DELAPAN BELAS

Romance Completed 65599

Sudut yang satu ini membawa sesuatu yang aneh bagi Han. Pemuda itu tidak mempedulikan beberapa orang teman yang lalu lalang didekatnya. Mengeluarkan handphone dari dalam tas lalu menuliskan beberapa kata disana.

“Han, ngapain?”

“Hai Jack, sini!”

Han melambaikan tangan padanya yang kebetulan lewat didekatnya.

“Nggak masuk?” “Bentar lagi.”

“Kenapa kamu duduk sendiri disini” dia kemudian duduk disamping Han.

“Jack…aku sudah menemukan wanita itu.”

“Siapa?”

“Ira, wanita dalam Koran.”

“Terus?”

“Aku tadi malam sempat sms dia, karena ada Nina tidak kulanjutkan.”

“Kenapa?”

“Aku takut dia tersinggung.”

“”Jadi kamu sekarang sedang menghubunginya lagi?”

“Iya, tapi aku bingung harus ngomong apa!”

“Ya…kamu jujur saja.”

“Semalam dia bertanya aku siapa, lalu aku mengatakan kalau aku hanya ingin kenalan sama dia”

“Terus?”

“Belum ada jawaban.”

“Katakan saja kalu kamu tertarik dengannya.”

“Secepat itu Jack?”

“Ya…dari pada pusing-pusing cari lasan kenapa tidak?”

Han hanya tersenyum pada Jack, kemudian dia pergi meninggalkannya.

“Aku masuk kelas dulu ya, ada kuliah!”

“Yuup.”

Setelah dia menghilang dibalik lorong, Han mengamati layar handphonenya, masih juga bingung tentang apa yang harus ditulis di layar kecil itu.

‘Mbak Ira, beberapa minggu yang lalu, ak sempat membaca koran, kebetuan ada foto mbak Ira dengan sedikit komentar, aku salut sama kamu’

Sebaris kalimat itu dibacanya berulang-ulang, setelah yakin lalu mengirimnya. Cukup lama Han menanti balasan darinya. Bahkan rokok yang dipegangnya tinggal secenti.

‘Kamu yg semlm sms aku ya?’

Ah…kenapa balasannya hanya seperti itu, guman dalam hatinya. Lalu pemuda itu menuliskan beberapa kata lagi.

‘Ya, eh…ngmong-ngomong udah dapat jodoh lom?’

Mungkin terlalu dini dia mengatakannya, tapi sepertinya Han sudah tidah sabar. Han juga tidak peduli kalau kata-kata itu akan membuatnya sakit hati atau kecewa. Tapi Han tidak menyangka akan menerima balasannya dalam hitungan detik.

‘Belum tuh, mungkin nggak ada yang mau kali ya…he…he…’

‘Punya persyratan kusus nggak?”

‘Untuk apa?’

‘Menjadi teman dekatmu…he..he…’

‘Nggak, Cuma kalo bisa yg cakep, kaya, baik atau setidaknya cukup’

‘Wah…sayang ya! Aku tidak punya itu semua’

‘kamu punya apa?’

‘ga punya apa-apa, hick…hick…huwa…huwa...’

‘Aduh kasihan ya?’

Sepertinya Han terlarut dengan sms-sms itu, mengalir begitu saja. Menerima, membaca, menulis lalu membalasnya lagi. Kata-kata singkat itu membuat mereka sepertinya sangat dekat. ‘Mbak…kapan ke sini lagi?’

‘Mungkin bulan depan’

‘Sekarang aja’

‘Emang napa?’

‘Nggak tau’

‘Kamu lucu ya?’

‘Katanya sih gitu, tapi kenyataannya siapa tau?’

‘he…he…’

‘apa maksudnya?!@#$$%^&?’

‘Rhs, udah dulu ya lg bnyak kerjaan’

‘Eh…kok aku nggak ditanya siapa? Emang udah tau?’

‘Yang sms semalam khan?’

‘Ye..stidaknya nama, alamat, umur atau apalah’

‘Katanya ga punya apa-apa?’

‘Kamu lucu ya?’

‘Hii…’

Han berusaha menahan rasa penasarannya, lalu dia tidak menuliskan sms lagi. Menyudahinya sampai disini, tapi masih penasan. Lalu Han menuliskan sederet kalimat lagi.

‘sekali lagi aku salut dengan kata-katamu di koran, seandainya aku orang yg cakep, kaya dan baik, aku mau menikahimu, aku cuma curhat ga di bls ga apa-apa’ Ini adalah benar-benar yang terakhir, setelah itu dia mematikan handphone dan berlari menuju kelas walau Han tau sudah telat lima belas menit.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience