Bab 2

Mystery & Detective Series 899

Aku masih diam tanpa bicara apa apa. *Riani gak suka di ganggu* kata riana seoalah memgerti isi hatiku. * Riani?* tanyaku tak mengerti. Riana hanya diam, tatapannya sudah tak setajam tadi.Diapun mulai kembali menulis seperti biasa. Sementara aku hanya diam dengan sejuta pertanyaan * Siapakah Riani?* Pagi aku baru datang , aku liat riana belum ada di bangkunya. Datanglah salah satu temanku. Dia gadis yang manis sedikit pendiam pada awalnya . Dialah mifta. *Riana gak masuk* kata mifta. * kok lo tau?* tanyaku. *Tadi yuda bilang, barusan bokab riana bilang kalo riana gak masuk, katanya sakit* kata mifta. * sakit apa ya dia?* kataku. * lo kok betah sich duduk sama dia? guwe aja ni yang temannya dari SMP takut dekat sama dia. * kata mifta yang kali ini sudah ngemil . Ya guru hari ini gak masuk jadi kita cuma di kasih tugas. * kenapa?*tanyaku. * Dia tu aneh , apalagi kalo marah kek kemarin , ih serem* kata mifta. * ya dia marah kan sebab di usilin* kataku. *Ya sich , gak tau ada apa sama buku itu , Dia selalu marah kalo ada yg ngambil. Pernah ni waktu SMP dia ngacoin seluruh kelas gara gara buku sama boneka kecilnya ilang * kata mifta bercerita dengan mulut yang gak berhenti ngemil
*Boneka kecil?* tanyaku. * Iya boneka panda kecil yang selalu di bawa bawa itu* kata mifta. * ouh gantungan kunci itu?* tanyaku. * iya itu, keknya itu jimat dia* kata mifta santai. * masak sich?* kataku sambil nulis. * ya kali, semua temen temenya gak ada yg berani nyentuh, sampai guru guru pun gak berani * cerita mifta lagi. *Tapi keknya dia baik , cuma mungkin dia gak suka aja di usilin. Lagian ryan ngapain sich udah tau gitu pakai ngusilin* kataku. * Dia taruhan sama teman temanya, rokok sebungkus* kata mifta. * Halah macam macam* kataku sambil meraba jajan cikiku yang ternyata sudah kosong. * Eh mifta , lo habisin jajan guwe.* kata guwe. Sementara mifta udah cabut seribu langkah
* Dasar tembem* kataku. Aku dan mifta memang lumayan akrab , mifta biarpun sedikit diam tapi sosok teman yang baik. Aku pun sudah beberapa jalan sama dia . Dua hari riana gak masuk , entah kenapa aku kwatir. Aku meminta no hp nya pada yuda. Dan saat jam istirahat aku menelpon. karena di telpon gak jawab hanya diam , aku pun putusin untuk chat lewat aplikasi whatsap. *Riana kamu sakit apa?* tanyaku . * Demam* jawab riana singkat. *Sudah sembuh belum?* tanyaku lagi. * Sudah* jawab riana
* is bukan ngomong aja yg irit ternyata* gumamku.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience