Bab 5

Mystery & Detective Series 899

Hari ini adalah jam pelajaran matematika, karena guru kami berhalangan hadir kami pun hanya di beri beberapa tugas untuk di kerjakan. Seperti biasa kami mengerjakan secara kelompok . Riana tampak sudah menyelesaikan bebera soal bagianya yang kami anggap paling sulit . Entah dia tu otaknya terbuat dari apa soal sesulit apapun dia kerjakan dengan mudah. Aku masih pusing dengan soal bagianku sementara octa seperti biasa sedang bercerita bersama mifta dan mutia. Octa sebenarnya murid yang lumayan pinter tapi mungkin memang karena bawaannya rame sehingga teman temannya suka nyandaiin dia. * Tau gak kemarin aku liat kambing kepalanya tiga* kata octa. *Mana ada kambing kepalanya tiga*kata mutia. *Kepalamu itu yang tiga* kata mifta. itulah mereka entah ada aja yang mereka bahas. *itu gak gitu* kata riana dengan tiba tiba sambi menunjuk hasil kerjaanku. Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. * Salah?* tanyaku. Riana tidak menjawab pertanyaanku dia mengambil pen dan kertas. Dia menatapku sebentar sebelum menulis sebagai isyarat aku harus memperhatikannya. sesaat kemudian dia menyerahkan kertas yang tadi dia buat nulis.Aku kembali menggaruk kepala yang tidak gatal dalam hati berpikir * ini otak riana terbuat dari apa sich * Lamunanku buyar saat ada guru yang melintasi kelas kami. Seorang guru perempuan yang cantik putih dan selkias tampak mirip dengan isyana saraswati .Kontan saja semua murid lelaki seperti di komando mengalihkan perhatiannya untuk melihat guru itu. Ada juga beberapa siswa yang mulai iseng menggoda guru tersebut. *Eh itu kan bu yola ?* tanya mutia. mifta yang sedang konsen ngerjakan tugas , spontan melihat keluar dan tampak bu yola ngobrol dengan guru lain di luar kelas ku. * eh iya lo bu yola * kata mifta.*sudah lahiran dia?* tanya octa. * Lahiran pala lo lima* kata mutia. * Dia itu nikah aja belum* kata mifta. . . * Bu yola itu siapa?* tanyaku . * itu guru biologi , dia cuti kemarin tiga bulan* jawab mutia. * iya kan itu cuti bersalin* kata octa. * terserahmu la ta* kata mifta. Kami kembali fokus pada tugas kami. * Mau kemana ri? * tanyaku saat riana tiba tiba berdiri meninggalkan aku. Dan seperti biasa pertanyaanku hanya di anggap angin lalu tanpa jawaban. *Paling ke taman belakang sekolah * kata mutia* ke taman ? memang ngapain dia ke taman jam segini?* tanyaku
*Aku pernah liat dia ngomong sendiri di taman * kata octa setengah berbisik pada kami. * ah lo paling ngaco.* kata mutia.* Eh serius * jawab octa. * Memang kapan kamu liat dia?* tanya mifta.* awas lo kalo bilang dalam mimpi kek kambing kepala tiga yang lo tabrak pantatnya tadi* kata mutia . * Bukanlah , biasanya tu klo jam kosong kek gini dia ke taman , na itu dia ngobrol sendiri. Dia ngobrol kek kita ini biasa sambil nyebut nyebut riani gitu.* kata octa tampak serius. * lo pasti kepoin dia kan makanya tau dia ngapain di taman* kataku.*iya kan lo sering asal riana keluar lo pura pura kencing* kata mifta. *Aku penasaran lo * jawab octa. * memang dia cerita apa aja klo ngomong sendiri gitu?* tanyaku. * Gak tau aku tiap ngintip selalu gagal , di gangguin sama kucing yang gak tau datang dari mana , tapi yang jelas dia sering nyebut riani.* kata octa. Aku diam , diam diam aku memikirkan kebenaran kata kata octa, karena memang riana sering sekali menyebut nama riani . Aku mulai penasaran siapakah riani ini sebenarnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience