"Yaudah lo mau minum apa?" tanya Gilang.
"Coffe expresso"
"Ok" jawab Gilang lalu memanggil pelayan itu lalu memesan minuman unntuk Algaskar karena memang yabg datang paling terakhir adalag Algaskar.
***
"Sayang gimana bisnis kamu lancar?" tanya perempuan iitu.
"Lancar-lancar aja sih sayang, tapi.." laki-laki itu menggantungkan ucapannya seperti ragu untuk melannjutkannya.
"Apa sayang ngomong aja, mungkin aku bisa bantu" bujuk perempuan itu saat sang kekasih tau ada yang ingin disampaikan.
"Bisnis aku gitu-gitu aja, aku pengen kembangin tapi modal aku belum cukup, jadi aku harus nyari tambahan dan maaf ya sayang kalau mungkin nanti kita jarang ketemu, soalnya aku harus cari
modal tambahan dulu" laki-laki itu memasang wajah memelas agar perempuannya itu jadi tidak tega dengannya.
"Astaga sayang kenapa kamu nggak bilang sama aku sih, kamu bbutuh berapa biar akuk transfer" jawab perempuan itu.
"Nggak usah honey, aku nggak mau ngrepotin kamu. aku nggak enak soalnya kamu udah banyak banget nolongin aku" ucap laki-laki itu pura-pura menolaknya sambil tersenyum licik dan bahagia di dalam hati.
"Nggak sayang, aku nggak ngrasa direpotin kok, kamu butuh berapa biar aku transfer" desak perempuan itu.
"A..aku butuh 200juta sayang, itu banyak banget, aku bisa cari sendiri kamu nggak usah bantu" tolak laki-laki itu.
"Nggak aku mau bantu, kalau kamu nggak mau nerima aku marah sama kamu" rajuk perempuan itu.
"Hmm yaudah deh aku terima, tapi kamu jangan marah ya, dan kalo usaha aku udah besar dan nanti aku dapat untung, nanti uangnya aku ganti" jawab laki-laki itu.
"Nggak usah dipikirin sayang kaya sama siapa aja" jawab perempuan itu.
"Kamu memang pacar aku yang paling baik" ucap laki-laki itu sambil memeluk kekasih, semabari teersenyum miring di dalam hati berhasil memeras perempuan yang jauh lebih tua darinya, dibandingkan dirinya.
***
Kini Gisela sampai di Apartemen dia langsung membuka makanan yang dibelinya tadi, lalu memakannya tapi tiba-tiba dia memikirkan orangn yang dilihatnya di restoran tadi.
"Gue nggak nyangka, julukan yang gue beri buat dia ternyata benar-benar terjadi, jalang tetap jalang. lo lihat aja apa yang akan gue lakuin buat lo, beraninya selingkuh dari ayah".
Senyum devil Gisela mengingat perselingkuhan sang ibu tiri, memang yang dilihat Gisela tadi adalah ibu tirinya yang sedang bersama seseorang yang ternyata kekasih gelapnya.
Kini Gisela tengah bersiap-siap untuk berangkat ke sirkuit, urusan ibu tirinya bisa dia urus nanti dan bisa dijadikan bom pada waktunya. Gisela berbeda dari yang lain mungkin jika orang
lain dia akan gunakan bukti sebagai senjata untuk mengancam ibu tirinya, agar dia tidak disakiti lagi tapi dia tidak, dia akan menikmati rasa sakit yang ibu tirinya itu berikan, dan justru
perselingkuhan itu membuat Gisela mendapatkan ide dengan mencari keburukan dan kejelekan mereka. ibu tirinya dan anaknya itu, dia jadi berfikir bagaimana jika seandainya dia juga mencari keburukan saudara tirinya.
Setelah bersiap jam sudah menunjukkan pukul 22.00 wib dia akan berangkat sekarang karena butuh waktu setengah jam untu sampai disana.
Brumm..
Brumm..
Sebuah motor sport saling bersautan dari kejauhan menuju tempat balap dan akan dilaksanakan, terlihat segeromboolan laki-laki tampan anggota Inti Bintang dan beberapa peserta lainnya sudah sampai di area balap.
"Woii akhirkan kalian datang juga" namanya Hans, dia yang selalu menyebar informasi disaat ada pertandingan atau job.
"Jadi siapa yang maju" tanya Hans.
"Gue" suara dingin itu membuat Hans menoleh kearahnya dan menemukan Bara yang masih diatas motornya.
"Ok, gue masih nunggu peserta lagi, bentar lagi kayanya dateng" ucap Hans pada mereka.
"Siapa?" tanya Raka pernasaran.
"Itu yang kemarin lawan sama Al" jawab Hans, yang membuat anggota Bintang menoleh kearahnya dengan muka agak kaget.
"Seriuus yang kemarin kekuatannya sama kaya AL" tanya salah satu anggota Bintang.
"Eh iya, ya dia ikutan lagi malam ini" tutur Hans yang baru inget juga kalau Algaskar sempat tanding dan skor mereka bersamaan sampai di garis finish.
"Dia ikut?" celetuk Algaskar tiba-tiba dan membuat mereka semua menoleh kearahnya menatap dirinya dengan pandangan berbeda, beda sama bara yanng tetap dingin dan muka datar.
"Ha?" jawab Hans bingung.
"Maksudnya itu yang kemarin tanding sama Al ikut balap juga" jelas Raka.
"Iy-" belum sempat Hans menjawab orang yang dibicarakan sudah datang dengan mengendarai motor sportnya.
Brumm
Brumm
Semua menoleh kearah Gisela yang baru datang, "nah itu dia udah datang" ucap Hans "Queen" panggil Hans saat melihat gisela seperti mencari seseorang dan dia yakin kalau yang dicari adalah dirinya.
"Queen" ucap mereka yang ada disana bersamaan.
"Kenapa?" tanya Hans saat mendengar mereka menyebut nama Queen bersamaan.
"Lo tadi manggil dia Queen?" tanya Gilang yang pertama tersadar dan langsung bertanya.
"Iya" jawab Hans sedikit gugup bagaimana tidak dia ditatap tajam oleh dua manusia kutub utara.
"Cewek?" Suara dingin Algaskar kembali terdengar dan mungkin karena takut Hans langsung paham.
"I-Iya dia cewek" ucap Hans terbata-bata.
"Ha?" kaget semuanya berteriak mendengar jawaban Hans.
"Dia cewek?" tanya Bagas memastikan.
"Iya cewek" Hans sudah bisa menguasai situasi dia tau mereka hanya penasaran dan kaget saat tau kalau lawan Algaskar kemarin adalah perempuan dan itu bukan hal berbahaya kagetnya mereka hanya sedikit seram tidak seperti orang kebanyakan jadi dia juga kaget.
"Ok kalo gitu gue cabut dulu, ntar kalau udah mau tanding gue panggil" jawab Hans dan pergi dari sana menghindari kekagetan dari mereka dan rasa penasaran seorang Algaskar.
"Boss lo kok bengong?" celetuk Bagas.
"Hm nggak" Algaskar langsung tersadar dan dia bisa menguasai dirinya sehingga tidak ketahuan kalau dirinya sedang melamun apalagi memikirkan perempuan yang kekuatannya hampir sama dengannya, dan mereka belum tau kalau Queen itu adalah Gisela, mungkin dia akan lebih kaget kalau tau dia adalah muird baru dikelasnya itu.
"Ok gaes pertandingan akan segera dimulai, yang udah daftar tadi silahkan masuk ke arena balap" pengumuman Hans membuat semua peserta memposisikan diri di garis start termasuk Bara dan Gisela.
"Gue masih nggak percaya kalau dia cewek" ucap Bagas.
"Gue juga men, gue jadi penasaran pengen liat mukanya pasti cantik, keren gitu" celetuk Raka dan mendapatkan pukulan di kepalanya.
"Di otak lo cuma cewek cantik doang" kesal Bagas.
"Lah nggak apa-apa kalau ngomomgin cewek dann cantik, berarti gue masih normal". jawab Raka tidak mau kalah.
"Alasan aja lo" cetus Bagas.
"Gue kan tadi juga ngomongin keren" kilah Raka.
Gilang yang melihat mereka ribut hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saja rasanya ingin sekali dia tendang teman seperti mereka berdua yang tidak pernah akur, sedangkan Algaskar tidak ambil pusing dengan pertengkaran kedua temannya itu. dia tetap fokus kearah peserta balap lebih tepatnya kearah salah satu peserta balap itu, peserta dianggap satu-satunya perempuan berada di jalur itu.
Share this novel