Ayub duduk termenung . Berdebar rasanya . Hari yang dinanti nantinya telah tiba .
" Hai Ayub , termenung jauh nampak . Nervous ke ? " soal Fikri sebaik memasuki biliknya .
" Gila tak cuak ! Kalah orang nak ambil SPM bro ! "
" Ala , relakslah . Salam tok kadi je pun . Kacang je . " balas Fikri .
" Eleh kau , cakap senang . Cuba kau berdiri tempat aku ni . Baru kau rasa debarnya tu lain macam . " geram Ayub .
Fikri tersenyum teruja .
" Serious bro ? Kau nak aku ganti tempat kau , kahwin dengan Amanina tu ? Aku okey je . Anytime aku sedia . " usik Fikri .
Ayub memandang tajam .
" Engkau ni , kalau aku debik muka tu . Sia sia je . Jangan nak buat lawak kat sini . Bakal bini aku tu ! " tegas Ayub .
Fikri ketawa terbahak sehingga menampakkan gigi taringnya .
" Alah , gurau sikit pun tak boleh . Kapten Ayub , saya tak berminat pun dengan bakal isteri awak . Bukannya Mira Filzah pun . " sindir Fikri .
" Eh , biarlah . Dia lagi lawa dari Mira Filzah kau tu . " balas Ayub .
Makcik Aishah muncul dengan memakai baju kurung berwarna pink pastel .
" Ayub , dah siap ke ? Kita nak ke masjid ni . " soal Makcik Aishah .
" Dah siap , bu . Kita pergi dulu ke ? Niena macam mana ? " soal Ayub risau .
Makcik Aishah tersenyum .
" Dia akan pergi kemudian . Risau sangat takut pengantin perempuan lari ." usik Makcik Aishah pula .
Ayub senyum tersipu malu .
" Tak kemana pun pengantin kau tu . Aku risaukan Makcik Aishah je ni . " ujar Fikri .
" Dah kenapa kau risaukan ibu aku pula ? " soal Ayub hairan .
" Yelah , ibu kau lawa sangat harini . Takut tok kadi ingat ibu kau pula pengantinnya . " balas Fikri sambil mengenyitkan mata ke arah Makcik Aishah .
Ayub menjegil .
" Ewah , kau . Taulah umur dah terlanjur . Takkanlah ibu aku pun jadi kau nak ngorat . "
Giliran Ayub pula mengusik Fikri . Wajah Fikri masam mencuka .
Makcik Aishah ketawa melihat gelagat mereka berdua .
" Sudah . Siap cepat . Nanti lama pula tok kadi tunggu . " pesan Makcik Aishah sebelum meninggalkan mereka berdua .
Ayub masih lagi mengetawakan Fikri . Fikri melemparkan bantal ke Ayub .
" Sudahlah Yub ! " marah Fikri .
Amanina mengeluh berat . Sakit pula hatinya mendengar suara Ayub . Tangannya menggigil dan sejuk .
" Amboi , bukan main sakan orang tua ni . Yang aku ni dah macam mayat hidup . Macam kena penyakit Parkinson pun ada . " bebel Niena sendirian .
Ain muncul bersama ketukan di pintu .
" Kaklong dah siap ? Kita nak gerak ni . " soal Ain .
Niena tersenyum .
" Awak sini kejap . " panggil Niena . Dia menepuk-nepuk katilnya .
" Kenapa kaklong ? Ada masalah ke ? " Ain hairan .
" Eh , takde masalah . Cuma nak tanya , awak sudi ke terima saya sebagai kaklong awak . Yelah , saya kan baru je 17 tahun sedangkan awak dah 24 tahun . "
Ain tersenyum manis . Menampakkan dua lesung pipitnya .
" Kaklong , sejak dari dulu lagi Ain dah terima kaklong dalam keluarga kita . Mungkin kaklong lagi muda dari Ain , tapi andai dah tertulis di Luth Mahfuz yang kaklong akan jadi isteri along , siapa nak halang . Umur bukanlah segalanya kaklong . Yang penting hati . "
Amanina tersenyum lega . Setiap kata-kata Ain menyusup lembut masuk ke dalam hatinya .
" Terima kasih Ain . "
" Sama-sama kaklong . Okey , sekarang jom kita gerak . Nanti lambat , risau pula si along . " usik Ain .
" Risau ? Kenapa pula ? " soal Niena .
" Takut bakal isteri dia lari ! " ujar Ain .
Huh , eloknya aku lari je . Bagi pengajaran sikit dekat orang tua tu .
Ayub duduk kaku . Semakin laju pula jantungnya berdebar . Sekali sekala , dia melihat jam tangannya .
" Ibu , mana Niena ? " soal Ayub untuk entah keberapa kalinya .
" Sabar . Sikit lagi diorang sampai . Janganlah dok kalut sangat . "
" Relaks bro , tak lari punya bakal bini kau tu . Tapikan , aku nak juga tengok bakal bini kau tu . Lawa sangat ke , sampai kau dok tergila gila . " ujar Fikri .
Ayub senyum .
" Dia punya lawa tu . Kau letak Neelofa dekat sebelah pun , aku tetap pandang dia . "
" Fuh , bukan main jiwang lagi kau ye . " balas Fikri .
Ayub tersengih seraya mengangkat kening .
Amanina duduk diam di dalam kereta . Berdebar debar jantungnya .
Nak je aku lompat dari kereta ni . Taknak kahwin !
Biar padan muka orang tua tu . Tanggung malu . Eh , tapi nanti kesianlah pakcik Mohmad dengan makcik Aishah . Em , serabut !
" Kaklong , menung apa tu ? Dah sampai ni . " tegur Ain .
Niena senyum pahit .
Lahai apalah nasib . Dahlah dengan baju macam ni . Dok meleret leret . Aku gunting pula nanti .
Ayub yang memandang Amanina diam terpesona . Gadis itu nampak sungguh cantik dimatanya .
" Ehem . " tok kadi menegur .
Ayub masih lagi tidak sedar . Dia terlalu leka memandang Amanina .
" Ehem ! " dehem tok kadi yang lebih kuat membuatkan Ayub tersentak .
" Sabar . Jangan pandang lama lama . Belum sah lagi . Dah sah nanti nak pandang sampai 3 hari pun tak apa . " usik tok kadi yang membuatkan semua tetamu ketawa .
Merah wajah Ayub menahan malu .
Aduh , kan dah kena .
" Pengantin dah tak sabar tu , elok kita mulakan sekarang . " usik tok kadi lagi .
Alahai , tok . Nasib tok kadi je ni . Kalau tak dah lama aku kerat 18 ni .
Share this novel