Bab 14

Romance Series 555

Pasar

Setibanya di pasar, tao dan mei-yin memilih milih jaring yang bagus. Setelah mendapat kan yang mereka cari, mei-yin pergi ke kedai yang menjual gelang dari kain seperti jimat. Dia membelikan 2 buah gelang, dan memasangkan nya ke lengan tao.

"untuk apa?" tanya tao.

"untuk jaga-jaga.. Supaya kamu selalu di lindungi oleh dewa." jawab mei-yin.

Tao memperhatikan gelang kain itu dan berjalan pulang menuju kampung nya bersama mei-yin. Tanpa sengaja mei-yin menabrak seseorang, seperti putri dari kedatuan. Tao dan mei-yin langsung menunduk meminta maaf.

" maaf kan kami, kami tidak sengaja tuan putri." kata tao.

"tidak apa. Pergi lah..." kata Tanjung dan langsung meninggalkan tao dan mei-yin dengan terburu - buru.

Mereka berdua terlihat kebingungan. Ketika sampai di pinggir sungai, mei-yin mendekati perahu tao, untuk mengambil beberapa ikan yang terjatuh di perahu nya, tanpa sengaja dia melihat botol dan wadah tepak yang di simpan tao di dalam perahu. Di hirup nya bau wangi dari botol itu, seperti harum bunga mawar. "Milik perempuan " tukas nya.

"tao, kau dapat ini dari mana?"

"hey.. Jangan mengambil barang orang lain seperti itu.." kata tao.

Menopang pinggang
"yang mengambil barang orang lain itu siapa? Kau mendapatkan barang ini dari mana? Ini seperti nya peralatan mandi tuan putri. Cepat kembalikan pada tuan nya.." kata mei-yin.

"iya... Malam ini aku kembali kan. Aku mau tidur dulu." kata tao sambil merebut botol yang di pegang oleh mei-yin.

"kau mencuri nya?"

"enak saja... Itu yang buat jaring ku rusak tau..."

"kalau begitu, kau harus minta ganti rugi pada pemilik nya dong.."

"itu tidak baik.. Kita harus ikhlas menolong orang lain. Kau ini bagaimana... Sudah.. Kembalikan lagi benda itu ke tempat nya." kata tao.


******

Throw back Tanjung.

Pagi ini seperti nya cerah, aku membangunkan dila lebih awal dari biasanya. Karena aku dan dila berencana pergi kepasar untuk membeli peralatan mandi ku. Siapa tahu ada bentuk yang sama, jadi aku tidak dimarahin sama ibu.

Setelah meminta izin ibu, aku dan dila pergi dengan menunggangi kuda kami masing - masing. Seperti biasa kami selalu memarkirkan kuda kami agak jauh dari pasar. Dan berjalan menuju tempat yang biasa nya menjual pernak pernik.

Tiba-tiba saja ada seorang perempuan menabrak ku, dia berjalan sambil memasangkan gelang di lengan seorang lelaki di samping nya.

"maafkan kami, kami tidak sengaja tuan putri.." kata pria itu.

Perempuan itu tidak meminta maaf sama sekali, bahkan dia menatap ku sinis. Aku saat itu tidak mau cari gara-gara, hanya karena sedang sibuk.

"tidak apa. Pergi lah.." jawab ku.

"kenapa njung?" tanya dila.

"ga kenapa-kenapa.. Hanya keteledoran, biasa remaja yang pacaran.." kata ku.

Kami langsung pergi menuju yang kami cari, sudah menanyakan ke kedai satu dan kedai lain nya, tetap saja tidak ada yang menjual. Dimana ibu mendapat kan benda itu. Kami kebingungan mencari nya.

" ampun tuan putri, seperti nya anda sedang kebingungan. Apa gerangan yang sedang dicari? Biar hamba bantu cari kan. " tanya pemilik kedai.

"aku sedang mencari botol untuk keramas yang biasa di pakai buat mandi." jelas ku.

"oh.. Kalau benda itu, tidak ada dijual di sini. Benda itu biasanya dibuat khas untuk Kerajaan. Dan biasanya di pesan."

Tanpa ku sadari, ada seseorang yang sedang menguping pembicaraan kami. Dila mengetahui nya, dan orang itu langsung pergi.
Karena tidak mendapat kan apa-apa, kami pun memutuskan untuk pulang.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience