Bab 9

Romance Series 555

Lamaran

"selamat pagi tuan putri.."

"selamat pagi.."

"putri sudah siap?"

Aku mengangguk kan kepala, dan naik ke dalam tandu. Pagi ini aku di jemput oleh para prajurit pengawal menuju kedatuan. Karena akan ada pesta penyambutan untuk Kerajaan dari negri cina.

Sepanjang perjalanan menuju istana, Aku masih saja memikirkan kenapa ayah sangat membenci keluarga kak Arya?
Entah lah.. Jangan di fikiran lagi..

Setiba nya di kedatuan, aku langsung pergi ke istana selir. Bertemu dengan semua saudara2 ku, dan kerabat2 dekat ku. Kami bersiap untuk menyambut para tamu kerajaan.

Tak lama kemudian, terdengar pengumuman kalau raja dari Cina sudah datang. Kami pun menyusun formasi, dan menari di hadapan raja cina itu bersama tuan putri dita.

Setelah pertunjukan selesai, kami semua berkumpul di dapur. Dan berbincang soal perjodohan.

"eh, dengar-dengar bunga Tanjung ni sudah di jodohkan lagi ya...? Ciee cieeee..." ejek sekar.

"iya.. Tapi batal.."

"loh.. Kenapa bisa batal?" tanya yg lain.

"iya , batal aja.. Aku nggak mau dengan pria itu."

"oh ya.. Aku dengar mantan tunangan mu sudah menjadi pertapa ya tanjung?" tanya ranti.

"mungkin.. Aku juga nggak tahu.. Kalian kenapa bisa tahu?"

"tahu lah.. Di kedatuan kan selalu heboh kalau ada gosip yang seperti itu.. Terlebih lagi di istana selir, Gosip itu nomor satu ."

"hm.. Bukan lagi.."

Kami semua asyik bersenda gurau. Sampai aku di kejutkan oleh lemparan kue dari seseorang. Yang tak lain eka.

"eh.. Sebentar ya.. Aku keluar dulu.."

"mau lihat eka ya.. Ye.. Ciee.." mereka mengejek ku.

Tak memperdulikan ejekan mereka, dan langsung berlari dari dapur menemui eka.

"kau ada disini juga ?"

Dia tersenyum, ya ampun.. Mulai lg..

"Tanjung mau ini?"
Menunjukkan kue padaku.

Aku mengangguk kan kepala.

"bunga Tanjung, kalau suatu saat aku melamar bunga Tanjung, boleh nggak ?" tanya eka ragu.

"hah?"
aku tak bisa menjawab apa2.. Hanya bisa melongok begitu dia bertanya.

"ah.. Tanjung tidak perlu jawab sekarang, aku juga hanya bertanya saja. Aku tahu ini sangat mendadak, tidak usah di jawab juga tidak apa-apa ." kata eka gugup.

Aku tersenyum.

"nanti aku jawab.. Tapi tidak sekarang.." kata ku.

"iya , tidak apa-apa.. Paman terima lamaran nya.."

Sontak kami terkejut, ternyata ayah sudah berdiri di belakang pintu mendengar percakapan kami.

"ayah... Tapi kan aku belum jawab.."

"tidak apa-apa .. Masih lama juga kan kahwin nya .. Yang penting itu, tunangan dulu.." kata ayah sambil memegang tangan ku dan eka. Eka hanya tersenyum.

Aku tak bisa menjawab apapun, aku hanya terfikir di kak Arya. Bagaimana dengan nya.. Apakah dia akan terima dengan semua pernyataan ini? Dia pasti tahu ini semua tanpa ku beritahu.

Ayah ku bahagia sekali mendengar lamaran dari eka, dan langsung memberi tahu pada ibuku.

"maaf ya eka, ayah ku memang suka seperti itu. Semua lamaran pria di terima nya , aku saja kewalahan.. Tapi.. aku belum bisa menjawab lamaran mu ya eka.."

"iya Tanjung, aku mengerti, aku akan menunggu mu.. Menunggu mu putus dari Arya."

Aku terkejut, dia tahu aku punya pacar.. Wah... Bagaimana dia tahu . Saudari2 ku saja belum ada yg tahu. Astaga..

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience