Episod 15

Romance Completed 9435

Mawar perlahan-lahan turun dari katil dan menuju ke bilik air. Jam menunjukkan pukul 4.45 pagi. Sepuluh minit kemudian, dia keluar dengan baju t-shirt hitam dan seluar track warna sedondon. Rambutnya di gulung kemas dan di sanggul rapi. Sweater kesayangannya di sarung ke tubuh. Dia mencapai kasut but hitamnya di dalam almari, hadiah dari Rayyan. Mawar menghampiri Rayyan yang masih lena di buai mimpi. Dia duduk di birai katil perlahan-lahan agar suaminya itu tidak terjaga dari tidur.
" i love you abang... jangan marah Mawar," Mawar berbisik syahdu dan mencium bibir Rayyan lembut. Entah kenapa dia terasa sebak, bagaikan ini kali terakhir dia berjumpa suaminya itu. Dia tidak dapat menyangkal perasaannya pada lelaki itu. Semakin hari, hatinya mula terpaut pada Rayyan. Cinta di hatinya mula mekar. Mawar mengesat air mata yang belum jatuh, dia cepat-cepat mencapai butnya. Tanpa menoleh, dia berlalu pergi. Rayyan membuka matanya dan merenung syiling. Wajahnya kelihatan begitu serius. Matanya terlihat kejam dan dingin. Dia mencapai telifon di atas meja tepi katil dan mendail satu nombor.
" hello..,"

Zack ke hulu ke hilir di ruang tamu rumah. Sesekali dia menjeling jam di tangannya. Sudah satu jam selepas Mawar menalifon, tetapi bayang temannya itu masih belum kelihatan. Tiba-tiba pintu rumah di ketuk dari luar.
" assalamualaikum..," Zack cepat-cepat membuka pintu.
" waalaikumsalam..," Zack menjawab. Dia lega bila terlihat Mawar di situ. Mahu saja dia memeluk Mawar, tetapi di tahannya.
" kau okay?," Mawar bertanya seraya melangkah masuk. Zack hanya mampu menggeleng.
" ka..kau bawak duit?," Zack terus bertanya pada Mawar. Temannya itu mengeluh.
" aku tak boleh keluarkan duit macam tu je Zack...tiga juta tu banyak..., bukan boleh cucuk dekat bank..., aku bukan tak ada duit..lebih dari tu pun ada..tapi, aku kena berurusan dengan bank...," Mawar menjelaskan. Zack terduduk bila Mawar berkata begitu. Dia menggosok-gosok rambutnya yang sudah kusut.
"Ha..habis tu? Macam mana kita nak selamatkan Mak dengan Lily?," Zack bertanya dengan wajah yang sudah sembab menagis. Mawar mengeluh berat. Hanya ada satu cara.
" kita tunggu dia call, biar aku yang cakap...," Mawar berkata senada, seperti tidak gentar dengan situasi itu. Zack mengetap bibirnya, menahan seribu rasa. Harapannya makin tipis. Tak terbayang jika emak dan adiknya di bunuh depan mata.
Mawar sayu melihat keadaan teman baiknya itu, perlahan-lahan dia menepuk belakang Zack.' Ya Allah..selamatkanlah kami semua...aku mohon padamu..,'.

Beberapa orang lengkap berpakaian ninja sudah berkumpul di satu bangunan. Separuh wajah mereka, dari hidung ke mulut di tutup dengan kain hitam, hanya mata mereka terlihat jelas.
" boss..., semua dah ada..," salah seorang dari mereka berkata sambil menunduk hormat pada seseorang yang sedang duduk di kerusi besar. Lelaki yang di panggil boss itu membelakangi mereka semua.
" bagus...,kau dah sediakan senjata aku?," Lelaki itu bertanya dengan suara dingin.
" sudah boss..,"
" pastikan ikut apa yang aku suruh..., ingat..., 'dia' milik aku...," lelaki itu berkata lagi sambil bermain jari di bibirnya.
" baik boss..," mereka semua menjawab serentak dan membongkok hormat.

Zack terus mencapai telifon yang berdering. Terketar-ketar tangannya ingin mengangkat panggilan. Tiba-tiba Mawar merampas telifon di tangannya.
" hallo..," Mawar berkata dingin.
" bila kau jadi pondan?," terdengar suara Feng di hujung talian. Suara itu masih di kenali Mawar. Musuh lamanya.
" eh..setan.. kau tak puas lagi duduk penjara? Oh lupa pulak..., kau kan banyak cable..., senang lah kan...," Mawar berkata sinis. Sesaat sunyi di hujung talian.
" aku macam kenal suara kau ni..,"
" aku..kawan baik kau.., "
" Red..Red Rose? Budak kaya tu? Hahahaha...hidup lagi rupanya..," terdengar Feng ketawa di hujung talian. Mawar masih beriak biasa sambil mengunyah gula-gula getah di mulut. Hanya matanya saja merenung tajam dan dingin, sama seperti dulu.
" ko nak buat apa dengan tiga juta?"
" wah..wah..nampaknya abang kau mintak tolong ya..., bagus..senang kerja aku.., aku tau kau banyak duit..., setakat tiga juta tu petik jari ajakan..., aku malas nak sembang..., petang ni pukul 3.30, bawah jambatan biasa..., aku nak tiga juta.., kau mesti dah tau kalau duit tu tak ada, aku akan buat apa kan..," Feng berkata serius.
" aku nak buat satu tawaran dekat kau...,"
" aku tak nak tau..," Feng berkata kasar. Dia kenal benar dengan Red Rose, budak perempuan itu licik.
" kau tak nak tau? Walaupun kau akan dapat lebih dari tiga juta?," Mawar bertanya dengan senyuman sinis di bibir. Feng terdiam bila Mawar berkata begitu. Selang beberapa minit baru dia bersuara.
" apa tawaran kau?," Feng berminat.
" gantikan aku dengan dieorang..," Mawar menjawab, tetapi di tertawakan Feng.
" aku anak jutawan..., kalau kau mintak lima juta pun, papa aku akan bagi..., kau pilih...," Mawar berkata tegas.
" Red..," Zack terkejut dengan apa yang baru di dengarnya.
"Baikk...aku terima.., jumpa aku dekat jambatan...tapi ingat...jangan libatkan polis..., kalau aku tau...sekarang pun aku boleh tembak dieorang...jangan cuba nak tipu aku.." Feng berkata keras.
" okay...," Mawar menjawab sebelum mematikan talian.
" Red..jangan buat macam ni..., aku sanggup mati dari biarkan kau pergi..., kalau Feng nak bunuh kami anak beranak..aku pasrah..., please Red, kau balik lah..., aku terima takdir aku..., kau jangan sia-siakan kebahagiaan kau dengan Rayyan...aku tau kau datang ni pun tak bagitau sesapa kan?," Zack berkata.
" habis, kau rasa aku boleh hidup bahagia ke kalau korang mati!!! Aku dah anggap korang family aku Zack!!! Bila aku dengar kau cerita...aku rasa nyawa aku dah melayang sama...., jadi tolong!! Tolong hargai kasih sayang aku kat korang...., kalau nak di bandingkan budi Mak dengan kau pada aku...,aku tak terbalas...," Mawar berkata separuh menjerit. Tangisnya pecah juga, cuma wajahnya masih bengis dan dingin.
" tolong Red...aku merayu...kau balik lah..jangan buat aku menyesal mintak tolong dengan kau...aku tak patut cerita dekat kau pun...," Zack berkata sambil memegang tangan Mawar. Tangannya di tepis kasar.
" tak...aku tak akan berpatah balik..kau kenal aku dah lama kan?? Kau lebih tau siapa aku dari diri aku sendiri..., kau nampak semua yang aku buat..., jadi jangan pernah berharap nak pujuk aku bila aku dah buat keputusan...ni muktamad!!! " Mawar berkata tegas.
" kalau jadi apa-apa pada kau..apa aku nak cakap dekat Rayyan?..please Red..tarik balik kata-kata kau...aku tak sanggup..., biar aku aja yang ganti...," Zack masih merayu.
" No!!!!," Mawar menjerit tegas. Biarlah apa pun yang terjadi. Dia takkan menoleh ke belakang lagi. Mawar mengusap lembut perutnya..'anak mama, kamu kena kuat dekat dalam tu.., berjuang dengan mama..., bagi mama kekuatan kamu..., seperti arwah nenek yang sentiasa lindungi mama..., kamu juga kena kuat..., biar kita bertarung berdua..' bisiknya dalam hati.

Seperti yang di janjikan, Mawar dan Zack pergi ke bawah jambatan, tempat pertarungan mereka dulu. Di situ memang banyak kenangan mereka bersama. Kenangan bertarung dan bergaduh. Mawar berwajah selamba, seperti tiada apa yang perlu di risaukan, manakala Zack sudah menggigil takut. Ketiga-tiga mereka kesayangannya, jika ikutkan hati, dia lebih sanggup menggadaikan nyawa untuk mereka, dari melihat mereka tersiksa begini. Selang beberapa minit, terlihat kereta pacuan empat roda menuju ke arah mereka. Mawar menggigit gula-gula getahnya sambil merenung tajam ke depan. Feng keluar bersama konco-konconya. Mak Nab dan Lily di heret sambil mata ditutup dengan kain. Mawar berjalan ke depan berhadapan dengan Feng.
" aku pelik dengan kau..., apa yang bernilai sangat dieorang ni sampai kau sanggup tukar tempat dengan dieorang?" Feng bertanya pada Mawar.
" suka hati aku lah..., kau nak duit kan? Jangan banyak bunyi..," Mawar berkata selamba. Feng pula tersenyum sinis sebelum mengangguk pada orangnya. Mak Nab dan Liliy di lepaskan, manakala Mawar di tutup matanya. Mak Nab dan Lily memeluk Zack, erat.
" Ma..Mawar...," Mawar hanya tersenyum bila terdengar suara Mak Nab memanggilnya.
" Zack...kenapa Mawar di bawa pulak?" Mak Nab bertanya cemas. Zack tidak mampu menjawab pertayaan wanita itu. Dia hanya melihat Mawar di bawa pergi.
" YA Allah..lindungi dia," Zack berbisik dengan air mata di pipi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience