Part 14.

Romance Completed 15770

Dania termenung sendirian. Sudah hampir dua minggu dia meninggalkan rumah. Sekali pun Datuk Rais tidak pernah menelefonnya.

" Mungkin aku dah tak penting. Sedar diri lah Nia " katanya sendirian.

Dania mencapai berus dan beberapa tiub cat, seperti biasa hanya dengan melukis dapat menenangkan jiwanya.

Tok..tok..

" Masuk " .

Pintu bilik Dania dikuak perlahan. Mar melangkah masuk.

" Amboi busy nya melukis " tegur Mar.

" Ini jer yang aku mampu buat Mar " jawab Dania.

Mar melabuhkan punggungnya di birai katil Dania.

" Kau okay Nia? " soalnya prihatin.

Dania mengangguk perlahan.

" Aku okay " .

" Aku tahu jiwa kau tengah serabut sekarang ni. Aku harap kau sabar ya " .

Dania menoleh memandang Mar.

" Orang dah tak perlukan aku Mar. Buat apa aku nak serabutkan kepala aku untuk fikir semua ni? " .

" Kau jangan salah faham Nia. Aku yakin papa kau pun tengah risau fikirkan kau " .

" Kalau dia risau, dia akan telefon Mar. Dah dekat dua minggu aku keluar daripada rumah tu. Sekali pun dia tak pernah cari aku. Nampak sangat betapa aku tak penting dalam hidup dia. Aku ni bukannya anak yang baik " .

" Nia, janganlah cakap macam tu. Kau buat aku sedih lah " .

Dania ketawa kecil.

" Dah lah. Tak payah cakap pasal ni lagi " .

" Okay sekarang ni kita cakap pasal kau dengn Ikmal pulak " .

Dahi Dania berkerut.

" Kenapa aku dengan Ikmal pulak? " .

" Yelah sebab kau orang kan pasangan yang sangat serasi " .

" Banyaklah kau punya serasi. Tak ada maknanya " .

" Kau tak rasa apa-apa ke Nia? " .

" Rasa apa pulak Mar? " .

" Rasa cinta " .

" Ishh merepek lah. Aku baru jer jumpa Ikmal tu. Takkan lah dah jatuh cinta pulak " .

" Aku lupa kau kan susah nak jatuh cinta. Eh tapi kan kalau kau suka dekat Ikmal tu, aku boleh tolong. Dia pun single lagi tau " .

Dania menjeling geram.

" Tak kuasa lah aku layan kau Mar " .

Mar ketawa. Suka benar dia menyakat Dania.

???

" Hai Nia " sapa Ikmal.

Selepas sarapan tadi dia tidak tahu hendak ke mana. Bosan kalau duduk di rumah seorang diri. Jadi dia datang ke tempat Dania. Sekurang-kurangnya ada juga kawan hendak berborak.

" Eh Ikmal, hai " .

" Busy ke? " .

" Eh taklah biasa jer " .

" Nia, kalau awak tak kisah boleh tak saya duduk sini? Borak-borak dengan awak " .

" Sure. Why not? " .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience