Bab 14

Mystery & Detective Series 899

Riana menatap octa sekilas mendengar candaan octa.
* eh kok dia biasa aja * octa kembali berbisik.
* Diamlah.* kataku.
Entah kenapa akir akir ini aku punya rasa takut pada riana. sejak dia menatapku tadi. Tatapan itu lain dan bukan seperti riana yang biasanya. sepulang sekolah tiba tiba riana menarik tanganku. setengah kaget aku pun mengikutinya. * kenapa ri?* tanyaku setelah sampai ke parkiran. * Riani ingin kenal denganmu* jawabnya.
* hah* kataku kaget .
Riana tak menjawab hanya saja langsung duduk di motorku.
* kita ke rumah kamu?* tanyaku. Dan riana mengangguk
Akirnya aku pun meluncur ke rumah riana. sekitar sejam kami sampai. Rumah tampak sepi dan benar saja tak ada orang di rumah riana. Riana mengajakku ke kamarnya yang keliatan seram sekarang.
* kok sepi pada kemana?* tanyaku. * emil belum pulang.* jawab riana.
* Riani ingin berteman denganmu* kata riana.
*Riani siapa?* jawabku .

Riana kemudian duduk di kursi de meja rias berhadapan denganku. Dan aku terbelalak dan kaku. bagaimana tidak tiba tiba saja ada bayangan keluar dari tubuh riana seperti adegan adegan filem seram. Aku masih terpaku ketika bayangan itu semakin keliatan dan membentuk sesosok tubuh persis riana.Aku hanya diam terpaku
* Rina ini riani, dia temanku.* kali ini riana sudah berubah . rambut yang biasa menutupi sebagian mukanya sudah di sibakkan mempelihatkan wajahnya yang cantik berhidung mancung beralis tebal.Sementara aku masih diam menatap tanpa berkata apa apa.
* Aku riani.* kata kembaran riana yang tadi keluar dari tubuh riana. suaranya parau dan sedikit seram membuat jantungku berdetak kencang , keringat mulai keluar.
* Riani gak pernah mau bertemu siappun , hanya kamu.* kata riana.
Sementara aku masih diam , lidahku kelu .

*Riani gak jahat, kamu jangan takut.* kata riana tersenyum kecil. Entah kenapa riana sekarang berbeda dengan riana riana sebelumnya.
Aku hanya diam tanpa berkata apa apa, eh tapi di mana boneka yang selalu ada di kursi itu .
Cukup lama ketegangan ini berlangsung sementara riana tampak biasa melakukan pekerjaan membereskan kamarnya. Aku perhatikan riani, riani tampak diam menunduk dengan rambut menutupi sebagian wajahnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience