Bab 11

Mystery & Detective Series 899

Sejak kejadian itu kami sering ngintip riana di belakang sskolah dan kami pun masih gak ngerti dengan keanehan riana. Riana akan kembali normal saat bicara sendiri , kadang dia tersenyum bahagia , cerita seperti layaknya ABG bahkan mukanya yang selalu di tutupin rambut juga kadang tersibak dan ternyata dia cantik. Selama ini kita gak pernah mendengar murid lain bicara keanehan riana , jadi bisa di pastikan hanya kami yang tahu. Sedang melamun.. pandangan kami arahkan ke luar gerbang sekolah tampak bu yola baru sampai di antar rodit. * Sampai rumah jangan nglayap, piring cuci, baju cuci , belajar ! awas kalo gak kakak jewer kamu. * kata bu yola. kami yang tanpa sengaja mendengar cekikan menahan tawa. bagaimana tidak si mbak mbak garang itu seperti kerbau di cocok hidungnya lo. * Aku misih mikir lo , knp riana jadi gitu.* kata mifta. * kita paksa aja yok rame rame biar riana ngomong,* kata octa menimpali. * memang lo berani?* tanya mutia. * kagak sich.* jawab octa santuy. * pala lo tiga , ngajak maksa tapi lo sendiri takut.* kata mifta . * sudah sudah.. kok pada ribut sendiri sich.* kataku. Sedang kami melamun tiba tiba datang riana yang langsung memegang tanganku dan di tarik menjauh dari mereka.Entah kenapa aku pun merasa serem. *Ada apa sich ri?* tanyaku setelah agak jauh dari teman temanku. * Riani tak suka di intip, riana tak suka kalo ada orang lain melihat kami .* kata riana. Aku tak berkata apa apa. bibirku terasa bergetar, sunnguh tak menduga riana tau kelakuan kami. Beberapa hari kemudian saat istirahat aku sedang duduk bersama gank mifta cs di taman saat motor rodit datang. Entahlah makluk jenis apa dia, motornya CB dengan helm standart cowok , jaket dan celana jean . * Rambutnya kok jadi ijo.* kata octa. * itu merah bukan ijo.* kata mifta. Sebenarnya octa itu pinter, otaknya lumayan encer cuma gayanya ngomomg memang lucu.
Tambah lagi dia anaknya besar hati jadi kami suka kadang menistakan dia. Dan dia sedikitpun gak pernah marah, malah octa sering mengajak ke rumahnya untuk nongkrong plus makan dan minum gratis atau traktir kami ke kafe. Ya kata mifta sich ayah octa adalah anggota DPR jadi wajar octa kaya. * keknya dia mau nyari lo dech ta.* kata mifta. * nyati octa ?* tanyaku
* Ngapain nyari guwe, guwe juga ogah kali sama dia. gini gini yang ngantri ama guwe banyak tau. * kata octa.* GR lo, dia nyari lo sebab.. kemarin lo nyuri bunga mawarnya di pot.* kata mifta. * is kagak lo.* kata octa lagi.* guwe liatlah waktu pulang lo ngambil bunga rodit.* sambung mutia. * is lo ta gak ada aklak emang.* kataku.* aku udah izin lo,* kata octa membela diri
*kapan lo izinya?* tanya mifta. * aku tu udah izin sama rodit aku bilang gini * mbak setengah abang abang aku minta ya bunganya* terus dia jawab iya.* kata octa membela diri. * perasaan lo lihat dia juga udah pucat ta.* kata mutia. * iya lo kan takut di cekik sama dia.* sambung octa. . * eh beneran lo, aku izin.. dalam hati tapi.* kami pun serempak menguyel nguyel rambut octa sampai berantakan kek orang habis kesetrum.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience