Bab 13

Romance Series 555

Hanyut

Semenjak berpisah nya aku dan eka, aku hanya bisa merenung. Ayah yang biasa nya sibuk sekali mau menjodoh kan ku pada semua pria cadangan nya, pun tak bisa melakukan apa-apa.

Mungkin ayah merasa takut dengan kejadian yang sama nanti. Yang pada akhirnya akan menyakiti ku saja.

Sore itu aku dan teman teman ku mandi di sungai, seperti biasa aku selalu melamun memikirkan keadaan eka.

Mereka yang sibuk saling siram, kejar2an di air tak ada yang aku perdulikan. Hingga wadah minyak untuk aku keramas terjatuh dan hanyut.

Ketika di rumah, aku baru menyadari kalau wadah minyak ku hilang. Kebetulan si dila mampir kerumah ku, kata nya dia mau menginap. Disuruh ibu nya.. Hehe..

"dil, kau melihat nya?" tanya ku.

"tidak.. Mungkin hanyut putri.." kata dila

"astaga.. Bisa2 aku di marahin sama ibu.. Itu kan pemberian dari ibu ku." kata ku merengek.

"terakhir kau taruh dimana?"

"di pinggir rakit, tempat kita mandi."

"ya sudah, malam ini kita ke sungai lagi.. Siapa tau kau cuma kelupaan membawa nya pulang." kata dila.

Aku mengangguk dan menyisir rambut ku.
Pada malam hari nya, setelah makan malam aku dan dila izin ke ayah untuk pergi ke luar. Kami bilang hanya ingin Keliling2 taman belakang saja. Begitu ayah mengizinkan, kami langsung pergi menuju sungai.

Akan tetapi, benda yang kami cari tetap tidak ada. Kami pun kembali dengan tangan kosong.

"ya sudah.. Jangan sedih.. Besok kita cari lagi.." kata dila mencoba menghibur ku.


*****

Sementara di tempat lain tak jauh dari istana dayang rindu, ada beberapa nelayan muda yang sedang asyik mencari ikan di larut nya malam. Sambil menyanyi mereka menjaring ikan.

Tapi salah satu dari mereka ada yang kesulitan melepaskan sesuatu yang menyangkut di jaring nya.

"apa kiranya yang menyangkut ini?"

"ini kan botol? Sama tepak?" kata tao kebingungan.

"kenapa jaring mu? Rusak?" tanya jingmi.

"ga tau, seperti ada sesuatu yang nyangkut.." dia pun memperhatikan botol yang ia temukan.

"barang ini seperti milik bangsawan, aku simpan dulu saja.."

"wah.. Botol milik bangsawan... Lihat.. Botol saja cantik begini, bagaimana perabot lain nya.." jingmi merebut botol itu dari tangan tao.

"hey.. Jangan.. Itu mau ku kembalikan pada pemilik nya.."

"ini.. Ambil lah.. Kemungkinan pemilik nya tidak jauh dari sini. Karena kita kan memang di tengah - tengah sungai yang ada di antara dua istana.." kata jingmi.

"iya juga ya.. Ya sudah, aku simpan saja dulu."

Malam itu memang hasil ikan tangkapan mereka sangat banyak. Hanya tao mendapatkan hasil sedikit, karena jaring nya robek. Hingga pagi hari nya mereka pulang dengan bahagia..

Di pinggir sungai, mereka sudah di sambut oleh keluarga mereka untuk mengumpulkan semua ikan hasil tangkapan nya ke tepi sungai dan di pisah kan sesuai jenis ikan nya.

"tao... Kenapa hasil tangkapan mu sedikit? Ibu mau membuat penganan dari ikan-ikan mu.."

"iya bu.. Jaring ku rusak.. Seperti nya aku harus pergi ke pasar dulu untuk beli yang baru." kata tao

"hey.. Kenapa dengan jaring mu...?" tanya ibu nya.

"semalam seperti nya ada yang menyangkut di jaring nya bi.. Jadi jaring nya sobek.." jelas jingmi.

"kau ini.. Harus nya hati-hati.. Ini uang, dan pergi cepat ke pasar.. Supaya malam ini kau dapat banyak ikan untuk ibu mu.." mengeluarkan beberapa koin dari saku nya.

"baik bu.." mengambil uang dari tangan ibu nya dan berjalan menuju pasar.

Dia tak sadar kalau sedari tadi dia telah di tunggu oleh mei-yin yang berdiri di dekat pohon kelapa yang berada di pesisir sungai. Dengan berjalan berjinjit-jinjit sedikit berlari manja dia mendekati tao.

"taaooo... Aku temani ya..!" kata mei-yin.

"terserah kau.."

Mei-yin mengikuti langkah tao dari belakang.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience