Part 5

Mystery & Detective Completed 290

Jam sudah menunjukkan waktu pulang sekolah seluruh murid sudah berhamburan keluar kelas menuju parkiran begitu pun dengan Gisela dia keluar paling belakang, karena tidak ingin berdesakan.

Tapi saat dia keluar dia menunduk karena memakai hoddie yang akan dia pakai sat di depan pintu tiba-tiba..

Brukk..

Hampir saja Gisela terjatuh jika saja tidak ada yang menahannya dia mendongkak melihat orang memeluk pinggangnya dan ternyata dia adalah Algaskar yang baru masuk kelas untuk mengambil tas

nya. karena memang dia tadi tidak masuk di jam terakhir.

Tatapan mereka bertemu tapi tidak ada kesan, karena mereka malah saling adu tatapan tajam dan datar. Gisela yang tersadar dengan posisi mereka langsung bangun.

"Sorry" ucapnya singkat lalu pergi dari sana tanpa pamitan, Algaskar hanya diam saja dengan muka datar dan tatapan tajam yang mengikuti langkah Gisela yang semakin menjauh.

Sedangkan teman-temannya kecuali bara hanya melongo melihat sepasang manusia datar dan dingin berbeda jenis itu, mereka pikir akan ada adegan uwu-uwu. Tapi mereka langsung sadar, mustahil

manusia kutub macam mereka bisa menciptakan ke uwuan.

"Yah ekspetasi gue langsung terjun bebas" desah Bagas sedih, mendengar itu Algaskar langsung menoleh ke arah Bagas, sedangkan Bagas langsungn nyengir.

"Heheh maaf bos, bercanda doang" Bagas tidak mau jadi sasaran singa galak. Algaskar menoleh kembali tapi Gisela sudah menghilang setelah belokan koridor.

Algaskar langsung masuk kelas mengambil tas lalu pulang tanpa pedulikan teman-temannya.

Gisela pulang ke Apartemennya bukan kerumah karena nanti malam dia ada balapan rencananya dia akan pulang setelah balapan karena Gisela tidak ingin saat pergi balapan nanti dia malah mendapat luka di tubuhnya. sampai di Apartemen Gisela langsung membersihkan tubuhnya, dan setelah selesai dia makan siang lalu istirahata sebentar sebelum balapan nanti.

Jam 5 sore Gisela terbangun langsung cuci muka, setelah cuci muka tadi Gisela duduk sambil nonton tapi tiba-tiba dia lapar, sedangkan persediaan makanan di kulkas habis, biasanya dia hanya mengisi stok mie instan saja. tapi sudah dia makan tadi siang sebelum tidur, berarti Gisela harus keluar membeli makanan mumpung masih sore.

Gisela segera bersiap untuk keluar memakai celana training hitam polos dan hoddie oversize, lalu dia mengambil kunci motor sport dan turun ke basemant.

lalu dia menghidupkan motor lalu keluar dari gedung Apartemen sambil melihat jalanan sore yang padat, karena banyak yang baru pulang kerja.

Sekitar 30 menit Gisela sudah sampai di sebuah restoran modern yang banyak di datangi anak muda tersebut, Gisela hanya berniat membungkus makanannya saja dia tidak ingin makan disana.

karena Gisela tipe orang yang nggak suka sama keramaian. Gisela duduk di salah satu meja restoran dengan menghadap pintu masuk, jadi dia bisa melihat orang yang masuk ke restorsn tersebut.

lama dia menunggu sambil memainkan ponselnya dia mendengar pintu terbuka, Gisela mengangkat kepala untuk melihat dan tiba-tiba matanya menangkap sosok yang familiar dimatanya.

Seorang wanita paruh baya dengan gaya glamor yang masih terlihat muda di usianya sekarang, tapi bukan penampilan yang menarik perhatiannya melainkan orang yang datang bersamanya seorang laki-laki muda yang usianya sekitar 25 tahun. mereka saling bergandengan tangan mesra, Gisela tidak tau laki-laki itu, tapi mereka terlihat sangat dekat. saat mereka melewati Gisela, Gisela langsung menutup kepalanya dengan tudung hoddienya, samar-samar dia mendengar percakapan mereka.

"Kamu mau makan apa honey?" tanya laki-laki itu.

"Aku terserah kamu aja sayang, pesan aja nanti aku yang bayar" Ucap perempuan paruh baya itu.

"Kamu memang pacar aku yang paling pengertian" Puji laki-laki itu.

"Iya dong apapun demi kamu sayang" Terdengar nada manja yang sangat menjijikan menurut Gisela.


Gisela yang mendengar semua percakapan itu tersenyum miring di balik tudung hoddienya, dia mengerti sekarang ternyata dua manusia berbeda umur itu punya hubungan.

"Selingkuh heh?" tanyanya dalam hati sambil senyum devil Gisela, entah apa yang dia rencanakan. tapi melihat senyumannya sepertinya bukan hal yang bagus untuk orang itu.

Tak lama kemudian pesanan Gisela datang dan di antar oleh pelayan dia langsung membayar, lalu dia keluar dari sana tanpa menoleh ke arah dua orang yang duduk tepat di mejanya tadi. diluar Gisela membuka tudung hoddienya dan masih memperhatikan orang yang masih makan berdua di dalam, karena dinding resto itu hanya kaca transparan. jadi jika di luar bisa di lihat yang di dalam pun bisa lihat ke luar. Walaupun Gisela sedang melihat mereka dengan tatapan tajam, mereka tiidak menyadari karena asik bermesraan. Diamm-diam Gisela merekam aksi mesra mereka memang dia tidak akan langsung memperlihatkan bukti ini kepada sang ayah, tapi sesuai dengan sifatnya Gisela tidak akan membalas orang yang menyakitinya dengan ringan. tapi akan jauh lebih menyakitkan dan Gisela memiliki rencana licik di otaknya.

Tanpa Gisela sadari di ujung parkiran resto itu ada seseorang yang memperhatikan Gisela sedari dia keluar dari restoran dan memperhatikan orang di dalam dan aksi merekamnya.

"Apa yang dia lakukan dan sebenarnya siapa orang yang sedang di rekam?" Gumamnya penasaran orang itu dalam hati.

Dia terus memperhatikan Gisela saat tersenyum misterius dan saat selesai dia kemudian mengemudikan motornya kembali, dan orang itu masih memperhatikan sampai dering ponselnya berbunyi menarik

dirinya dari aksi memperhatikan Gisela.

"Hmm" jawabnya singkat.

"Lo udah dimana Al" tanya orang itu.

"Luar" mematikan sambungan lalu masuk, ya orang itu adalah Algaskar dia datang kesini untuk nonkrong bersama teman-temannya, tapi pada saat dia memakirkan motornya bersamaan dengan Gisela keluar dari restoranm dan Algaskar memprhatikan semua yang dilakukan Gisela sampai Gisela pergi dan itu membuat Algaskar penasaran. sebelumnya dia tidak pernah se-penasaran itu dengan urusan seseorang, tapi ini dia malah kepo dengan urusan yang notabennya masih murid baru di kelasnya.

Dia singkirkan pikiran itu dan berjalan masuk mencari keberadaan teman-temannya yang ada di lantai dua, Algaskar melewati meja kedua pasangan yang di rekam Gisela tadi. dia memperhatikan dua orang yang terlihat mesra itu, dia berusaha menebak pikirannya sendiri.

"Apa dia nyokapnya ya?" Gumam Algaskar dalam hati.

"Tapi kalau dia nyokapnya kenapa dia kaya senyum seolah dapat sesuatu yang berharga bukannya marah?" tanya dia dalam hati lagi.

"Ahh bodoh amat, ngapain gue ngurusin urusan orang lain", kemudian dia berjalan ke arah meja teman-temannya.

"Lo kenapa Al?, kenapa muka lo gitu amat?" tanya Gilang.

"Nggak" jawabnya singkat algaskar

"Oh gue kirain lo lagi ada masalah, cerita aja sama kita siapa tau kita bisa bantu" nasehat Gilang tapi Algaskar hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tidak ada masalah,

yang lain mengganguk tanda mengerti. mereka juga sadar kalau seandainya Algaskar punya masalah dia pasti akan cerita, kalau dia tidak cerita mungkin dia punya alasan atau dai bisa menyelesaikannya sendiri, mereka tidak ingin memaksa.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience