Bab 16

Romance Series 555

Acara

Kerajaan sedang kedatangan tamu terhormat dari negeri Cina, mereka mengadakan rapat dan pertemuan di aula kerajaan. Sebelum itu, kami menampil kan pertunjukan tari penyambutan seperti biasa.

Hari ini aku di tunjuk untuk memperkenalkan tarian dari kerajaan kami, aku di harus kan menari sendirian di tengah aula nanti dengan di hadiri oleh orang - orang penting dari seluruh negeri.

"kau pasti gugup.." kata dayang ratih.

"sedikit.."

Aku mencoba menahan rasa gugup dengan meminum segelas teh hangat.

"kau harus semangat... Jangan gugup.. Kau mewakili kami semua Tanjung.." kata dayang sri.

"kenapa dayang Asih tidak datang? Seharusnya dia yang tampil hari ini.." kata ku.

"dia.. Sedang sibuk dengan pekerjaan nya." kata dayang ratih.

Aku tau pasti ada sesuatu, tapi aku tidak mau menerka - nerka yang terjadi. Melihat semuanya bekerja dengan baik, aku tidak boleh mengecewakan mereka. Tak lama setelah itu, aku pun tampil di hadapan semua orang yang hadir di aula.

Aku berjalan menuju tengah ruangan, dan mulai menggerakkan badan ku. Mahkota besar yang ku gunakan, serasa tak memiliki volume. Seperti tak menggunakan apapun. Mataku melihat - lihat wajah orang yang datang. Tak ada eka.. Eka.. Dimana kau..

Hatiku menjerit.. Tanpa sadar aku menitik kan air mata. Orang - orang yang menyaksikan ku, bertepuk tangan. Aku tak tau apa yang mereka sukai dari penampilan ku hingga selesai.

"wah... Penampilan mu bagus sekali..
Hey... ada apa dengan mu?" tanya dayang ratih bingung.

Aku tak perduli kan dia, dan langsung pergi.

Ayah ku terlihat bahagia tengah berkumpul bersama tamu kerajaan. Tidak, aku tidak boleh terlihat sedih. Aku mendekati ayah dan ikut mengobrol.

" datuk.. perkenalkan, ini putri saya.." tangan ayah merangkul ku dan tersenyum.

"ia bernama putri dayang Tanjung."

Aku memberikan salam kepada orang - orang.
Aku mendengar diantara mereka ada yang berbisik..

"cantik sekali putri anda, pangeran.. Apakah putri anda sudah anda jodoh kan dengan seorang pemuda?" tanya datuk asman.

"putri ku akan mendapatkan pemuda yang ia pilih sendiri." Jawab ayah.

Orang - orang itu hanya berbisik kecil. Aku tahu apa yang mereka bicara kan. Aku kemudian meminta izin kepada ayah untuk pergi ke belakang.

Langkah ku membawa ku kehalaman belakang, berdiri di antara pilar pilar bulat sebesar tubuh ku. Aku duduk di bawah nya, melamun kan seseorang yang tidak akan mungkin datang untuk ku.

Lamunan ku terhenti saat melihat seekor merpati hitam berjalan mendekati ku, aku mengambil nya dan membelai merpati itu, tak sengaja jari ku menyentuh pergelangan kaki nya, seperti ada sesuatu yang di kait kan disana. Aku mencoba melepaskan kaitannya. Ternyata sobekan lontar.

"pasti tuan mu tidak melepaskan lontar nya dengan benar."

"sssstttt.... Putri..."

Dila memanggil ku di balik semak-semak. Aku mendekati nya.

"kenapa kau bersembunyi di sini?"

"aku di larang masuk oleh penjaga, jadi aku diam-diam pergi ke belakang. Ternyata kau disini."

"iya, aku sedang tidak nyaman di dalam. Ayo kita pergi."

"apa, tidak apa - apa kalau kita pergi seperti ini?" melihat penampilan ku yang masih mengenakan aesan.

Aku menarik tangan dila dan pergi ke luar istana.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience