Pagi ini Gisela berangkat ke sekolah menggunakan taksi dia tidak ingin menjadi pusat perhatian kali ini, setelah pertemuannya dengan algaskar semalam. Dia yakin anggota bintang lainnya akan
tau tentang dirinya, Gisela masusk ke kelas dan duduk ditempatnya, belum banyak anak-anak dikelas karena jam masuk pun masih ada tiga puluh menit dan biasanya mereka akan datang lima belas
menit sebelum bel.
"Hay" sapa murid perempuan, mely yang mengajak gisela berbicara pertama kali saat menjadi murid baru.
"Hmm" dingin gisela, seperti biasa orang yang tidak ada urusan dengannyaa hanya akan dia tanggapi cuek. gisela tidak mempunyai teman seperti yang lain yang bisa diajak bercerita atau
sekedar jalan-jalan, dia selama ini berteman hanya sebatas saling membutuhkan dengan kata lain seperti waktu itu balapan. dia cukup punya satu teman di club' balap itu, tapi hanya sebatas
itu bukan benar-benar akrab seperti seorang sahabat yang bisa bercanda. dan mereka yang dekat dan kenal dengan gisela juga cukup segan.
"Lo kenapa sih, Gue cuma mau berteman sama lo' tanya mely tapi sedikit nada tinggi.
"Gue.nggak.butuh.teman" tegas gisela dingin "apalagi kayak lo" datar gisela kembali duduk karena tapi dia berdiri saat membalas ucapan mely.
Bersamaan anak-anak inti bintang masuk dan mendengar ucapan gisela mereka berjalan ke arah mereka termasuk bara dan algaskar. "Lo kalau nggak mau berteman ngomong baik-baik dong, nggak usah
kasar, syukur kalau ada yang berteman sama lo" emosi gilang. gilang adalah sepupu mely dan dia sangat menyayangi mely seperti adiknya sendiri.
"Dia mancing" ketus gisela.
"Lo yang dari kemarin ngegas sama mely" timpal bagas juga.
Gisela hanya memutar bola mata malas melihat mereka, jadi ceritanya mely ini ratunya mereka gitu? gisela berfikir mely pacar dari salah satu inti bintang "bodo anat" datar gisela.
"Lo nggak ada bedanya sama yang lain, mely ini cuma mau berteman karena dia nggak punya teman, jangan cuma karena dia nggak punya ayah lo nggak sudih berteman sama dia karena lo dari
keluarga yang terpandang" jelas raka
"Gue-"
"Apa? Karena keluarga Lo utuh dan bahagia sedangkan mely nggak punya ayah dan sering dirundung sama anak-anak sebagai anak haram" lanjut raka lagi murka, anak-anak bintang sering melindungi
mely karena tidak ada yang mau berteman dengan mereka, ada tapi itu hanya ingin caper dengan anak bintang namun ketika akan memerintah mely seperti babu tapi mely tetap mau agar dia punya
teman.
Gisela diam, bukan karena semua kalimat tentang mely yang di bully, tapi karena anak haram yang tidak tau apa-apa soal itu, dia tidak pernah tau tentang mely dia bahkan lupa. dia kemarin pernah bertemu dengan mely tapi kata keluarga utuh dan bahagia. Rasanya gisela ingin tertawa ngakak mendengar kalimat itu jangankan kata utuh dan bahagia atau anak haram seperti mely,
bahkan sebuah keluarga pun gisela tidak tau gimana rasanya, ibarat makanan punya tapi tidak pernah merasakan rasanya. Dia punya ayah katanya, tapi panggilan nak dari seorang ayah untuk
dirinya pun tidak pernah dia dengar apa itu bisa dibilang keluarga?, bahkan luka fisik dan batin selama ini pun sudah lebih dari cukup membuktikan dia tidak punya siapa-siapa di dunia ini.
Mely mungkin punya ibu dan anak bintang yang melindungi, sedangkan gisela tidak ada, lalu disini yang menyedihkan siapa? pertanyaan gisela dalam benaknya entah untuk siapa.
"Kalau dia nggak punya ayah dan sering di bully, dengan gue yang tidak mau berteman dengan dia apa hubungannya? Gue nggak butuh teman dan dia butuh teman, itu arrtinya kita nggak cocok lalu
masalahnya dimana? apa hubungan dengan dia anak haram, keinginan kita berbeda. Harus dipaksa?" tegas gisela lebih dingin lagi.
"Kalian sebagai pelindung cariin teman jangan malah marah sama orang yang tidak ingin berteman sama dia, nggak semua orang bisa ngikutiin keinginan lo kalau lo butuh teman cari!!!" lanjut gisela, membuat mereka semua diaam tapi mereka cukup menaahan emosi.
"Kalau lo nggak mau yaudah, nggak usah ngomong yang bisa nyakitin dia" ucap gilang.
"Yaudah, pergi sana ganggu" ucap gisela
"Mel lo duduk aja ditempat lo, nggak perlu nyari teman, lo punya kita" bujuk gilang membuat mely mengangguk dan berjalan kearah tempat duduknya. Inti bintang juga ke bangku masing-masing.
Sedangkan gisela hanya cuek aja tidak peduli dengan mereka hanya dia menunggu guru masuk. Gisela sudah mengatakan berkali-kali pada dirinya sendiri, dia tidak butuh teman dan dia tidak percaya dengan siapapun di dunia ini. gisela sudah dibunuh sejak masih di dalam kandungan jadi jangan salahkan dia kalau terlahir tidak berperasaan dari dalam kandungan gisela sering kali
hampir di gugurkan tapi perjuangan sang ibu untuk melahirkannya ke dunia sangat hebat sehingga mengorbankan nyawanya sendiri. Kenapa bisa gisela tau karena sang ayah mengatakannya sendiri,
betapa dia tidak menginginkan kehadirannya sampai-sampai ingin membunuhnya bahkan saat masih di dalam kandungan. Tapi entah kenapa saat lahir dan sang ibu meninggal sang ayah tidak membunuhnya juga dia malah hidup sampai sebesar ini, merasakan rasanya penderitaan dunia.
"Selamat pagi" ucap guru yang masuk pagi ini
"Pagi bu" jawab murid di kelas
"Baik ibu ada tugas buat kalian tapi ini tugas kelompoknya sama dengan tugas kemarin" jelas sang guru
"Iya bu" jawab mereka serempak
"Bu" suara dingin gisela membuat semuanya menoleh kearah dirinya tidak terkecuali sang guru.
"Ya, eh kamu murid baru itu ya?" tanya sang guru baru ingat dia kalau dikelas ini ada murid baru.
"Hm" datar gisela.
"Em baik karena gisela belum punya kelompok jadi ibu masukkan kekelompok algaskar bagaimana?, apa kalian keberatan?" tanya sang guru pada algaskar dkk, algakar bersama yang lain satu
kelompok ditambah mely jadi mereka berenam.
"Serah" cuek algaskar
"Baik karena mereka setuju, bagaimana dengan kamu gisela, apa kamu setuju?" tanya sang guru pada gisela
"iya" singkat gisela, tidak masalah baginya.
"Oke semuanya sudah dapat kelompok masing-masing, tugas kalian adalah membuat resume bab sebelumnya, tapi bukan dikerjakan sekarang, karena kita akan lanjjut ke bab selanjutnya, silahkan buka buku kalian" titah sang ibu yang dituruti semuanya. walaupun agak ogah-ogahan mereka fikir tugasnya hanya tugas kelompok itu, jadi tidak perlu belajar tapi ternyata itu kerja dirumah.
2 jam pelajaran bel istirahatpun berbunyi menghentian kegiatan pembelajaran semua murid sudah berhamburan keluar menuju kantin.
"Karena bel sudah bunyi kita lanjut minggu depan, tapi untuk tugas kelompok kalian kumpulkan besok, selamat istirahat" jelas sang guru lalu keluar dari kelas diikuti anak-anak yang ingin ke kantin.
Share this novel