Mulutku langsung tidak bisa bergerak sewaktu melihat apa yang kulihat sekarang. Ini pasti bohong kan, mataku pasti rusak, harus ku periksa ke dokter ini. Tapi, setelah ku kedipkankan matku kuat-kuatbeberapakali, da nada ku kucek-kucek juga, rupanya, mataku tidak salah, PAK HANDOKO, astaga, aku ngomong begitu pulak, semoga bapak itu tidak dengar. Tidak biasanya, mukak bapak itu yang selalu cerah, sekarang mukanya seperti orang marah seperti akan memakan orang. Nathan yang tadinya ingin mengejar gadis itupun terdiam tidak berkutik dan pas di depan bapak itu, kalau aku jadi Nathan, lebih baik pingsan deh.
“gila, aku mencium bauk kelas ini bakal dead” bisik budi yang juga tegang sambil melihat pak Handoko
“shh, diam lo” balasku sambil bisik juga dan sambil melihat pak Handoko juga. Gila nih teman, gak bisa lihat suasana.
Pak Handoko pun mulai menegur kami dengan nada kemarahannya yang tidak main-main. Kesal, ini semua pasti gara-gara gadis itu. Bagaimana tidak? Pak HAndoko datang ke kelas kami beberapa menit setelah kepergian gadis itu.pasti di tengah jalan gadis itu ketemu pak Handoko dan mengadu yang tidak-tidak sama pak Handoko. Sialan, padahal kami sudah bilang kalau ini semua untuk pak Handoko, bukan sengaja untuk mengerjai dia, dasar anak gadis manja, lihat sja, kalau ketemu dia, aku bakal kasih pelajaran.
“ini pasti ulah gadis tadi” bisikku ke Budi
“ah, gak mungkin” jawab Budi yang sambil berbisik juga
“alah biasakan cewek manja, kesal juga lama-lama aku jadinya” bisiku
Dan di tengah kemarahan pak Handoko, rupanya gadis yang tadi tidak sengaja kami kerjai itu datang, dan ruapanya apa yang aku pikirkan itu semuanya salah, ruapanya gadis itu datang untuk membantu kami dalam menjelaskan apa yang terjadi, dan untungnya bapak itu percaya pada gadis itu. Setelah itu, suasana kelaspun menjadi tdak tegang lagi, dan pak Handoko meminta kuenya dan disana aku seperti muka yang begini”=0=”. Yang lebih membuat ku terkejut lagi adalah pak Handoko meminta gadis itu untuk mengajari kami, dan ternyata gadis itu tidak main pintarya, dan cara menjalisnnya juga bagus.
“pintar juga gadis itu, cantik lagi” kata Budi sambil mengsenggol ku
“Ah, biasa aja” kata ku sambil lanjut mencatat apa yang di terangkan
“Alah, bilang aja lu juga punya pemikiran yang sama kayak gue” kata Budi dengannada menggoda gitu
“Ah, diam loe kampret” bentakku
Tapi dilihat-lihat dia emang cantik juga. Tapi yasudahlah, bodoh amat. Aku sudah tidak sabar pulang dan pergi ke toko buku yang pas disebelah toko kue ibunya Nathan. Toko buku itu sangat lengkap dan sudah dari kecil aku langganan disana, walaupun sifatku yang begini, tapi gini-gini aku suka baca buku, buku novel sih, hahaha. Aku juga suka menari dance hiphop, aku bergabung di sanggar tari dan biasanya setiap hari ganjil kami akan latihan, dan kalau ada lomba atau pertunjukan, kami baisa akan berlatih tiaphari. Untungnya hari ini hari Kamis, jadi aku bisa memakai waktu ku untuk membaca buku, dan siap itu mampir ke toko rotinya Nathan sebentar, ya hitung-hitung sekalian minta maaf atas perbuatanku hari ini kepadanya. Setelah pulang sekolah aku pun bergegas pulang rumah, dan siap-siap pergi ketoko buku itu.
“Hey Ton, gimana tadi sekolahnya?” tanya paman Dery. Yeap, paman itu adalah pemilik toko buku ini, kami sudah kenal lama banget, dna aku juga sudah menganggapnya sebagai paman sendiri.
“Ya, seperti biasa paman, gak ada yang special, yang paling special adalah cepat pulang dan bisa baca buku disini, hehehe” kataku sambil tersenyum
“hhaha,dasar kamu,ya sudah sana baca, jangan lupa beli ya, ahhaha” kata paman itu sambil ketawa
“ahahaha, lah bukannya gratis? Gak lah, canda aja, sip, aku baca dulu ya paman” kataku sambil pergi menuju rak novel
“dasar anak jama sekarang, ia ia,sana” kata paman itu sambil melanjutkan membaca korannya.
Aku adalah tipe orang yang suka sekali membaca buku bertema horror, tapi tidak yang bertema thriller, karena aku tidak tahan melihat yang bunuh-bunuh gituan, apalagi cara bunuhnya sangat mengerikan, bisa-bisa aku muntah di tempat.
“Ah ini dia buku yang ku cari” kataku sambil mengambilnya, dan tiba-tiba ada suara perempuan.
“eh itu aku duluan yang ketemu, sini bukunya” katanya, sambilmencoba meraih buku itu dari sebelahku
“Ah, aku duluan kok yang……lah, kamu” kata ku sambil melihat perempuan itu dan rupanya dia itu kan
======================================================To be continued.
Share this novel