Hari ini akan berlangsungnya perasmian galeri Ikmal dan Dania yang diberi nama Malnia, sempena gabungan nama mereka berdua.
Ramai pelanggan yang hadir. Lukisan-lukisan mereka juga laris dijual dalam masa beberapa jam sahaja. Kedudukan galeri mereka memang strategik.
" Tahniah Mal, Nia. Kau orang memang bagus. Good job " ucap Haziq.
Haziq juga datang ke galeri mereka pada hari ini bersama dengan Mar.
" Thank you bro " balas Ikmal.
" Thanks Haziq " Dania tersenyum kecil.
Dia terlalu gembira hari ini. Impiannya selama ini akhirnya tercapai. Ini semua dengan bantuan Ikmal.
" Congrats babe. You did it " Mar memeluk erat tubuh Dania.
" Thank you so much Mar. Kau selalu ada di sisi aku. I love you " .
" Love you too " .
Haziq dan Ikmal hanya menjadi pemerhati antara mereka berdua.
???
" Nia, awak happy? " soal Ikmal.
Ketika itu mereka di sebuah restoran untuk makan malam.
" Yaa of course saya happy. Kenapa? ".
" Saya nampak awak happy. Tapi macam ada something. Dari raut wajah awak saya nampak macam ada benda yang membuatkan awak tak happy " .
Dania ketawa kecil.
" Kenapa awak ketawa Nia? " soal Ikmal.
" Awak ni bukan setakat ada bakat melukis jer Ikmal, rupanya ada bakat lain jugak ya " .
" Saya agak jer " .
" Tak adalah saya happy jer " .
" Kalau awak perlukan kawan untuk berkongsi cerita, saya sedia ada untuk awak Nia " .
" Terima kasih Ikmal " .
" Ya sama-sama " .
" By the way Nia, awak pernah ada kekasih? " .
" Kekasih? Tak pernah ada pun Ikmal".
" Seriously? So saya ada chance? " .
Dania terdiam. Errr..kelu terus lidah.
" Makanan dah sampai pun. Jom makan " Dania pantas menukar topik.
???
" Nia " .
Dania yang sedang sibuk menyusun lukisan-lukisannya menoleh memandang pemilik suara yang menegurnya.
" Papa? " .
???
" Papa nak apa? Bukan papa dah buang Nia ke? " soal Dania sinis.
" Nia, papa tak bermaksud macam tu pun. Papa cuma.. " .
" Tak nak Nia malukan papa? Kan? So tak perlu papa nak datang cari Nia semula " pantas Dania memotong kata-kata Datuk Rais.
" Nia, papa minta maaf. Tolong balik semula ke rumah " pujuk Datuk Rais.
Dania menggeleng.
" Nia tak kan balik. Nia tak kan berhenti melukis macam yang papa mintak " .
" Nia, papa tak kisah dah kalau Nia nak melukis. Papa cuma nak Nia balik ke rumah semula sayang ".
" Tak perlu lah susah-susah papa pujuk Nia. Nia tak kan balik " .
Share this novel