BAB 12

Romance Completed 23796

Ayub duduk termenung . Berdebar rasanya . Hari yang dinanti nantinya telah tiba .

" Hai Ayub , termenung jauh nampak . Nervous ke ? " soal Fikri sebaik memasuki biliknya .

" Gila tak cuak ! Kalah orang nak ambil SPM bro ! "

" Ala , relakslah . Salam tok kadi je pun . Kacang je . " balas Fikri .

" Eleh kau , cakap senang . Cuba kau berdiri tempat aku ni . Baru kau rasa debarnya tu lain macam . " geram Ayub .

Fikri tersenyum teruja .

" Serious bro ? Kau nak aku ganti tempat kau , kahwin dengan Amanina tu ? Aku okey je . Anytime aku sedia . " usik Fikri .

Ayub memandang tajam .

" Engkau ni , kalau aku debik muka tu . Sia sia je . Jangan nak buat lawak kat sini . Bakal bini aku tu ! " tegas Ayub .

Fikri ketawa terbahak sehingga menampakkan gigi taringnya .

" Alah , gurau sikit pun tak boleh . Kapten Ayub , saya tak berminat pun dengan bakal isteri awak . Bukannya Mira Filzah pun . " sindir Fikri .

" Eh , biarlah . Dia lagi lawa dari Mira Filzah kau tu . " balas Ayub .

Makcik Aishah muncul dengan memakai baju kurung berwarna pink pastel .

" Ayub , dah siap ke ? Kita nak ke masjid ni . " soal Makcik Aishah .

" Dah siap , bu . Kita pergi dulu ke ? Niena macam mana ? " soal Ayub risau .

Makcik Aishah tersenyum .

" Dia akan pergi kemudian . Risau sangat takut pengantin perempuan lari ." usik Makcik Aishah pula .

Ayub senyum tersipu malu .

" Tak kemana pun pengantin kau tu . Aku risaukan Makcik Aishah je ni . " ujar Fikri .

" Dah kenapa kau risaukan ibu aku pula ? " soal Ayub hairan .

" Yelah , ibu kau lawa sangat harini . Takut tok kadi ingat ibu kau pula pengantinnya . " balas Fikri sambil mengenyitkan mata ke arah Makcik Aishah .

Ayub menjegil .

" Ewah , kau . Taulah umur dah terlanjur . Takkanlah ibu aku pun jadi kau nak ngorat . "

Giliran Ayub pula mengusik Fikri . Wajah Fikri masam mencuka .

Makcik Aishah ketawa melihat gelagat mereka berdua .

" Sudah . Siap cepat . Nanti lama pula tok kadi tunggu . " pesan Makcik Aishah sebelum meninggalkan mereka berdua .

Ayub masih lagi mengetawakan Fikri . Fikri melemparkan bantal ke Ayub .

" Sudahlah Yub ! " marah Fikri .

Amanina mengeluh berat . Sakit pula hatinya mendengar suara Ayub . Tangannya menggigil dan sejuk .

" Amboi , bukan main sakan orang tua ni . Yang aku ni dah macam mayat hidup . Macam kena penyakit Parkinson pun ada . " bebel Niena sendirian .

Ain muncul bersama ketukan di pintu .

" Kaklong dah siap ? Kita nak gerak ni . " soal Ain .

Niena tersenyum .

" Awak sini kejap . " panggil Niena . Dia menepuk-nepuk katilnya .

" Kenapa kaklong ? Ada masalah ke ? " Ain hairan .

" Eh , takde masalah . Cuma nak tanya , awak sudi ke terima saya sebagai kaklong awak . Yelah , saya kan baru je 17 tahun sedangkan awak dah 24 tahun . "

Ain tersenyum manis . Menampakkan dua lesung pipitnya .

" Kaklong , sejak dari dulu lagi Ain dah terima kaklong dalam keluarga kita . Mungkin kaklong lagi muda dari Ain , tapi andai dah tertulis di Luth Mahfuz yang kaklong akan jadi isteri along , siapa nak halang . Umur bukanlah segalanya kaklong . Yang penting hati . "

Amanina tersenyum lega . Setiap kata-kata Ain menyusup lembut masuk ke dalam hatinya .

" Terima kasih Ain . "

" Sama-sama kaklong . Okey , sekarang jom kita gerak . Nanti lambat , risau pula si along . " usik Ain .
" Risau ? Kenapa pula ? " soal Niena .

" Takut bakal isteri dia lari ! " ujar Ain .

Huh , eloknya aku lari je . Bagi pengajaran sikit dekat orang tua tu .

Ayub duduk kaku . Semakin laju pula jantungnya berdebar . Sekali sekala , dia melihat jam tangannya .

" Ibu , mana Niena ? " soal Ayub untuk entah keberapa kalinya .

" Sabar . Sikit lagi diorang sampai . Janganlah dok kalut sangat . "

" Relaks bro , tak lari punya bakal bini kau tu . Tapikan , aku nak juga tengok bakal bini kau tu . Lawa sangat ke , sampai kau dok tergila gila . " ujar Fikri .

Ayub senyum .

" Dia punya lawa tu . Kau letak Neelofa dekat sebelah pun , aku tetap pandang dia . "

" Fuh , bukan main jiwang lagi kau ye . " balas Fikri .

Ayub tersengih seraya mengangkat kening .

Amanina duduk diam di dalam kereta . Berdebar debar jantungnya .

Nak je aku lompat dari kereta ni . Taknak kahwin !
Biar padan muka orang tua tu . Tanggung malu . Eh , tapi nanti kesianlah pakcik Mohmad dengan makcik Aishah . Em , serabut !

" Kaklong , menung apa tu ? Dah sampai ni . " tegur Ain .

Niena senyum pahit .

Lahai apalah nasib . Dahlah dengan baju macam ni . Dok meleret leret . Aku gunting pula nanti .

Ayub yang memandang Amanina diam terpesona . Gadis itu nampak sungguh cantik dimatanya .

" Ehem . " tok kadi menegur .

Ayub masih lagi tidak sedar . Dia terlalu leka memandang Amanina .

" Ehem ! " dehem tok kadi yang lebih kuat membuatkan Ayub tersentak .

" Sabar . Jangan pandang lama lama . Belum sah lagi . Dah sah nanti nak pandang sampai 3 hari pun tak apa . " usik tok kadi yang membuatkan semua tetamu ketawa .

Merah wajah Ayub menahan malu .
Aduh , kan dah kena .

" Pengantin dah tak sabar tu , elok kita mulakan sekarang . " usik tok kadi lagi .

Alahai , tok . Nasib tok kadi je ni . Kalau tak dah lama aku kerat 18 ni .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience