . Tangannya laju mendail nombor Makcik Aishah .

" Makcik , tolong ! Balik sekarang . Ada pencuri . " ujar Niena separa berbisik .

" Ya Allah , Niena . Niena menyorok sekarang tunggu makcik dan pakcik sampai . Kami dah nak sampai ni . " ujar Makcik Aishah cemas . Menyesal rasa hatinya kerana meninggalkan Amanina seorang diri di rumah .

Pencuri itu terus jatuh menyembah bumi . Niena masih lagi menyorok sebagai langkah keselamatan . Manalah tahu pencuri itu berpura pura pengsan .

Setelah hampir beberapa minit , Amanina memberanikan diri untuk memeriksa lelaki itu .
Dikuisnya lelaki itu menggunakan payungnya tadi .

Eh , macam familiar je dia ni .

Amanina menolak lelaki itu untuk melihat wajahnya . Dan hasilnya sangat mengejutkannya .

" Ya Allah , Ayub ! "

Amanina menerkup mulutnya . Dia terus menghampiri lelaki itu . Dia pula yang cemas .

" Ayub , bangun ! Ayub ! Ayub ! " kejut Niena namun tiada respon .

Matanya mula berair . Terbit rasa bersalah dalam dirinya .

" Ya Allah , apa aku dah buat ni ! "

Ayub bergerak gerak . Namun , kepalanya masih lagi sakit akibat dipukul .

Amanina yang menyedari Ayub telah sedar terus berlari ke biliknya . Selama ini , memang lelaki itu tidak pernah memarahinya . Tetapi , kali ini dia amat takut , siapalah yang tahu apa akan berlaku .

" Ha , dah sedar pun kamu . " ujar Pakcik Mohmad .

" Apa yang berlaku yah ? " soal Ayub seakan lupa ingatan .

" Kamu kena pukul tadi dengan Niena . Dia ingatkan kamu tu pencuri , itu yang dia pukul tu . " jawab Makcik Aishah yang baru muncul dari dapur .

Ayub tercengang .
Laa , apa bendalah minah ni . Aku dipukulnya .

" Habis tu , Nienanya mana ? "

" Lari masuk bilik . Takut kamu marah katanya ." Mendengarkan kata kata ibunya , Ayub bingkas bangun lalu menuju ke bilik Amanina .

" Nak kemana tu ? " soal Pakcik Mohmad .

" Cari Nienalah . Nak tebus rasa sakit kepala ni . " ujar Ayub .

" Kamu janganlah marah Niena tu Dia tak sengaja . Kamu tu pun pegi selongkar peti ais macam pencuri buat apa ? Memanglah dia ingat kamu pencuri . "

" Aik , saya yang kena pukul . Saya juga salah , bu ? Ini tidak adil . Hutang bengkak harus dibalas dengan bengkak . "

Pintu bilik Amanina diketuk .

Niena tersentak .
Ya Allah , takutnya aku . Nak buka pintu ke tidak ni .

Mendengar ketukan semakin kuat , Amanina membuka pintu akhirnya .

" Kenapa awak pukul saya ? " soal Ayub dengan wajah yang serius .

" Sa .. saya tak sengaja . " jawab Amanina tersekat sekat .
Cuaknya dia ketika itu Allah je yang tahu .

" Awak ingat kepala saya ni apa ? Gendang ? Boleh buat main pukul pukul . " marah Ayub . Kononnya .

Amanina menelan air liurnya yang terasa berpasir . Matanya mula berkaca . Semntara Ayub seronok dapat mengenakan Niena .

" Saya minta maaf Saya betul betul taksengaja . Tolong jangan marah saya . " pinta Niena . Tanpa disedarinya , air matanya jatuh menitis .

" Jangan marah ? Habis tu kalau kepala saya ada apa apa kecederaan yang serius ? Nak saya diam je ? Macam itu ? " sambung Ayub lagi .

" Saya tak kira . Saya nak awak pukul kepala awak , macam mana awak pukul kepala saya tadi . " tegas Ayub . Dia cuba berpura pura yang dia marah .

" Tolonglah , saya merayu . "

" Ah , saya tak akan maafkan awak sampai bila-bila !

Amanina mula menangis teresak esak . Ayub yang tadinya seronok membuli Amanina mula berubah wajahnya .

Entah mengapa hatinya terasa sakit sekali melihat Amanina menangis sedemikian .

" Shh , dah jangan nangis . Saya tak marah awak pun . Saya gurau je . Sekalipun kecederaan kepala saya serius , takkan tergamak saya nak marah orang yang saya cintai . Tolong jangan nangis lagi . Saya taknak jadi penyebab awak menangis . " pujuk Ayub .

" Betul awak dah tak marah saya ? " spal Amanina . Dia mengelap air matanya yang membasahi pipi .

" Saya tak pernah pun marah awak , sayang . Tak mungkin dan tak akan . " lembut suara Ayub menyentuh hati Niena .

" Terima kasih . "

" Untuk apa ? " soal Ayub .

" Sebab tak pernah , tak mungkin dan tak akan marah saya . " jujur Niena .

" Aik , terima kasih je ? "

Dahi Niena berkerut .

" Dahtu , awak nak apa ? "

" Nak kiss kat pipi boleh ? " ujar Ayub nakal .

" Pukul nak ? " ugut Amanina .

" Taknak . Sakit tau awak pukul . " adu Ayub sambil mengurut tempat yang dipukul oleh Niena .

" Haa , padan muka . " balas Niena .

" Amboi , bukan main lagi dia . Pecah masuk bilik karang baru tau . "

" Cubalah . Kalau nak rasa kena hempuk dengan Pakcik Mohmad pula . " jawab Amanina . Keningnya terangkat sebelah .

" Dahlah , nak masuk bilik . Bahaya sembang lama lama dengan awak ni . Bye ! " ujar Niena dan terus menutup pintu biliknya .

Ayub tersenyum bahagia .
Amanina Aulia , gadis yang mampu menggoncang dunianya .

Amanina bersandar di belakang pintu . Tangannya diletakkan di atas dada . Terasa degupan jantungnya laju .

Ya Allah , kenapa dengan aku ni ? Hati kenapa ni ?

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience