Bab 15

Mystery & Detective Series 899

Cukup lama adegan itu berlaku. Aku sampai hampir pingsan. untunglah ada suara mobil om bram pulang.
"kakak.. " panggil emil dari balik pintu yang terkunci.
Aku kaget saat riani sudah tak ada di tempatnya dan riana kembali ke asal nya. Rambut menutupi sebagian wajahnya.
"Eh ada kak rina" sapa emil ketika melihatku keluar kamar riana.
"kak rina sakit?" tanya emil yang mungkin menyadari wajah pucatku.
"gak apa apa kok mil" jawabku.Setelah basa basi dengan emil dan om bram aku segera pulang.

Pagi itu aku datang ke sekolah dengan perasaan yang masih campur aduk .Aku lihat riana sudah duduk di bangku. Aku yang biasanya nyapa ini jadi sedikit ngeri.

"Rina.." aku kaget dan hampir lompat ketika octa datang ke bangkuku. ku lihat riana sudah tidak ada di bangkunya.
"Elo, ngagetin aja" kataku.octa tertawa kecil.
"lo mikirin apa sich , guwe panggil panggil dari tadi" kata octa.
"Riana mana? " tanyaku tanpa menghiraukan pertanyaan octa.
"Toilet" kata octa.

obrolan terhenti saat ada sesosok guru baru masuk. Sosok yang cantik berambut lurus berkulit putih sedikit sexsi dan sekilas wajahnya mirip artis.seketika murid lelaki langsung cari perhatian .

"eh riana itu siapa ya?" tanyaku pada riana yg tentu saja gak di respon sama dia.

"Selamat pagi semua, kenalkan nama saya ara , saya guru yang akan menggantikan pak bow" kata cewek cantik itu yang ternyata bernama ara.

"keliatannya jutek" bisik octa.
"iya" balas mifta setengah berbisik.

Pelajaran pun di mulai; bu ara adalah guru yang berbanding 180 derajat dengan pak bow . jika pak bow selalu tersenyum melucu tapi bu ara tampak serius .
"yang di bangku pojok namanya siapa?" tanya bu ara.
"ouh yg di pojok hantu bu" canda octa yang membuat sebagian siswa tertawa.
"maap saya gak sedang bercanda" kata bu ara.

"jutek amat" kata octa pelan tp masih sempat kedengaran di telingaku .

sepanjang pelajaran tak pernah sedikitpun bu ara itu bercanda dengan kami.Tapi karena wajahnya yang cantikt tetap saja membuat sebagian siswa caper.
"maap bu ara pulpennya jatuh" kata aldo slh satu temanku sambil memberikan pulpen.Tapi bu ara justru tampak tak suka .
"maksudmu apa? ini pulpenku ada di sini" kata bu ara yang kontan membuat aldo di surakin siswa satu kelas.
"huu..." sorak teman teman sekelasku .
"makanya jangan caper " sambung siswa lain
"besok saya mau kalian kumpulin tugas halaman 40 , di kumpulin pagi pagi" kata bu ara
"busyet ini kan banyak" kataku .

setelah mengatakan tugas itu bu ara meninggalkan ruangan kelas .Entah knp terasa lega bgt setelah guru itu pergi .

"is ampun juteknya" kata octa. " iya lo , pada hal pak bow dulu orangnya fun " sambung mutia.

"Nanti kita ngerjain nya bareng ya ri" kataku modus sich karena pasti riana bisa ngerjain banyak dan aku sedikit wkwk. Riana hanya diam tapi biasanya sampai rumah dia wa ku man mana yg harus ku kerjakan dan dia kerjakan hehe.

Jam istirahat pun sampai, kami semua pergi ke kantin dan ngegosip seperti biasa.

"is tu guru baru bener bener dech luknut" kata octa yang dari tadi gak berhenti menghujat bu ara.
"tapi dia baik kok" kataku membela.

"Baik dari hongkong" kata mifta menimpali.
"jangan jangan lo di kasih permen se karung sama dia rin"kata mifta.

"Atau lo di beliin es teh sd drum?" kata mutia.
"gak jelas" kataku sambil terus menikmati bakso .

"terus knp lo belain melulu?" kata octa..
"ya taulah aku serumah sama dia" jawabku santai
.
"maksud lo?" tanya mifta yang keliatan banget penasarannya.

"Dia kakak guwe" kataku.
"Apa ..." kata mereka serentak.

"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience