Part 4

Mystery & Detective Completed 290

Pelajaran pertama selesai dan akan dilanjutkan pelajaran berikutnya, setelah guru keluar kelas tiba-tiba heboh seperti kebanyakan kelas dan hampir semua kelas ketika guru keluar kelas pasti heboh.
Dan Gisela melihat kesamaan itu di sekolah lamanya tapi Gisela tetap sama hanya diam saja dan terkesan cuek dan malas.

"Hai" sapa salah satu murid di kelasnya, dia sangat cantik dan terlihat ramah.

"Hmm" balas Gisela dingin dia mendongkak melihat siswi cantik tersebut masih dalam muka datar dan tatapan tajam.

"Kenali gue Mely" Ujar siswi yang bernama Mely itu berusaha berkenalan walau sedikit takut-takut dengan aura dingin Gisela.

"Hmm" sekali lagi dia cuma balas deheman, kemudian menurunkan tatapannya itu kembali seperti semula.

"Kam-" Omongan Mely terpotong dengan suara kelas yang masuk.

"Jam berikutnya kita free class karena pak bambang nggak masuk" beritahu ketua kelas kepada seluruh murid di kelas, seketika heboh dengan teriakan bahagia semua murid di kelas, kecuali tiga orang yang tetap mempertahankan muka datarnya siapa lagi kalo bukan Gisela, Algaskar, dan Aldebaran.

"Kelas kita free, lo mau nggak kantin?, kalo mau bareng sama gue aja" ajak Mely pada Gisela.

"Nggak lo aja" balas Gisela dengan sifat dingin yang membuat Mely meringis melihat kelakuan Gisela, Mely tidak mau memaksa karena dia cukup sedikit takut.

"Yaudah kalo lo nggak mau, gue ke kantin dulu ya sama yang lain" Pamit Mely lalu bergegas keluar bersama yang lain.

Sedangkan Gisela cuma diam dan duduk di kursinya tidak ada niatan beranjak ke kantin atau melihat-lihat sekolah barunya. Saat ini dia hanya tinggal sendiri di kelas, karena yang lain sudah keluar kelas entah kemana begitupun dengan Inti Bintang.

Lalu Gisela mengeluarkan ponselnya dan mengeklik salah satu nomer hp dan dia langsung menghubunginya.

"Halo"
"Cariin gue job" Ucap Gisela dingin.

"Ada sih ntar malam, tapi kaya biasa balapan liar" Ucap orang itu.

"Gue ambil" Ucapnya tanpa basa-basi.

"Oke gue daftarin dulu, ntar jam nya kapan, gue kabarin lagi" Jawab orang itu lagi.
Tut

Setelah mendengar jawaban, Gisela langsung mematikan sambungan telepon itu.

"Coba kalau gue masih di sekolah lama, pasti gue nggak akan sesuntuk ini dan gue masih punya teman disana" Ucap Gisela dalam hati sambil memprhatikan seisi kelas, berbeda sekali dengan kelas di sekolah lamany disini sangat lengkap fasilitasnya.

***

"Gue penasaran sama tuh murid baru" Ucap Bagas memulai obrolan di roftop, mereka sedang berkumpul di roftop merupakan salah satu tempat tongkrongan mereka di sekolah. tidak ada yang berani ke roftop ini, kecuali mereka dan atas izin dari mereka.

"Iya dia ke baddas banget njir, dingin datar gitu" timpal Raka.

"Lo nggak penasaran bos sama tuh cewek" Tanya Bagas lagi pada Al.

"Hmm" Jawab Algaskar singkat.

"CK keknya si bos emang cocok sama tuh cewek sama-sama tembok" Gumam Bagas di akhir kalimat tapi masih bisa di dengar oleh mereka yang ada disana. Bagas meringis melihat tatapan tajam Algaskar kepadanya.

"Hehehehe canda boss" Ampun Bagas.

"Makanya kalau mau bercanda lihat dulu orangnya" Nasehat Gilang.

"Ckkk..iya bapak Gilang yang terhormat" Ucap Bagas.

"Hahahaha emang enak lo kena semprot" ngakak Raka melihat temannya ternistakan.

"Emang teman laknat lo, nggak ada akhlak" Ucap Bagas sambil menggeplak kepala Raka.

Dug..

"Aduh woii sakit begoo" sungut Raka.

"Rasain wekk" ejek Bagas sambil menjulurkan lidahnya.

"Wah kurang ajar emang lo" Ucap Raka.

"Rak cewek lo nyariin no" Ucap Bagas pada Raka.

"Hah yang mana? siapa?" Ucap Raka sambil berdiri dan menoleh ke belakang tapi dia tidak menemukan siapa-siapa.

"Siapa? wah parah lo, emang cewek lo berapa?" tanya Bagas.

"Nggak banyak sih cuma tujuh" Jawab Raka dengan santai, lalu dia duduk kembali di samping Bagas.

"Wah kampret lo, dasar anak dakjal!, tujuh lo bilang cuma?, nggak waras lo" Ujar Bagas.

"Selagi gue pacarin cewek berarti gue masih waras" ucap Raka dengan enteng.

"Ya tap-" ucapan Bagas menggantung saat mendengar deheman dari bara.

"Hmm, ada turnamen ntar malam" ucap Bara kepada semuanya.

"Turnamen apaan?" tanya Bagas kemudian kembali diam saat mendapat tatapan datar dari bara.

"Nanti malam ada balapan lagi kali ini semua bisa ikut, tinggal daftar aja nggak ada yang nantangin jadi lawannya acak kita nggak tau siapa" Jelas Gilang karena dia yakin kalau yang menjelaskan adalah bara maka Raka dan Bagas tidak akan mengerti dab hanya akan membuat manusia kutub itu emosi.

"Lo mau ikut bos?" tanya Raka pada Al.

"Kali ini yang ikut adalah bara, gue takutnya ada musuh yang ikut tapi kita nggak tau karna lawannya nggak di umumin" timpal Gilang yang menjelaskan.

"Kapan?" ucap Algaskar bertanya yang tiba-tiba setelah sedari tadi diam.

"Nanti malam kaya biasa" jawab Gilang.

Kemudian Algaskar berdiri dari duduknya lalu berjalan keluar teman-temannya yang melihat langsung bertanya. "Kemana Al" tanya Gilang.

"Kantin" jawabnya singkat. kemudian diikuti yang lain, karena memang sebentar lagi jam istirahat mereka memutuskan ke kantin.

***

Saat mereka ke kantin mereka selalu menjadi pusat perhatian semua siswa-siswi karena ketampanan mereka mampu membuat cewek-cewek menjerit tertahan, mereka sangat terpesona tapi mereka tidak

berani membuat lebih, apalagi disana ada Algaskar dan bara mereka tidak mau menyerahkan nyawanya dengan cuma-cuma, seandainya hanya ada Gilang, Bagas, dan Raka saja mungkim mereka akan

berteriak heboh, tapi kalau ada dua manusia kutub itu yang ada mereka tidak berani bersuara seolah kehilangan suara saat berada di tempat yang sama, dan aura dingin yang mampu membuat

mereka membeku di tempatnya. sorot mata yang tajam dan sifat yang kejam itu mampu membuat mereka bergemetar ketakutan.

"Gas sana lo pesan" suruh Gilang.

"Ck sialan lo" kesal Bagas tapi dia tetap menurut dan langsung berdiri kemudian menarik tangan Raka untuk berdiri.

"Eh apaan nih kan yang disuruh kan lo" ucap Raka melepaskan tangannya.

"Lo kira gue bisa bawa semua tangan gue cuma dua belum lagi minumnya" ujar Bagas kesal.

"Hmm" jawab Raka singkat dan dengan terpaksa Raka berdiri.

"Lo jawab jangan kaya dua manusia kutub itu oh, gue dua aja pusing, masa mau nambah satu lagi" Cecar Bagas sambil berbisik pada Raka

"Heeheh" Jawab Raka dengan tertawa.

"Kalian mau pada pesan apa?" tanya Raka pada teman-temannya.

"Gue mie ayam" Jawab Gilang.

"Lo berdua apa?" tanya Gilang pada dua manusia kutub Al dan bara.

"Sama" jawab singkat bara dan di jawab deheman oleh Algaskar yang membuat Bagas itu jadi gemas sendiri dengan mereja berdua, berapa sih harga suara mereka kaya mahal sekali pikirnya.

Setelah Bagas dan Raka pergi meja itu langsung hening, karena Al dan Bara yang tidak suka banyak bicara dan Gilang santai tidak heboh seperti Bagas dan Raka.

mereka duduk paling pojok di kantin jadi keributan di kantin saat ramai tidak terlalu membuat mereka terganggu, dan murid yang duduk tidak jauh dari mereka, dan mereka tidak berani ribut karena mereka cukup sayang nyawa.

Hening sesaat sampai "makanan datang" teriak Bagas heboh di ikuti Raka di belakang membawa minuman.

"Yok makan" ujar Bagas duduk setelah membagikan makanan pada mereka.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience