Part 14

Mystery & Detective Completed 290

Gisela memasuki pintu kantin yang penuh oleh murid-murid yang kelaparan, dan gisela salah satu diantara mereka dia terlebih dahulu memesan makanan baru mencari tempat duduk. Setelah memesan bakso gisela mencari tempat dan dia menemukan kursi yang cukup agak ditengah kantin gisela sebenarnya tidak ingin duduk disana tapi tidak ada tempat kosong lagi.

Dan tanpa gisela sadari saat pertama masuk kantin dia diperhatikan segerombolan siswi bisa dibilang mereka cukup populer karena berasal dari keluarga terpandang.

"Kita punya mangsa baru" celetuk salah satu dari mereka yang berpenampilan glamor, tapi bukannya terlihat keren atau berkelas tapi malah kellihatan norak.

"Lo yakin la?" tanya salah satu temannya

"Yakin lah" jawab lala remeh, lala dan teman-temannnya adalah sekelompok pembully suka merundung siswi yang lebih rendah dari mereka.

"Tapi lihat tampangnya dia kek serem gitu, dingin banget kayak algaskar, gue takut" gidik salah satu dari mereka

"Dia emang kelihatan aja kayak gitu, ka;au udah di bully dia udah lemah" yakin lala, dia lupa kalau gisela tidak pernah kalah dan tunduk sama dia.

"Ayo" lanjut lala berdiri dari tempatnya dan diikuti teman-temannya berjalan ke arah kursi gisela, semua penghuni kantin melihat ke arah mereka, mereka sudah tau kalau lala seperti itu
pasti akan membully lagi, dan itu terjadi setiap ada murid baru.

Brak

Gebrakan meja gisela membuatnya mendongak ingin melihat siapa yang berani menggangu acara makannya, saat tau ternyata lala dkk dia langsung tersenyum miring kemudian melanjutkan makannya.

"Heh lo beliin gue makanan" perintah lala angkuh tidak membuat gisela beranjak atau sekedar melihat ke arah mereka.

"Lo denger nggak lala bilang apa" ucap salah satu dari mereka mencoba berani.

"Pesenin gue makanan sekarang atau lo gue bikin malu disini" gertak lala tetap tidak membuat gisela beranjak dari tempatnya masih memakan makanannya dengan pelan karena masih cukup panas ditambah sambal yang banyak.

Karena tidak sabaran dan emosi lala menarik tangan gisela berdiri "Lo denger gue nyuruh pesen makan, lo bisu?" emosi lala.

"Punya tangan kan? pesen sendiri" datar gisela berniat kembali duduk tapi lala langsung menariknya dan mendorong gisela untung saja gisela bisa seimbang sehingga tidak terjatuh.

"Lo berani lawan gue?" tanya lala yakin kalau gisela tidak akan melawannya karena takut dengan sang ayah

"Lo nggak tau siapa gue, lo mau gue keluarin dari sekolah ini" ancam lala seoalh dia tidak kenal dengan gisela, sedangkan gisela tidak peduli, lala tidak tau saja gisela tidak peduli dengan kemarahan sang ayah dia merasa terganggu makan dia akan lawan.

"Lo mau makan?, mau gue pesenin?" setelah mengatakan itu gisela langsung mengambil mangkok yang isinya masih lumayan banyak dan langsung menyiram ke kepala lala

Byurr

"Aaaaa panas panassss" histeris lala

"Gisela sialan" murka lala.

"Mau gue pesenin minum juga?" tanya gisela langsung mengambil minumannya dan kembali menyiram ke kepala lala.

"Gue udah pesenin tuh" jawab gisela dengan santai lalu pergi dari kantin dengan mood yanng buruk karena acara makannya di ganggu sama nenek lampir itu, dan dia yakin nanti akan ada panggilan pulang lagi karna lala pasti akan mengadu dan melebih-lebihkan.

"Dasar anak manja" geram gisela dengan tatapan tajam disepanjang jalan di koridor. Sesampainya di kelas dia langsung disambut dengan mely beserta ke 5 pengawalnya siapa lagi kalau bukan bintang.

"Eum gisela kita kan satu kelompok" ucap mely.

"Hmm" jawab datar gisela, dia berusaha menekan emosinya..

"Nanti kita akan kerja kelompok sepulang sekolah, kita pulang dulu kok ganti baju" jelas mely.

"Atur aja" jawab gisela singkat.

"Gue boleh minta no hp lo nggak?" minta mely pelan-pelan biar nanti kita bisa hubungi lo tempat buat kerja kelompoknya dimana" lanjut mely cepat sebelum dia mendapat penolakan dari gisela.

Gisela menghela nafas pelan mengatur emosi berusaha meredakan "Hp lo" minta gisela langsung diberikan oelh mely, gisela mengetik nomernya disana lalu mengembalikan ponsel mely.

"makasih" ucap mely

"Hmm" balas singkat gisela

Gisela duduk dikursinya sambil menunggu bel sebentar lagi akan masuk, sedangkan inti bintang sedari tadi hanya memperhatikan mely dan gisela takkut-takut gisela akan menyakiti mely dengan penolakan gisela.

***

Bel pulang sudah berbunyi semua murid berhamburan keluar kelas begitupun dengan kelas gisela dan giselanya sendiri pun sedang berjalan keluar untuk pulang.

"Gisela" panggil seseorang membuat gisela menoleh dan menemukan mely berjalan kearahnya dan jangan lupakan ke 5 pengawalnya.

"Nanti ingat ya kita kerja kelompok nanti gue hubungi tempat sama jamnya" perintah mely sambil tersenyum yang dibalas gisela dengan muka datar.

"Hmm" hanya itu ucapan gisela lalu berlalu dari sana dan meninggalkan mereka yang diam menatapnya.

"Ck tu orang ya, dingin bener" celetuk bagas tiba-tiba, dia cukup keki menhadapi sikap gisela. Walaupun sudah terbiasa menghadapi orang seperti itu karean sang ketua juga sebelas dua belas tapi ini cukup algaskar saja kenapa harus nambah satu lagi.

"Yaudah yuk balik nggak usah dipikirin" ujar gilang yang membuat mereka mengganguk lalu pergi dari sana.

"Al, woii bengong aja" ucap raka menyadarkan algaskar yang sedari tadi melamun bahkan matanya tertuju ke arah tempat menghilangnya gisela.

"Lo mikirin apa?" tanyya raka lagi bingung

"Nggak" datar algaskar lalu meninggalkan raka yang bengong dan ditinggal begitu saja.

"Ck punya ketua gitu banget" decakan kesal raka menyusul teman-temannya.

***

Karena gisela tidak membawa motor dia berjalan ke arah halte bus, saat sedang menunggu bus ponselnya berbunyi dia lihat ternyata sang ayah, dia sudah menebak apa yang akan terjadi.

"Hal-" ucap gisela terpotong

"APA YANG KAMU SUDAH LAKUKAN PADA ANAK SAYA KURANG AJAR, PULANG KAMU!!!" teriakan murka sang ayah memotong ucapan gisela, dia tidak kaget lagi dia sudah perkirakan ini akan terjadi.

"Hmm" ucap gisela lalu smabungannya terputus

"Huuff" helaan nafas lelah gisela "terus gue gimana kerja kelompoknya sama mereka, gue nggak mungkin keluar dari rumah dengan keadaan yang tidak baik-baik saja, gue juga yakin ini nggak akan sesingkat sebelumnya" monolog gisela, ini untuk pertama kalinya dia melawan lala menggunakan fisik, karena lala pun melakukan fisik, sebelum-sebelumnya mereka hanya adu mulut, itu karena gisela jarang dirumah dan dulu mereka tidak satu sekolah jadi jarang bertemu. Meskipun gisela bingung tapi dia tidak akan mengabaikan sang ayah dia tidak peduli kalau mely dan inti bintang marah.

Setelah bus datang gisela langsung masuk dia akan ke apartemennya dulu untuk mengambil motor baru setelahnya pulang menemui sang ayah dan menerima hukuman yang gisela yakini tidak jauh dari kekerasan.

***

Gisela sudah di dalam apartemennya dia ganti baju dan siap-siap untuk kerumah sang ayah dia tidak berniat makan siang terlebih dahulu.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience