SEMBILAN BELAS

Romance Completed 65601

Setelah hari itu Han tidak pernah mengirim ataupun menerima sms darinya lebih dari satu minggu. Sebenarnya dia ingin sekali tapi ditahannya, dia berusaha menahan semua keinginannya. Dengan sejuta perasaan yang mengganjal Han melalui hari-hari dengan senyum yang dipaksakan. Bahkan pemuda itu sering melamun diteras depan bila sore tiba dan teman-temannya belum datang dari kampus.

Sore itu Han duduk sendiri ditepi kolam, dibawah rimbunnya pohon rambutan yang mulai berbunga. Mengamati ikan warna-warni milik Pay. Mereka sepertinya tau perasaannya yang gundah. Han memasukkan tangannya kedalam kolam, ikan-ikan itu menyapanya dengan lembut sambil sesekali menabrakkan tubuhnya disela-sela jari kokoh pemuda itu. Kemudian terlihat Pay datang bersama Nina, mereka tersenyum kearah Han.

“Ngapain Han?’’

“Nih ngasih makan kekasihmu.”

“Awas kalau kamu jatuh cinta pada mereka!”

“Ha…ha….”

Pay masuk kedalam rumah, sementara Nina menghampirinya.

“Sudah pulang dari tadi Han?’

“Iya, sekitar jam sepuluh, dari mana?”

“Dari jalan-jalan sama Pay.”

“Kemana?”

“Biasa, belanja ke Mall.”

“Mau makan apa?”

“Emang kamu belanja apa saja?”

“Macam-macam, ada ikan, ayam, sayur-sayuran, pokoknya lengkap deh!”

“Mana?”

“Itu tadi yang dibawa Pay masuk.”

“Hari ini biar aku yang masak!”

“Emang bisa?”

“Ya…lihat saja hasilnya?”

Han merangkul Nina, lalu mereka masuk kedalam. Menemaninya kedalam kamar sebentar, membiarkannya pergi kekamar mandi dan setelah itu Han melangkah kedapur. Entah kenapa dia ingin sekali memasak. Han yakin teman-temannya pasti heran kalau tau Han jago masak dan masakannya sangat enak.

“Mereka tidak tau kalau nenekku adalah koki kelas atas!” guman pemuda itu. Dengan cepat dan sangat lincah Han mengambil beberapa macam bumbu masak, menyiapkan peralatannya dan mulailah dia memasak dengan nyanyian kecil mengiringinya. Han teringat saat keil dulu. Saat dia sering sekali dimarahi nenek-nya karena selalu menggagunya saat beliau mendapat tugas didapur. Han tertawa sendiri bila ingat itu semua.

“Wah… aromanya sangat harum, masak apa Han?’

“Sudah…kamu tunggu diluar sana!”

Han mengusir Jack yang tiba-tiba masuk kedapur.

“Kamu bisa masak?’

“Sudah…kamu keluar saja, tunggu diluar nanti kalau sudah siapa pasti kupanggil” Han menuntun sahabatnya pelan menuju pintu dapur, dai hanya tersenyum sepertinya tidak percaya kalau nanti masakan itu rasanya enak.

Sekitar setengah jam Han berada didapur bergelut dengan berbagai macam bumbu masakan yang dibuatnya sendiri. Dalam waktu yang singkat itu telah tersaji bebarapa macam menu, namun pemuda itu tidak tau apa namanya. Han hanya asal-asalan membuatnya, tapi dia yakin siapa saja yang menyantapnya pasti akan berkata ‘hemm…enak’ sambil mengangguk-anggukan kepala.

“Lho…sudah selesai Han?’’

“Bentar lagi Nin, Arif sudah datang?”

“Sudah.”

“Siapkan piringnya ya, lalu panggil mereka semua!”

“OK.”

Nina lalu menyiapkan beberapa piring. Han masih sibuk dengan oseng-oseng terakhirnya.

Semua telah tersaji dimeja makan, Mereka semua telah menghadapi piring masingmasing.

“Silahkan dicoba!”

Han memulai acara makan itu dengan sedikit senyum.

“Wah…enak, ini masakan apa Han?”

Jack adalah orang pertama yang berkomentar setelah mencicipi masakan itu. “Itu namanya oseng-oseng kikil Manado!” Han menjawabnya asal-asal karena dia juga tidak tau apa nama sebenarnya masakan semacam itu. “Wah…yang ini lebih enak dan lebih pedas, apa namanya?”

“Oh…itu namanya, sambal teri Makasar.”

“Wah…yang ini apa Han, rasanya mantap pas bumbunya?”

“Itu namanya, tempe penyet ikan bakarArab.’’

“Gila…masakan seperti ini belum pernah kurasakan.”

Pay, Nina dan Arif hanya diam, mereka sepertinya penasaran dengan pembicaraan mereka berdua.

“Ayo silahkan dicoba, nanti menyesal lho kalau kuhabiskan semua!”

Han hanya tersenyum dengan ucapan Jack, kemudian mereka mulai mencoba masakan itu. Semua berkomentar kalau masakan itu enak.

“Ini apa Han?”

“Itu namanya apa ya?”

Han sudah bingung harus memberi nama apa. Setelah berpikir sebentar dia lalu menjawab pertanyaan Pay.

“Itu oseng-oseng jamur, biasanya disebut ca jamur saos Batak.’’

“Memang saosnya bikinan orang Batak?”

“Bukan, hanya saja masakan itu paling disuka orang Batak, itupun aku mendengar dari nenek.”

“Oh….”

Han tersenyum melihat Pay yang begitu saja percaya dengan ucapannya barusan.

Acara makan malam itu masih dihiasi rasa heran dihati teman-temannya.

“Han tidak kusangka kamu pandai memasak.”

“Ah…biasa saja Nin, mungkin hanya masalah kebiasaan, lagian kalau pas tidak ada keinginan pasti rasanya tidak enak.”

Masakan itu tidak ada yang tersisa, semua habis tanpa bekas sedikitpun. Han hanya tersenyum pada teman-temannya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience