Bab 6

Romance Series 555

Pengantin

Bunga melati berserakan di atas kasur, terlihat untaian melati yang akan di pasangkan di rambut Sita bersama bunga - bunga lain nya. Harum khas bedak tercium menyengat di hidung. Sita yang duduk terpaku masih menyisakan kebingungan dalam hati nya dan bertanya-tanya ada apa gerangan, kenapa tiba tiba saja dia di rias seperti akan menikah.

"wah.. cantik sekali pengantin kita satu ini.." kata kak sari, tukang make up pengantin yang paling ramah di kampung itu.

"pengantin?"

"iya .. Kan adik yang mau kawin harini sama pandi. Tidak mungkin adik melupakan hari bahagia nya sendiri."

"kawin sama pandi?" Sita terkejut.
Seket berdiri setelah mendengar kata - kata kak sari kalau dia akan di kawin kan dengan pandi.

"kak Jaya.." kata Sita sambil menghapus bagian lipstik nya, dan pergi menuju dapur.

Sita berlari dan menangis, semua tetangga melihat dan mencoba mengejar Sita keluar rumah, tapi naas. Sita terpeleset dan jatuh ke dalam sumur tepat di depan pintu rumah nya. Dan meninggal di tempat.

Para tetangga yang menyaksikan itu terperangah dan berteriak.
Tak jauh dari sana ternyata rombongan putri dayang Tanjung sudah datang.

Tanjung turun dari kuda nya dan berlari menyusul ke sumur. Seakan tak percaya melihat Sita, sudah mengenakan kebaya berwarna kuning kecoklatan dan songket emas, serta mahkota kecil pengantin tergeletak di tengah sumur.

"tidaaaaaakkk..." teriak Tanjung.

Para tamu yang tak tau apapun di ruang depan pun terkejut saat mendengar teriakan Tanjung. Dan pergi menuju suara itu.

"Sita.. Kenapa kau melakukan hal ini..? Astaga.." Tanjung menangis tanpa henti di depan sumur itu.

Mang danu berdiri di tepi sumur melihat anak gadis satu2 nya meninggal dunia, terhuyung lemas. Ibu nya tak kalah shock dengan kejadian itu, dia berapa kali pingsan.

Pandi saat mengetahui kalau calon istri nya telah mati di sumur, dia langsung ikut terjun ke sumur yang sama, dan meninggal pula.


****

Di kediaman duranjaya.

"lontar, dari siapa ini?" kata Jaya. Melihat burung merpati hinggap di tepi pekarangan rumah nya.

"putri Tanjung.. Astaga.."
Duranjaya langsung pergi menunggangi kuda nya dan menyusul ke rumah Sita.

Betapa terkejut nya dia saat sampai di kediaman Sita, semua nya telah selesai. perempuan yang ia cintai sudah tergeletak di tepi sumur setelah di angkat oleh para pemuda di sekitar situ.

"Sita... Sitaaa....." menangis tersedu2.

Semua orang yang melihatnya ikut menangis. Dan tak pernah menyangka akan terjadi tragedi seperti ini.
Putri Tanjung yang berdiri di samping mereka. Duranjaya memeluk Sita, terlihat tangan Sita bergerak Dan mencoba untuk berbicara.

"kak Jaya.. Bisa kah kita berjanji.. Di kehidupan selanjutnya kita akan bersatu kembali..?" kata sita.

"iya.. Iya.. sita.. Kak Jaya janji.. Kita akan bersatu lagi.. Kali ini kakak tidak akan pernah melakukan kesalahan lagi.. Bertahan lah.." ucap duranjaya.

Sita tersenyum bahagia di pelukan duranjaya. Dia melihat putri Tanjung tersenyum. Mencoba menggapai tangan Tanjung.

"putri, izin kan aku jadi sahabat mu lagi. Kalu aku nanti bertemu dengan salah satu keturunan mu, aku bakal tahu."

Tanjung mengangguk. Setelah perbincangan kecil itu, Sita sudah tidak bernyawa lagi.

"kakak janji sita, kakak janji." kata duranjaya meraung menangisi mayat Sita yang sudah terbujur kaku di pelukan nya.

Setelah semua itu, kami semua merenung di pinggir sungai, duduk pada rakit2 yang ada di tepi sungai. Semua hening tak ada yang berbicara sedikit pun. Yang terdengar hanyalah desiran air yang tersapu ombak kapal2 para pedagang di sebrang sana.

Aku melangkah pulang, disusul teman2ku. Mereka juga hanya bisa terpaku.

Di tepi sungai, terlihat orang - orang sedang mengkremasikan mayat Sita. Asap nya mengepul seakan menutupi matahari di sore itu.

Setibanya di rumah, aku mendekati ibu yang sedang merangkai bunga melati. aku memberanikan diri bertanya kepada ibu ku tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"buk.. Apa yang sebenarnya akan terjadi dengan nasib perempuan biasa yang kawin dengan orang kedatuan? "

"mereka akan di jadikan gundik. Dan tinggal di istana belakang ." jawab ibu.

"kenapa bisa seperti itu ? Harus nya kan dia bisa menjadi jadi tuan putri..? " aku mengatakan itu seakan tak percaya.

"itu tidak akan pernah terjadi Tanjung.. Itulah nasib mereka . Sama seperti nasib ibu kandung nya duranjaya, Cek Semar."

"apa yang terjadi padanya buk?"

"dulu, datuk bayan pernah jatuh cinta dengan Semar, perempuan dari Anak nelayan, mereka sering bertemu di pasar ikan. Datuk bayan itu salah satu pemuda tampan di kedatuan. Dia sering ikut kakek mu membeli ikan buat kedatuan. Nah di situ lah mereka berkenalan, saling kirim lontar, terus sering bertemu."

"tunggu dulu.. Ibu tau dari mana ?" tanya ku.

"Datuk bayan dan ibu dulu berteman akrab , dia juga dulu sering bercerita pada ibu soal Semar. Nah dari situ, berhujunglah pada perbuatan nista seperti yang dilakukan duranjaya dan Sita, Sampai pada akhirnya cik semar hamil. Padahal datuk bayan waktu itu akan di jodohkan dengan putri dayang Arimbi. "

" oh... Persis seperti situasi sekarang . "kata ku.

---------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa tinggal kan jejak ya.. ??

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience