Bab 6

Mystery & Detective Series 899

pelajaran demi pelajaran demi pelajaran selesai. saat pulang sekolah tampak yuda tergesa gesa menghampiriku. *Rina tolong antar riana pulang ya, ayahnya gak bisa jemput , aku ada urusan.* blum sempat ku menjawab yuda sudah berlari pergi. *yok ku antar.* kataku sambil menarik tangan riana. Riana seperti biasa hanya diam jalan bersamaku. * Rina.* terdengar suara octa yang cempreng memanggilku. suaranya seperti toa masjid.Aku pun berhenti, ku tarik tangan riana agar menungguku. *Apaan?* tanyaku pada octa. * Bonceng dong.* kata octa. * Guwe mau antar riana.* jawabku . * la guwe gimana?* kata octa. *Bodo amat , lo terbang aja .* kataku. tak ku pedulikan lagi kata kata si octa yang entah ngomong apa . ku gandeng tangan riana menuju parkiran.Aku kemudian memboncengkan riana dengan motor varia 250 milikku.Karena tak tau jalan rumah riana aku pun bertanya di setiap ada tikungan jalan.Riana hanya menunjuk tanpa bersuara sehingga aku harus memperhatikan spion atau bahkan berhenti saat bertanya.30 menit perjalanan aku sampai ke sebuah komplek perumahan kawasan grean garden. Rumah riana taklah begitu besar namun terlihat adem dan bersih. Ada dua tingkat.Riana menarik tanganku saat aku akan putar balik pulang.Dalam hatiku berkata * untung di cegah , haus banget.* Riana membuka pintu rumahnya. Tampak adeknya emili sedang duduk di kursi. *Eh ada kak rina, duduk kak.* kata emili. aku memang sudah beberapa kali ketemu emili di sekolah dan ngobrol dengannya. berbeda dari riana , emili gadis yang periang dan mudah bergaul.Riana pergi ke ruangan yang sepertinya dapur sementara aku ngobrol dengan emili. * Sakit mil?* tanyaku pada emilli. * Males kak tugasku banyak jadi aku pura pura sakit,* jawab emili berbisik padaku. aku pun tertawa.Tak lama Riana datang dengan dua gelas minuman.Dia meletakkan di depan emili dan depanku. * Minum kak.* kata emili.Aku pun bercerita dengan emili sambil minum dan makan bolu yang di hidangkan padaku oleh riana. Selesai makan Riana menarik tanganku menuju kamarnya.Emili tampak agak terkejut melihat riana menarik tanganku menuju kamarnya.Kamar riana tak lah begitu luas tapi rapi. ada laptop , buku buku tersusun rapi. Ada meja rias dan kaca seperti layaknya kamar gadis gadis yang lain. * Duduk!* kata riana. aku pun duduk di tepi ranjang. Riana pun duduk di sampingku. Dia mengambil boneka di meja dekat laptopnya kemudian mendekapnya. Boneka itu sekilas biasa tapi menyeramkan apabila di liat lama lama. *Riani suka , aku berteman denganmu.* kata riana. * Riani?* tanyaku tak mengerti. Riana membelai bonekanya dengan lembut. *Riani tak suka orang baru, tapi denganmu dia suka.* Aku menggaru kepalaku yang gak gatal. *Riani siapa?* tanyaku .* Dia temanku, teman yang selalu melindungiku.* jawab riana. Beberapa kali aku menggaruk kepala yang gak gatal .Riana tampak sesekali memperhatikan aku. *Itu baju siapa?* aku menunjuk baju baju kecil warna warni yang tersusun rapi di lemari kaca kecil. *Riani.* jawab riana. Aku kembali menggaruk kepala tak mengerti. *Jadi riani itu boneka?* tanyaku. Riana menggeleng. *Riani gak jahat.* kata riana. Entahlah seketika otakku ngeblank.Setelah cukup lama aku pun pamitan pulang. Riana mengantarku sampai ke bawah , dia memperhatikanku . Dia masuk rumah saat melihatku sudah naik motor dan pergi. Dari lantai atas emili senyum sambil melambai tangan ke arahku.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience