CHAPTER SEVEN LYNA

Romance Series 1084

Astaga, bukannya pak Handoko bilang dia akan keluar untuk mengurusi lomba akuntansi, kok tiba-tiba bapak itu ada disini, dengan keadaan ku yang sedang kacau pulak, gimana ini, aku tidak mau bapak itu salah aham kalau kakak kelas itu mengerjaiku, aku harus bagaimana dong, aduh aku panik.

“Lyn, kamu kenapa sampai berantakan begitu?” tanya pak Handoko lagi yang membuatku terhentak karna saking paniknya

“ini, uhmm, ini pak..” belum selesai menyambung kalimat ku, pak Handoko langsung memutusnya

“Ini pasti ulah mereka, sudah kamu tidak usah memikirkan hal ini, kamu pergi bersihin dirimu sana, berantakan banget, ini bair bapak yang urus” kata pak Handoko sambil senyum dan siap itu nampak mukanya langsung geram dan berjalan kekelas senior-senior itu.

“pak bukan begitu, pak” tidak kuasa aku menahan bapak itu, bapak itu sudah di depan pintu kaka kelas itu

BAAAMMMM

Terdengar suara ketukan pintu kelas yang sangat kuat, aku sangat takut waktu itu, aku bisa mendengar kemarahan pak Handoko di kelas itu. Aduh apa yang harus ku perbuat, gimana dong, apa aku harus membiarkannya atau datang kekelas itu untuk menjelaskan ke pak Handoko?. Ia aku harus menolong kakak kelas itu.

“KALIAN SATU KELAS TIDAK DAPAT KISI_KISI UJIAN” tegas pak Handoko.

“misi pak” misiku dengan memberanikan diriku dari belakang

“eh lin, ada perlu apa nak?” tanya bapak itu

“ini semua bukan salah mereka kok pak, mereka hanya kepengen merayakan ulang tahun bapak, dan mereka tidak tahu kalau saya yang akan masuk kelas ini, jadi ini semua hanya salah paham saja kok pak, bukan salah siapa-siapa” jelas ku yang masih ketakutan

“bener kan pak yang kami bilang” kata cowok yang di panggil Ton itu

“Diam kamu, tidak ada yang minta penjelasan dari kamu, kalian kan bisa mastikan siapa yang bakal datang ke kelas” jawab tegas bapak itu.

“sudah pak, saya mohon jangan menghukum kelas ini, ini emang tidak ada yang salah, saya juga tidak apa-apa kok pak” tambahku unutk meyakinkan bapak itu

“ya sudah, ini peringatan untuk kalian, jangan mengulangi ini lagi, sudah, mana kuenya? hahahah” kata pak Handoko sambil ketawa

                Aku seperti “wtf” bapak itu, bener-bener deh, muka ku yang tadinya ketakutan dibuatnya seperti orang bego dikarenakan moodnya yang epat sekali berubah. Dan untungnya walaupun mereka gagal dalam mensurprisekan ulang tahun pak Handoko, tetapi at least, kue yang mereka siapkan bisa sampai ketangan pak Handoko. Setelah itu, akupun disuruh untuk membersihkan diriku yang masih berlumuran tepung kue dan disuruh untuk keatas lagi sama pak Handoko.

“Lyn, sini kamu juga makan kuenya, enak loh kuenya” ajak pak Handoko

“eh gak apa-apa pak, tidak usah, masih kenyang juga” jawabku yang tidak enak dengan yang lainnya

“udah gak apa-apa, Ton, tolong bagikan kuenya” suruh pak Handoko

“lah, kok aku pak, bapaklah, kan bapak yang ulang tahun” jawab anak yang di panggil Ton itu

“kan kamu ketua kelas, lagi enak nih nikmati kuenya, beli darimana nih?” tanya pak Handoko sambil melahap kuenya

“hmm..ia deh pak, kami beli dari toko kue ibunya Nathan” kata si initial Ton itu sambil memotong kuenya

“oh, enak loh kue buatan mu than” kata pak Handoko sambil senyum

“ia pak, makasih ya”  jawab Nathan

                Oh ternyata kakak yang nolongin aku waktu di katain sama yang lain mempunyai toko kue, wah sudah lah ganteng, pasti dia yang buat kue untuk pak Handoko, bearti dia juga bisa buat kue, dan mana tau dia juga bisa masak? Wah, lelaki idaman.

“nih” kata cowok initial Ton itu sambil menjulurkan kue itu kepadaku dengan mukanya yang sepertinya masih kesal kepadaku. Matanya yang tajam dengan alisnyanya yang tidak begitu tebal menatapku seperti menganggapku bukan bagian dari rancangan ini.

 

“Makasih” kataku sambil mengambil kue yang disodorkannya. Wah, rasa kue ini emang enak banget, rainbowcake yang dicover dengan coklat dengan lapisan keju di setiap pembatas warnanya, tidak ada cream sama sekali, semuanya memakai bahan dasar yang coklat dan keju untuk penghiasnya, wah, aku jatuh cinta dengan kue ini.

“Nah, perkenalkan ini namanya Lyn, dia adalah junior kalian, walaupun dia adalah junior kalian, tetapi batas pengetahuan dan kepintarannya sudah melebihi pelajaran kelas ini, dan dia merupakan salah satu murid dengan beasiswa full di sekolah ini, dan kalian tau kan? Setiap tahun sekolah hanya memilih 2 murid teratas untuk di berikan beasiswa, dan Lyn adalah salah satu murid tersebut, dan criteria untuk mendapatkan beasiswa di sekolah ini tidak bisa di anggap sepele, jadi bapak harap kalian jangan menganngap remeh seseorang sebelum mengetahu kebenarannya” kata pak Handoko setelah kami menikmati kue tersebut yang di ikuti dengan tepukan tangan dari seisi kelas.

“Kalau begitu, saya, Anthony, ketua kelas dari kelas ini, mewakili yang lain untuk meminta maaf atas perlakuan kami tadi” kata cowok yang berintial Ton itu, dan ternyata namanya Anthony.

“ia, tidak apa-apa, ini semua hanya salah paham kok” jawabku sambil tersenyum

“Nah, bapak juga minta maaf karena bapak tidak memberi tahu kalian terlebih dahulu, karena bapak ada urusan mendadak, dan rupanya bapak salah melihat tanggal, hehe, nah, karena hari ini Lyn sudah ada disini, Lyn yang akan mengajar kalia, bapak hanya akan melihat dan membenarkan jikalau Lyn salah menjelaskan mata pelajarannya ke kalian, mengerti?” kata pak Handoko

“ia pak” jawab serentak murid kelas itu

“eh…” kata ku pelan ynag terkejut, dan aku memberanikan diri untuk membuktikan kepada kakak kelas itu kalau aku bisa. Setelah siap mengajari kakak kelas, aku melanjutkan mata pelajaranku selanjutnya.

“Aciieee, gimana rasanya ngajar senior?” kata Mery teman sebangkuku sekaligus sahabtku

“Ugh, banyak deh hal yang terjadi” kataku sambil mengambil buku matematika

“ih, cerita-cerita dong” goda Mery. Akupun menceritakan semuanya

“Wah, kamu dapat mencoba kue buatan kakak senior Nathanniel itu?” kata Mery yang sedikit terkejut

“ia, kenapa tuh?” tanyaku

“Astaga, kamu beruntung banget, denger-denger toko kue ibunya salah satu toko kueyang terenak disini, masa kamu gak tau” jawab Mery yang bersungguh-sungguh

“OH, benerkah? Emangnya apa nama toko kuenya?” tanya ku yang lagi penasaran

“D’Lavela” jawab Mery

“HAH, serius lo?” jawabku sambil melotot

“ia emang kenapa?” tanya Mery sambil bingung.

======================================================To be continued.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience