Bab9

Mystery & Detective Series 899

Pulang sekolah kita pun sepakat ke rumah bu yola. *Eh kita naik apa ni?* tanya mifta.* naik motor kan.* kata mutia. * Pala lo 7 naik motor, motor dua kita berlima.* kata octa.* ya lo terbanglah.* kata rina. * lo pikir guwe layangan.* kata octa. aku menoleh saat riana menarik lenganku. *Kata riana nanti kita naik mobil dia aja
* kata rina. * mobil?* tanya mifta . * ngarang lo, tadi ku liat dia diam aja.* kata octa. * pala lo tiga ngarang, dia tulis lah.* jawabku. Tak lama datanglah mobil riana.Ternyata riana sudah bilang ke ayahnya soal rencana kami. Di sepanjang jalan om bram ayah riana selalu bercerita. Om bram ternyata orangnya lucu dan ramah. sesampai di rumah bu yola , om bram pesan agar kami menelponnya. * pencet belnya ta.* suruh mifta. * jangan guwe dong tu rina aja.* kata octa. *is kok guwe.* kata rina. serem juga aku bayangin di cekik sama rodit. Pas kita tengah berdebat munculah rodit membuka pintu. Tanpa sepatah kata rodit langsung memegang baju rina dan langsung siap mukul. * lepaskan.* kata riana dengan tatapan mata tajam ke arah rodit.Rodit pun melepaskan cengkramannya. * lo tau gak, gara gara lo kaki kakak guwe bengkak sampai sekarang.* kata rodit masih dengan muka galak. * is mampuslah si rina,* bisik octa pada dua temennya. * jahat lo ta, tulungin napa.* kata mutia. *guwe juga serem.* kata octa. Saat saat menegangkan itu munculah guru yola . * Eh kalian.* kata bu yola dengan ramah. * iya bu.* jawab rina ramah. mifta , mutia dan octa pun menunduk sambil senyum pada bu yola , kecuali riana yang hanya diam dan masih menatap rodit yang masih aja mau memukul rina. * malang banget bu yola punya adek model kek gini,* kata rina dalam hati. Bu yola kemudian menyilahkan murid muridnya masuk. *Duduk!.* kata bu yola ramah. *Riana apa kabar?* tanya guru yola. * Baik.* jawab riana singkat. * Rodit, buatin minum untuk mereka!* kata bu yola pada adeknya. Rodit pun segera menuju ruangan dapur. * eh ni mbak mbak setengah mas mas nurut juga sama kakaknya.* kata rina dalam hati. * is ngapain lo senyum senyum.* kata mifta saat melihat rina senyum senyum sendiri. * Ibu , saya minta maap ya, gara gara saya ibu jadi sakit begini,* kata rina dengan rasa bersalah. *gak papa kok rin, lagian kan kamu gak sengaja.* jawab guru yola ramah. * tapi gak patah kan bu?* ceplos octa
spontan mutia mencubit pinggang octa. * apa sich.* kata octa.* lo nanya asal nyeplos aja.* kata mifta setengah berbisik. * Gak kok cuma terkilir aja.* jawab bu yola ramah. * eh itu rodit buat minum pakai apaan ya ? seabad belum kelar.* bisik mutia. mereka pun cekikan sendiri.sementara guru yola tampak berbicara dengan riana, dan seperti biasa riana hanya mengangguk dan menggeleng. Tak lama rodit datang dengan nampan berisi minuman dan kue. * minum!* kata rodit sedikit kasar dan jutek . * Rodit.. kok gitu sich, ayo.. ngomongnya jangan gitu.* kata guru yola menegur adeknya dengan lembut. * Ya dech.. silahkan.* kata rodit sedikit lembut
* untung ada pawangnya, jadi jinak.* kata octa berbisik. * lo pikir dia binatang buas.* bisik mifta. Kami ngobrol cukup lama. setelah semuanya selesai kita pun pamit pulang.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience