Bab 7

Romance Series 555

Hukuman

Di hari yang sangat sibuk, tiba-tiba sebuah Keluarga besar datang ke kedatuan dengan emosi, meminta pertanggung jawaban dari kedatuan.

" ampuni hamba yang mulia, orang - orang ini tidak bisa di larang. Mereka menerobos masuk yang mulia. " kata prajurit.

" tahan prajurit, biarkan mereka berbicara ."

"ampun yang mulia, hamba hanya ingin meminta pertanggung jawaban dari adik yang mulia, pangeran Bayan. Atas apa yang sudah terjadi kepada putri kami Semar." jelas santanu.

"prajurit... Cepat panggil pangeran bayan.. Suruh dia datang menghadap ku sekarang." perintah raja.

"baik, yang mulia.." kata prajurit, dan langsung menjemput pangeran Bayan di kediaman nya untuk menghadap raja. Saat itu datuk bayan sedang bersama istri nya.

Setiba nya di hadapan yang mulia raja, bayan melihat orang - orang sudah ramai sekali menunggu kedatangan nya. Dia pun kebingungan, ada apa sebenarnya.

"ampun yang mulia, ini kami bawa kan pangeran bayan di hadapan yang mulia."

"Bayan... apa kah benar kau sudah menghamili perempuan ini?"

Datuk bayan tidak bisa menjawab sepatah kata pun. Dia terkejut saat melihat Semar sedang menangis berdiri di samping nya.

"Semar." kata bayan.

"jawab..." bentak raja.

"i.. Iya yang mulia, hamba sudah melakukan kesalahan. Ampuni hamba yang mulia.." kata bayan memohon ampun dan berlutut pada sang raja.

Raja pun naik pitam, dia memerintahkan prajurit untuk membawa pangeran bayan ke penjara bawah tanah.

Datuk bayan hanya tertunduk lesu, dan menangis.

"yang mulia.. Bagaimana dengan hamba? Hamba minta keadilan." kata Semar.

"Dayang... Bawak dia ke istana belakang ."

"baik yang mulia." kata dayang arum.

Sang raja turun dari singgasana nya dan pergi meninggalkan ruangan , dia menuju penjara bawah tanah menemui adik nya.

"kenapa kau mempermalukan keluarga besar kerajaan? Selama berabad-abad, tidak ada darah keturunan kerajaan ini yang berasal dari perbuatan haram seperti anak keturunan mu itu."

"dia tidak haram kanda.. Kami yang haram.." jelas bayan.

"kau tau itu haram, tapi kenapa kau melakukan nya? Apa kau sangat membenci ku, sampai - sampai kau membuat kesalahan yang sangat fatal terhadap ku? " kata sang raja menangis, Bayan pun ikut menangis. Entah dia menyesal atau tidak dengan semua perbuatan nya.

" prajurit.. Masuk kan nyi Semar ke lapas perempuan..."

"baik yang mulia.." kata prajurit, dan bergegas membawa Semar ke lapas perempuan.

Setelah itu sang raja pun kembali ke istana nya meninggalkan bayan yang menangis sendirian.

Hari semakin larut, dan berganti pagi. Sendirian di lapas, tanpa teman. Bahkan istri nya belum melihat nya sejak kemarin. Dia pun teringat akan kenangan nya dulu bersama Semar, dan janji2 nya. Kalau dia akan menikah dan tak akan pergi dari nya. Menangis tak henti henti nya di lapas itu.

Sementara di istana para dayang. Putri arimbi bersedih setelah di periksa kandungan nya, bahwa dia tidak akan pernah bisa hamil. Suami nya pun mendekam di penjara karena kesalahan yang hina.

"dayang sadu (ibu nya dayang Tanjung) , penderitaan apa lagi yang harus aku tanggung sesudah ini?" tanya arimbi menangis sejadi-jadi nya.

"kuatkan hati mu, budha tau kau mampu melewati ini. Aku dengar, raja akan menghukum perempuan tadi." kata sadu.

Arimbi terkejut, dan berfikir ulang. Menarik nafas panjang dan..

"dayang sadu, mau kah kau menemani ku menghadap raja?"

Sadu mengangguk dan menemani arimbi menghadap sang raja. Mereka mengobrol serius bersama raja, Dan membuat kesepakatan.

Keesokan harinya.

"aku sudah berfikir ulang untuk masalah kalian berdua, prajurit... ku perintahkan kalian untuk membebaskan mereka berdua . Dan kawin kan mereka, kau berhak mendapat kasih sayang disini nyi Semar. tapi satu syarat setelah kau melahirkan anak itu, jika yang lahir perempuan , kau berhak tinggal disini lagi hingga kau melahirkan anak laki-laki.. Tapi kalau kau melahirkan anak laki-laki, kau harus pergi dari sini. Kami hanya butuh keturunan laki-laki . " kata raja.

Semar menangis di ruangan itu, dan di peluk oleh bayan. Disaksikan oleh istri nya sendiri. Raja, meninggal kan ruangan, disusul oleh yang lain hingga keadaan diruangan itu yang tersisa hanya mereka bertiga.

" kau sungguh memalukan... "kata arimbi.

Setelah itu, pernikahan pun di raya kan. Mereka bahagia kecuali putri arimbi yang menangis tersedu2 di kamar nya, dia tidak tahan melihat pernikahan suami dan selir nya. Hingga suami nya masuk ke kamar bersama Semar.

" kenalkan putri, aku Semar."

"iya Semar.. Selamat berbahagia.. Dan semoga
Kau melahirkan anak perempuan, supaya kau bisa tinggal lebih lama disini dan menghancurkan rumah tangga ku." kata arimbi meninggal kan kamar nya.

"arimbi.. Mau kemana kau?" kata bayan.

"aku mau pergi dari sini.. Aku tidak tahan dengan kalian berdua."

Bayan pergi meninggalkan Semar sendirian di kamar dan menyusul arimbi.

"arimbi.. Arimbi... Maafkan aku.. Aku bisa jelaskan yang sebener nya. Aku.. Aku janji aku tidak akan terlalu memperhatikan semar."

"jelaskan apa ? Tidak ada yang harus di jelaskan.. Yang aku tau cuma satu, suami ku bekas orang lain sebelum aku. Dan janji? Kau yakin? Dia mengandung anak mu, sedangkan aku tidak bisa hamil.. Itu mustahil.. Tidak akan aku percaya kata-kata mu itu.. Siapa kah aku ini? Cuma penghancur hubungan kalian berdua.. Aku.. Kenapa aku mau dikawinkan dengan mu.. Bodoh.. "

Pergi meninggalkan bayan yang kebingungan berdiri nematung setelah mendengar kata-kata arimbi. Semar berlari menyusul arimbi. Dan melihat dayang arimbi menangis di pinggir kolam, dia mendekati nya.

" putri arimbi.. Maafkan aku.. Aku tidak tahu bakal jadi seperti ini, aku.. Aku mohon putri jadikan aku sahabat putri arimbi.. Aku mohon.." nyi semar berlutut dan menangis di hadapan arimbi.

"sudah semar, jangan kau tangisi lagi. Jangan kau fikirkan aku, disini tidak ada yang salah maupun yang benar . Seluruh nya sdah jdi kehendak yang kuasa, kita hanya bisa menjalankan apa yang sudah menjadi jadi rencana nya. Sekarang Fikirkan saja nasib mu kedepan nya bagaimana. " kata arimbi sambil menyuruh nyi semar duduk di sebelah nya.

Sejak hari itu, nyi semar dan dayang arimbi bersahabat. Dan arimbi tak henti henti nya memberikan perhatian untuk nyi semar. Seolah dia telah melupakan sakit yang diderita nya. Tapi nasib berkata lain.. Hingga saat bayi nya lahir nyi semar meninggal dunia.. Ternyata yang dilahirkan adalah seorang putra. Dia diberi nama oleh sang raja, Duranjaya..

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience