BAB 14

Romance Completed 23792

Amanina duduk di bangku . Dia sudah tidak mampu lagi untuk meneruskan lariannya . Tercungap cungap dia mengambil nafas .

" Ala , takkan dah penat ? Baru 2 round . " soal Ayub .

" Saya bukannya askar macam awak . Kalau saya ni askar , 10 round pun saya larat . " balas Niena sambil mengelap peluhnya .

" Askar atau bukan askar bukan isunya . Isunya , badan awak tak cukup stamina . Ataupun awak dah gemuk . "

Amanina bingkas bangun .

" Hei , sorry sikit . Saya ni kurus okey . Yang gemuk tu awak . Lengan macam nak pecah je . "

" Ini bukan gemuk . Ini namanya sado , tau ? " ujar Ayub sambil mencium ototnya .

" Haa , eloklah tu . Sado maksudnya besar campur bodoh . Haa , fikir sendirilah . " balas Niena . Geram hatinya .
Punyalah badan macam Ms. Universe , senang senang je dia kata aku gemuk .

" Excuse me , cik Amanina . Jaga sikit mulut tu . Karang orang makan nasi , awak tengok nasi je mampu . "

Amanina senyum sinis . Yes ! Aku berjaya buat orang tua ni sakit hati .

" Ups , kalau saya taknak jaga mulut saya , awak nak buat apa ? Nak tumbuk ? Silakan . Sikit pun saya tak takutlah . " Niena cuba mencabar Ayub .

Ayub hanya tersengih .
Melebih budak kecil ni . Takpe takpe . Kita tengok lepas ni siapa yang kena .

Ayub mara kehadapan seraya menarik badan Niena rapat ke arahnya .
Kemudian dia berbisik perlahan .

" Tak , abang nak cium sayang . Boleh ? Tadi sayang kata tak kisah kan ? "

Niena menelan air liur .

Kata kata Ayub sudah cukup untuk membuatkan jantung Amanina laju berdegup . Lebih laju dari lari 10 round .

Amanina meronta . Cuba untuk melepaskan diri . Tetapi , Ayub terlalu kuat untuknya .

" Ei , lepaskanlah saya . Jangan macam macam . Kita dekat tempat awam ni . "

" Kalau saya lepaskan awak , apa yang saya dapat ? " soal Ayub .

" Tak dapat apa apa ! " pantas Niena menjawab .

" Kalau macam itu , lebih baik saya tak payah lepaskan awak . "

Amanina berang .
Ei , gatal betul orang tua ni . Aduh , apa aku nak buat ni ? Amanina fikir cepat !

" Lepaskan saya sekarang , kalau saya jerit . " ugut Niena .

" Jeritlah , saya nak takut buat apa . Awak tu isteri saya . Isteri abang . Sikit pun tak gentar lah . "

" Saya tak main main . Lepaskan saya atau saya jerit . "

Amanina nekad . Apa nak jadi , jadilah . Tak rela dia dicium oleh lelaki tua itu .

Baru sahaja dia mahu menjerit , Ayub sudah melepaskan pelukannya . Kedudukannya yang tidak stabil menyebabkan dia jatuh terduduk .

" Auch ! Sakitnya ! " jerit Niena .

Ayub gelak terbahak .

" Itulah , sombong sangat . Kan dah kena kifarah . Dah jom balik . "

" Mana boleh nak bangun . Kaki saya sakit ni . Semua punca awaklah . " marah Niena . Dia mengurut kakinya yang sakit .

" Eh , kenapa pula salah saya . Awak minta saya lepaskan awak , saya lepaskanlah . Salah ke apa yang saya buat ? " soal Ayub .

Eii , orang tua ni . Betul betul uji kesabaran aku . Nak je aku sumpah kau jadi batu .

" Dahlah , malas layan awak . Buang masa je . Huh ! "

Amanina cuba untuk bangun . Namun , dia tak boleh . Kakinya terseliuh .

" Auch ! "

Timbul rasa kasihan dalam diri Ayub . Ya , memang benar . Dia yang menyebabkan kaki Amanina terseliuh .

" Sinilah saya tolong . " ujar Ayub . Dia cuba meraih tangan Niena untuk dipapah namun gadis itu terlebih dahulu menepis .

" Takpayah ! Saya boleh jalan sendiri . " tegas Niena .

" Sukahati awaklah . " balas Ayub lantas berlalu pergi .

Amanina cuba sekali lagi untuk bangun namun hasilnya hampa . Dia rasa seperti hendak menangis . Niena menutup mukanya dengan tangan .

Tiba-tiba , badannya terasa seperti diangkat . Dia mengangkat muka dan Ayub sedang mendukungnya .

What !

" Ei , turunkan saya ! Siapa bagi awak kebenaran untuk dukung saya ? "

" Habistu awak nak duduk menangis kat situ ? Tunggu air mata awak bergabung dengan tasik lepastu jadi banjir besar lepastu hanyut awak balik rumah ke apa ? " balas Ayub .

" Tak kisahlah . Tapi , saya tak suruh pun awak tolong saya . "

Ayub menjeling .

" Saya nak tolong ni pun dah cukup bagus . Sepatutnya awak berterima kasih . Ini tidak , membebel je tahu . "

" Tapi , tak payahlah sampai berdukung . Malu tahu tak ? " jawab Niena . Masih tak mahu mengalah .

" Nak malu buat apa ? Kita kan suami isteri . "

" Masalahnya diorang tahu ke ? " soal Niena .

" Kalau diorang taktahu , kita bagitahu . Kan senang . "

" Awak gila ke ? Nak saya kena buang sekolah ke apa ? "

Ayub merengus geram .
Ei , banyak cakap pula minah ni . Aku campak pula dalam tasik nanti .

" Boleh tak awak diam ? Kalau tak saya cium awak nanti . " ugut Ayub .

Amanina diam . Kali ini dia kalah .
Takpe , Niena sabar . Lain kali , tahulah nasib kau pakcik askar !

" Arghhhh ! " Niena menjerit kesakitan .

" Tahan sikitlah nak , jangan jerit macam tu . Macam nak bersalin dah bunyinya . " ujar Mak Senah sambil mengurut kaki Niena .

" Sakit Mak Senah , saya tak boleh nak tahan . Arghh ! " jerit Niena lagi apabila Mak Senah menekan kakinya yang bengkak .

Ayub menelan air liur . Terasa berdosa pula dia menyebabkan kaki Niena bengkak .

" Ha , sudah . Dua tiga hari nanti eloklah . Tapi kamu kena banyak berehat . Sekali sekala , gerakkan sikit kaki tu . Ni minyak , jangan lupa sapu kat kaki tu setiap malam . Insha Allah , eloklah nanti . " pesan Mak Senah .

" Terima kasih Mak Senah . Minta maaflah sebab susahkan Mak Senah malam malam ni . " ujar Ayub .

" Tak apa , lagipun kita kan jiran . Dah lewat ni , Mak Senah balik dululah ye . Mohmad , Aishah , aku balik dulu . "

" Ye Senah , terima kasih ye . " balas Makcik Aishah .

Makcik Aishah mengiringi Mak Senah ke pintu sambil berbual bual kosong .

" Haa , Ayub pergi ambilkan makanan untuk Niena . Kasihan dia dari petang tadi tak makan apa apa . " arah Pakcik Mohmad .

" Baik ayah . " akur Ayub .

" Niena , ayah dengan ibu masuk tidur dulu ye . Dah lewat ni . Mata ayah ni dah tak larat nak buka . "

" Takpe ayah . Niena okay . Maaflah sebab susahkan ayah . " ujar Amanina .

" Mana ada susah pun . Niena kan anak ayah dan ibu juga . " balas Makcik Aishah .

Amanina tersenyum girang namun wajahnya bertukar kelat bila terlihat wajah Ayub .

" Nah , makan nasi ni . Dari petang tadi awak tak makan apa apa kan ? " soal Ayub .

Dia menyuakan nasi ke mulut Niena . Namun , ditepis .

" Yang bengkaknya kaki , bukannya tangan . Tak payahlah sampai nak bersuap . " perli Niena .

" Ala , janganlah marah dah . Ye , saya salah . Saya minta maaf . Saya tak sangka bengkak kat kaki awak teruk sangat . " pujuk Ayub .

" Senang nya cakap . Yang tanggungnya saya . Lain kali janganlah gurau melebih lebih . " marah Niena kepada Ayub masih belum reda .

" Ye , saya minta maaf . Saya janji tak buat lagi . Janganlah marah ye . "

Amanina memandang Ayub . Jelas keikhlasan lelaki itu meminta maaf kepadanya .

" Yelah saya maafkan . Dahlah saya lapar ni . "

Ayub tersenyum .

" Disebabkan awak dah maafkan saya , meh saya suapkan awak . " ujar Ayub teruja .

Pada mulanya , Niena teragak agak namun akhirnya dia menerima juga suapan suaminya itu .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience