Bab 11

Romance Series 555

Ikatan

Eka membawa keluarga nya dan berbicara dengan ayah soal pernikahan. Eka dan aku sudah saling mencintai, dan aku pun meng iya kan tapi dengan satu syarat.

"aku ingin kau memberi ku tusuk konde berbentuk bunga Tanjung yang dibuat dari emas.. Bisa kah kau memenuhi nya?"

"aku akan berusaha menyanggupi apa yang menjadi persyaratan pernikahan kita. Tapi, berilah aku waktu 3 bulan untuk mencari kan apa yg menjadi syarat itu. Kalau lewat dari 3 bulan aku belum kembali, silahkan untuk putri mencari pengganti ku. Aku akan berusaha mengikhlas kan. " jawab eka mantap.

" kau mau mencari di mana? Buat kan saja pada tukang emas yang ada di kedatuan. "kata ku.

" tidak, kau lah istimewa bagiku.. Aku tau di mana tempat yang bisa membuat kan perhiasan cantik itu, tapi tidak disini. Aku harus menempuh perjalanan jauh. Kau mau bersabar kan menunggu ku.? "

" tapi eka.. Aku tidak mau kau kenapa kenapa. "

" jangan khawatir putri, aku berjanji. " kata eka.

Aku tak bisa menjawab apa apa lagi hanya bisa menelan ludah saja. Aku pasti akan sangat merindukan mu.

Beberapa hari kemudian, eka pun berpamitan untuk pergi mencari persyaratan itu. Aku memberikan bunga Tanjung yang ada di rambut ku untuk nya.

"aku sangat mencintaimu, tolong kirim kan aku surat mu. Supaya aku tahu bagaimana kabar mu, cinta mu, dan dirimu." aku menangis di hadapan nya.

Dia hanya tersenyum dan menghapus air mata ku, menahan tangis nya yang sudah hampir meledak.

"aku akan selalu mengirimkan mu surat. Aku mencintaimu.. Selalu mencintaimu, kalau aku tak kembali selama 3 bulan.. Tak apa kau mencari pengganti ku."

Aku menggeleng kan kepala ku dan memegang tangan nya yang masih ada di pipi ku.

Kapal nya sudah mulai berangkat. Aku akan kesepian. Rindu yang selalu mengikat, aku harap dia segera kembali. Hanya bisa melambaikan tangan dan melihat kapal itu mulai menjauh, semakin menjauh.. Orang orang sudah pulang kerumah masing masing. Dan aku masih melihat kapal itu menjauh dari dermaga. Aku keseorangan.. Menyesal dengan persyaratan itu.

Setiap hari aku menunggu kedatangan kapal eka, setiap hari pula surat nya datang pada ku, mengabari ku kalau dia sudah sampai pada pulau yang jadi tujuan nya, dan berkata bahwa orang orang disana sangat baik pada nya.

Aku bersyukur sekali, dan selalu menunggu nya di sini di hujung sungai ini, duduk di atas bongkah batu. Tempat dulu bertemu dengan nya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience