EMPAT BELAS

Romance Completed 65599

Matahari sudah bersinar dengan gagahnya, membelai apa saja dari satu sisi dan membiarkan sisi lainnya tetap teduh. Ibu-ibu telah pulang dari pasar atau sekedar mengantar putra kecilnya sekolah. Keindahan pagi itu juga dirasakan oleh Nina, dari jendela kaca kamar itu dia membiarkan sebagian tubuhnya terkena sinar pagi. Mebiarkan titik air dari rambutnya jatuh kelantai saat sisir membelai rambut basah itu berlahan. Sementara Han hanya terdiam memandangnya, sepagi ini dia telah disuguhi pemandangan yang tidak seharusnya dilihatnya. Tubuh indah yang basah itu membuatnya terbangun sepagi ini. Sebenarnya Han tidak ingin melihatnya, namun entah kenapa dia juga tidak memalingkan wajah atau sekedar menutupi sedikit mata dengan bantal atau selimut.

“Nin…kamu sudah bangun?” mengusap-usap matanya dengan gerak perlahan.

“Eh…mimpi apa?’’ gadis itu menghampiri Han setelah merapikan handuknya. Sesaat kemudian Nina mengambil selimut warna biru lalu melipatnya. Memberikan sebuah kecupan hangat dikening sebelum dia mengambilkan handuk. “Mandi dulu ya…habis itu kita berangkat kekampus!” “Kamu ada kuliah?” tanya Han sembari tersenyum.

“Iya, kamu juga ada kan?”

“Iya,’’ Han melangkahkan kaki lelah ini menuju kamar mandi.

Didepan pintu kamar telah berdiri Jack dengan senyumnya. Membawa sebuah tanya dengan jawaban segera.

“Gimana Han?”

“Sudah beres, diantara kami tidak ada lagi sakit hati.”

“Sukurlah Han, aku berangkat dulu ya!”

“Ya…hati-hati, sebentar lagi aku menyusul,” “Kamu ada kuliah?” Jack menghentikan langkahnya.

“Ada, Pak Hendro,” sahut Han tegas.

“Ha…ha…tumben, kamu mau masuk mata kuliah Pak Hendro?’’ “Nggak enak tiap hari cuma nitip absen,” Han tersenyum kecil.

“Mudah-mudahan kamu betah dikelas!”

Jack melangkah pergi, semantara Han melanjutkan perjalanan kecilnya menuju kamar mandi. Setelah mandi lalu kembali lagi kekamar. “Sudah siap ya?”

Han melihat kearah Nina yang telah selesai berdandan.

“Cepetan ya!”

“Iya…cowokkan tidak perlu bedak,” senyumnya yang manis itu pasti mendebarkan hati siapa saja yang melihatnya.

Dengan senyum, mereka berdua berangkat kekampus. Membawa sisa dari mimpi yang mungkin tertinggal, mendekapnya dengan erat untuk diulang lagi nanti malam. “Ini adalah kuliah pagiku yang pertama,” guman Han pelan sambil memasukkan beberapa buku kedalam tasnya. “Selama ini kamu tidak pernah masuk?”

“Tidak, paling pagi jam sepuluh.”

Obrolan itu terus saja berlanjut, terbawa bersama laju pelan sepeda motor. Sesampainya di kampus Nina langsung menuju keruang atas, sementara Han memilih untuk kekantin. Menikmati secangkir kopi dengan sedikit susu coklat. Menikmati pisang goreng hangat sambil sesekali menghisap rokok. Beberapa temannya menyapa, di balasnya dengan senyum termanis pagi itu. Beberapa menit kemudian dia melangkah keluar, menuju ke dalam kelas yang beberapa bulan ini tidak pernah di kunjungi. Memilih bangku dibelakang dekat seorang gadis agak gemuk. Mengeluarkan buku baru yang masih kosong dan menunggu Pak Dosen datang.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience