Sembah kerang ajaib, apalah salah ku sampai satu hari ini dipenuhi oleh adik kelas itu, dan astaga, rupanya bang Erik adalah abangnya adek ini. Sungguh keluarga yang sangat jenius pastinya, abangnya di terima di perusahaan terkenal, adiknya bisa masuk kesekolah dengan beasiswa full. Dan keluarga ini juga pasti di berkahi dengan penampilan yang wahai aduhai, ya gimana, muka abang bak orang korea, muka adik juga. LAH?!! KENAPA MALAH MEMUJI, astaga, gak, aku gak tertarik dengan adeknya, ini mah, pertemuan yang menyebalkan. Mau gimana lagi, aku harus pura-pura baik, udahlah numpang, dan hubungan ku dengan abang Erik juga lumayan baik.
“Eh, ha…halo” kataku sambil memainkan mata sebagai kode
“Ya, ha..halo juga, kenapa matanya bang? Kelilipan ya?” katanya
ASTAGA, CEWEK GAK PEKA. KAMPRET.
“hmm,ada apa ton?” tanya bang Erik sambil melirik ku. Matilahhh, ketahuan nih
“oh gak ada, ini kayaknya mata memasukan debu” kataku sambil mengucek-ngucek mataku.
“jangan di kucek, lyn, coba kamu tolong lihat” kata bang Erik sambil melihat adeknya
ASTAGA, KENAPA DIA, BUSET DAH
“lah, abang aja, kan kawan abang” kata Lyn sambil masuk mobil dan duduk
“lah,tadi kan kamu berdiri dekat pintu dia, ya sudah sini coba abang bantu hembus” kata abang Erik sambil memegang kepala ku. Gila, kalau aku cewek, udah pingsan kali menatap cogan alias cowok ganteng degan sedekat ini, kalau bisa dicium juga gapapah, EH, AKU BUKAN GAY YA BTW.
“HUH” suara hembusan bang Erik ke mataku
“mmhh” bunyiku, gila, rasanya gak enak, dasar cewek sialan, gara-gara dia semua
“udah?” kata bang Erik
“udah kok bang, makasih ya” kataku sambil mengucek-ucek mataku pelan
“romantic kali kalian, jangan-jangan, abang Erik…….” Kata cewek itu
“Enak aja, abang mu normal,dah, yok jalan” kata abang itu sambil menginjak gas dan membunyikan klakson untuk pamit dari teman adiknya.
Dalam mobile bener-bener awkward banget, aku gak tau mau ngomong apa, dan mereka kakak beradik juga tidak ngomong, apa karena ada aku ya? Aduh, tau gini aku suruh suruh supir ku jemput aja.
“Btw, kalian udah kenalan ya?” kata bang Erik yang memecah kan keheningan
“gak kok bang, tadi gak sengaja aja aku disuruh guruku untuk ngajar di kelas teman abang ini” kata adeknya dengan santai. Dasar, ini cewek belagu banget, mentang-mentang pintar, sombong kali bah.
“oh gitu, jadi gimana Ton cara adek abang ngajar? Bagus endak?” tanya abangnya sambil senyum.
“oh itu, bagus banget kok bang, beruntung kali abang punya adek pintar gini, ehehehe” kata ku yang tidak tau mau jawab gimana, dari pada salah jawab, terpaksa di buat-buat enak saja, biar gak menyinggung hati cewek itu, eh, hati abangnya, preettt.
“hahaha bisa aja, eh udah lapar belum? Mau makan bareng dulu? Abang traktir hari ini deh” ajak abang erik
“udah bang, yukk makan yuk” kata adeknya yang nampaknya sennag banget
“kamu ikut sekalian ya ton” ajak abang itu
“ia bang, boleh” kataku yang gak enakan menolak ajakan itu
Setibanya kami di tempat makan, rupanya abang adik itu suka dengan makanan Korea. Kamipun duduk dan mulai memesan makanan. Rupanya makanan disini lumayan mahal juga, walaupun orang kaya, kehidupanku sederhana saja, karena aku tau mencari uang itu susah. Emang sih di traktir orang itu enak, kita gak usah bayar, tapi kalau terus-terusan gak enak juga, dan kitapun harus tau diri.
“Eh, RIK, wah sudah lama loh gak ketemu” tiba-tiba datang seseorang cewek yang gak tau darimana asalnya, tapi cantik sih dan badannya juga oke, menyapa abang Erik.
“Eh, July? Kapan kamu sampai disini, gak bilang-bilang udah balek ya, makin cantik aja kamu, hahaha” kata apa abang Erik yang agak terkejut melihat temannya itu. Dan dari sana mereka pun saling memuji satu sama lain, dan yang kampretnya lagi…
“Eh, kamu napain jadi lalat disini, adikmu sama pacarnya kan lagi makan, yuk kita pisah meja aja, udah lama juga gak ngobrol” ajak teman abang Erik
“eh bukan…” kata abang Erik yang belum selesai ngomong
“ah sudah, ayuk” Tarik cewek itu paksa
DAN AKHIRNYA AKU SAMA ADIKNYA TINGGAL BERDUA, WTF.
======================================================To be continued.
Share this novel