"Tunggu" ucap gilang tiba-tiba.
"Kenapa?" tanya bagas.
"Perempuan yang tanding sama bara dan jadi korban dari steven gimana, cukup mencurigakan kenapa dia bisa nolong steven waktu itu" jelas gilang.
"Shit" umpat algaskar tiba-tiba, "cari tau juga soal dia" perintah algaskar.
"Oke" umpat raka cukup kaget dengan umpatan algaskar tiba-tiba.
"Kenapa gue merasa mereka semua ada hubungannya yah?" tanya bagas pada semuanya.
"Lo semua merasa nggak sih, kalau gisela si anak baru itu agak mirip dengan queen balapan sama bara semalam" lanjut bagas.
'Maksud lo?" tanya raka.
"Lo semau sepemikiran nggak sih sama gue mereka bisa aja orang yanng sama" ucap bagas.
"Tapi kalau orang yang sama kenapa steven bisa nyelakai adiknya sendiri?" tanya raka lagi.
"Dan kenapa malam itu dia biarin steven dihajar habis-habisan sama algaskar" mereka berspekulasi sendiri karena tidak bisa menembus identitas gisela.
"Taulah gue pusing, lo nyari tau aja rak, soal cewek ssemalam" suruh gilang.
"Oke gue bakal caari tau" jawab raka.
Beberapa menit mencari, raka tidak bisa menemukan data gisela dan gadis pembalap itu.
"Gue juga nggak bisa nemuin identitas cewek itu" ujar raka menambah kebingungan ke semua teman-temannya.
"Cari tau lagi" tutur algaskar, kemudian berdiri dan pergi dari sana.
"Mau kemana bos?" teriak bagas.
"Balik" balas algaskar datar.
***
Saat diperjalanan pulang tiba-tiba motor gisela oleng dan hampir saja dia terjatuh, untungnya dia bisa menguasai diri. dia kemudian menepikan motornya setelahnya turun dan memeriksa
ternyata ban motornya bocor.
"Ck kok bisa bocor sih" decak gisela kesal.
"Mana dsini nggak ada bengkel lagi" kesal gisela, karena posisi gisela saat ini di jalan yang sepi. gisela melihat sekitar tidak ada rumah tapi ada bangunan yang seprtinya tidak ditempati,
tidak besar tapi bisa ditempati. gisela kemudian mendorong motornya kearah bangunan itu, lalu memakirannya disamping bangunan yang terdapat pohon yang cikup besar.
"Disini aja deh, keknya aman" gisela berniat untuk meninggalkan motornya disana, nanti dia akan membawa montir untuk memperbaikinya. jadi dia akan pulang dulu, bukannya gisela tidak
bisa menghubungi orang yang dia kenal, tapi gisela sudah terbiasa mandiri jadi dia akan mengurus motornya nanti.
Gisela berjalan kaki menuju halte, halte dan bus dari tempatnya berjalan sekarang, tidak terlalu jauh sekitar sepuluh menit berjalan kaki. Setelah sampai dia duduk dikursi halte menunggu
bus. Saat menunggu tiba-tiba ada sebuah motor sport merah berhenti tepat didepannya, gisela mengernyitkan keningnya bingung siapa orang itu pikirnya. Setelah orang itu membuka helm ternyata
algaskar, tadi saat dijalan algaskar melihat gisela duduk sendiri di halte. dia ingin cuek tapi rasa penasarannya juga cukup besar, ntahlah jika dulu dia tidak akan peduli dengan apapun,
tapi semenjak munculnya gisela dia selalu penasaran dengan gadis itu.
"Ngapain?" tanya algaskar dengan datar.
"Ha?"bingung gisela, dia ngomong sama siapa pikir gisela, tapi kemudian dia cuek aja nggak peduli"
"Hmm, lo ngapain disini?" ulang algaskar dengan datar, ini pertama kali seorang algaskar mengulang kalimatnya hanya dengan gisela.
"Gue" tunjuk gisela ke diri sendiri.
"Hmm" balas algaskar dengan dingin.
"Nunggu bus" ucap gisela walaupun bingung dia tetap menjawab.
"Naik" perintah algaskar pada gisela.
"Ha?" cengo gisela bingung.
"Naik gue anterin lo pulang" dingin algaskar mulai kehabisan kesabaran karean dia harus mengulang dan memperjelas kalimatnya.
"Nggak usah gue balik sendiri" tolak gisela datar juga, mereka ngobrol layaknya tembok sama tembok tidak ada ekspresi.
"Jam segini udah nggak ada bus" ucap algaskar lagi berussaha menjelaskan gisela yang masih diam, dia tidak butuh bantuan siapapun termasuk algaskar. bukannya gisela sok mandiri atau apa
tapi tidak pernah bisa mempercayai siapapun, gisela selalu waspada dengan kehidupannya. dia selalu hati-hati saat berhadapan dengan orang gisela yang tidak pernah percaya bahwa masih ada
orang baik di dunia ini, gisela selalu menganggap dirinya hanya sendiri didunia ini tidak punya siapa-siapa. jadi kalau bukan dirinya sendiri, lalu siapa lagi yang akan melindunginya.
itulah mengapa perlu waspada adalah nomor satu dalam hidupnya.
"Thanks kayaknya lo nggak perlu repot-repot" ucap gisela, algaskar hanya diam saja tidak lagi membujuk gisela dan dia memilih pergi dari sana harga dirinya cukup tersentil dia di tolak.
Rasa penasaran dengan gisela berubah menjadi rasa kesal dia menganggap gisela sok jual mahal,dia tidak tau saja gisela berusaha melindungi dirinya sendiri. dia tidak tau bahwa hidup gisela
rumit tidak sesederhana yang orang fikir.
Seetelah algaskar pergi gisela hanya memandangi laju motor algaskar, meninggalkan dirinya dengan tawaran tumpangan algaskar tadi dia tidak pernah merasakan itu dibantu orang lain.
"Apa selamanya gue akan kaya gini? Hidup tanpa bisa berdampingan dan berinteraksi seperti orang-orang kebanyakan, kemana rasa percaya itu hilang?, gue selalu coba buat percaya tapi
ketakutan dalam diri gue nggak bisa bohong, dibuat kehilangan kepercayaan kepada orang-orang yang dulu amat sngat gue percaya, dihancurin sehancur-hancurnya dan itu membuat gue semua orang
sama" frustasi gisela memikirkan kehidupannya, secuek-cueknya gisela setidak pedulinya dia dengan diri sendiri. tapi tiba-tiba mendapat perlakuan yang tidak pernah dai dapatkan sebelumnya,
tentu akan membuat dia kaget, kembali memikirkan kehidupan rumitnya. gisela memang tidak pernah takut mati tapi tingkat kewaspadaan yang dia asah sedari kecil membuat dia tidak pernah tenang.
Gisela tidak akan pernah tidur dengan nyenyak saat dai tidur dirumah orang tuanya, kecuali jika tidak ada orang dirumah itu. dia hanya bisa beristirahat dengan tenang jika di apartemennya,
gisela sadar musuhnya bukan hanya orang-orang diluar sana. tapi jugaa keluarganya dan itu adalah yang utama, makanya di apartemennya dia desain se aman mungkin untuk menjadikan rumah
sesungguhnya hanya itu yang dia punya.
"Hufftt kalau mikirin hidup nggak akan ada habisnya, ini beneran nggak ada bus?" karena gisela sudah menunggu satu jam dia memutuskan untuk memesan taksi online, karena hari sudah hampir
sore dia tidak mau kemalaman karena harus memperbaiki motornya.
Setelah sampai di apartemen gisela langsung bersih-bersih, makan lalu istirahat sebentar. "Gue harus cari markas mereka, gue yakin, gue bisa nemuin banyak petunjuk dari markas itu termasuk
hubungan sandra dan felix.
"Kayaknya dia buronan polisi deh, tapi dia kabur kesini, siapa ya musuh mereka, gue penasaran dia sampai tidak berani turun tangan sendiri" berfikir keras gisela sudah bisa pecahin alur
kisah Felix Gustava ini hanya saja orang-orang yang jadi tujuan pembalasan Felix tidak bisa gisela tembus dengan mudah.
"Gue harus cari tau musuhnya, mungkin gue bisa kendaliin mereka secara diam-diam tanpa mereka sadari" senyum devil gisela, dia punya cara yang licik di otaknya untuk menghadapi musuh dia
hanya tidak tau saja kalau musuh Felix adalah bintang geng yang tidak mudah gisela profokasi. tapi seandainya dia ingin kerjasama mungkin akan sangat mudah mengalahkan mereka.
Share this novel