Bab 8

Romance Series 555

Pertemuan

Pagi ini rasanya bosan sekali. Tidak ada kegiatan yang menyibukkan, orang - orang masih berkabung dengan kematian Sita. Ibu nya juga sudah hampir gila. Rumah ku sepi, pekarangan rumah juga sepi.

Aku bosan... Melihat sekitar rumah yang sejuk dari jendela, tak lama kemudian ada seekor burung merpati hinggap di atas genteng kamarku, burung merpati itu seperti nya tak asing lagi buat ku, di kaki nya di ikatkan sesuatu.

Aku mencoba memanggil nya agar burung itu bisa mendekati jendela kamar. Dan akhirnya burung itu turun mendekati ku.

"serikaya?" aku tersenyum, ternyata ada sepucuk lontar di bagian bawah nya. Dari teman ku Eka Bhadra.

Aku jadi teringat sewaktu pertama kali bertemu dengan nya, waktu itu aku sedang mencuri serikaya di dapur kedatuan. Saat mau pergi, aku malah bertabrakan dengan eka dan rombongan nya. Dia itu salah satu murid dari para bikhu.

Hari ini Dia ingin bertemu dengan ku. Dia sedang ada di sini, bersama bikhu yang lain untuk mengkremasikan mayat Sita. Aku langsung buru - buru pergi ke tempat yang di janjikan untuk bertemu . Ketika aku sampai di dermaga kecil, aku melihat pria yang mengenakan pakaian bikhu duduk di atas rakit yang di tepikan dekat dermaga. Aku mendekati nya.

"salam, tuan putri."
Dia tau aku ada di belakang nya.

"kenapa kau bisa tahu kalau aku sudah ada disini?"

Dia tidak menjawab, dia hanya tersenyum. Selalu seperti itu setiap kali aku bertanya. Orang aneh.

"sudah lama sekali kita tidak bersua tuan putri.. Anda semakin cantik."

"kau terlalu formal, eka." aku pun duduk di dekat nya.

Dia tersenyum lagi. Yah.. Seperti itulah kalau ngobrol dengan nya, banyak greget nya.
Ayah ku sangat suka dengan pria ini, selalu saja membicarakan nya kalau pulang dari kedatuan. Aku juga suka, jantung ku malah mau copot rasa nya kalau sedang bertatapan dengan nya. Tapi aku ga mau, dia ini orang yang membosankan.

Kalau kami bertemu seperti ini, kami hanya bertatapan sebentar, duduk di tepi sungai. Saling diam, ga ada pembahasan apapun. Setelah itu pulang. Bosan banget kan.. Padahal aku suka deg deg an klo lg sama dia.

"putri.."

"iya?"

Tumben dia mau ngobrol.. Kami bertatapan sebentar, dan dia menunduk malu.

"sudah di lamar lagi?" memasang muka cemas.

"sudah, tapi aku tolak lagi. Emang kenapa ?"

Dia nya tersenyum lagi. Ya ampun..

"ternyata masih ada harapan untuk matahari bersinar."
Kata nya.

Aku tak faham apa yang sedang dia katakan, tapi kata - kata nya itu membuat hati ku sejuk. Tak lama setelah itu, kami berpisah. Karena dia harus pulang ke kedatuan bersama para biksu lainnya dengan mengendarai rakit. Aku lihat wajah nya memerah di sapu angin senja. Aku tau dia sedih.

"kita akan bertemu lagi, di kedatuan."
Aku berteriak pada nya. Aku lihat dia tersenyum. Senyum yang selalu aku rindukan.

"ehem... Ada yang lagu ketemuan nih ..."

Aku terkejut, ternyata ayah ku sudah di belakang kami dari tadi.

"ayah.. Dari kapan ayah disini?"

"dari kapan ya? Entah lah.. Tapi ayah suka sekali melihat pemandangan tadi. Setidaknya lebih baik dari pada bertemu dengan anak tukang racun itu lagi." kata ayah.

Aku memasang muka cemberut. Tak lama kemudian, ayah pulang. Aku masih terdiam di tempat ku berdiri. Tiba - tiba saja aku dikejutkan oleh kedatangan Arya yang melompat dari atas pohon.

"seperti nya ada yang habis ketemuan nih.... "kata nya sinis.

" cuma teman.. "aku mencoba menenangkan nya.

" aku tidak akan pernah rela kalau tuan putri ku ini di ambil sama bikhu itu. Karena Aku yang lebih berhak.. "

" oh iya? Ayah ku yang lebih berhak atas aku. "
Aku langsung pergi meninggalkan Arya bersama ke egoisan nya.

" aku akan selalu mengawasi mu putri.. Walaupun kau sedang berada di kedatuan.. Aku tidak akan pernah merelakan kau sama orang lain selain diriku... "

Dia berteriak, aku mendengar nya, aku tau.. Terkadang Arya bertingkah yang bisa membuat ku takut kepada nya. Seperti ingin membunuh ku saja.

Aku juga tidak tau kenapa aku bisa jatuh cinta pada pria gila ini. Bahkan ayah ku saja sudah berulang kali bilang kalau ayah tidak setuju dengan nya, tapi aku tetap saja tidak memperdulikan hal itu.

Sebab kenapa ayah Sangat tidak setuju dengan Arya, bukan hanya dia anak seorang wanita yang berprofesi sebagai tukang racun, tapi.. Dulu ayah nya pernah meracuni salah satu anggota keluarga kerajaan, Demi balas dendam. Gara - gara kakak nya Arya ingin melamar anak dari paman ku, tapi di tolak.

Kakak nya Arya juga di hukum karena berbuat onar di kedatuan. Sehingga ayah nya Arya pun di hukum mati, akibat perbuatan nya yang telah membunuh anggota keluarga kerajaan.

Padahal ibu nya Arya adalah seorang tabib terhebat dan terkenal di seantero negeri. Tapi karena satu kesalahan itu, yang menyebabkan ibu Arya di hukum keluar dari kedatuan dan di kucilkan sebagai tukang racun.

Ctt:
Serikaya adalah nama makanan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience