Astaga, toko itu kan pas disamping kantor tempat abangku bekerja, siap itu pas juga disamping toko buku yang aku biasa kunjungi. Dan, dan, yang lebih mengerikannya lagi, itu adalah toko kue dimana abangku menyarankan untuk program magangku. Yap, karena sekolah kami sudah menganut cara universitas, maka kami juga ada program magang untuk mempersiapkan diri kami juga untuk nanti di dunia universitas dan bekerja. Abangku suka sekali membeli kue ditoko itu, pantesan rasa kue tadi seperti rasa kue yang tidak asing bagiku dan enak sekali. Astaga abang kok gak bilang sih kalau pemiliknya senior di sekolah ku, ahhh, aku benci abang, gak mau tau, aku harus bicarakan ini sama abangku.
“Astaga, gimana dong nih Mer?” kataku sambil bingung dicampur rasa tidak nyaman
“Emangnya kenapa Lyn?” tanya Mery heran
“Astaga, itu, itu tempat kue yang disamping kantor abangku kerja, siap itu abangku suruh aku magang disana aja, soalnya dia udah coba ngomong sama pemiliknya” jelasku
“Nah, bagus dong, kamu bisa pergi pulang bareng sama abangmu, apanya yang harus di takutin” kata Mery sambil mengambil buku nya.
“Masalahnya Mer, aduhhpanjang deh ceritanya” Kataku, dan akupun mulai menceritakan kepada Mery tentang apa yang terjadi pada pagi hari ini.
“Wah, ahahha, emang jodoh takkan kemana lyn” kata Mery sambil ketawa.
“Ih, aku serius loh Mer, gimana ya?” kataku sambil memikirkan gimana bagusnya.
“udahlah,again dari cerita mu, kakak kelas anak ydari toko itu kan juga membantumu tadi, jadi tidak ada yang harus di takuti, abang itu pasti baik orangnya” kata Mery yang berusaha meyakinkan ku.
“hmmm..ia sih, semoga aja ya Mer” kataku sambil mencoba mempositivekan ingatanku.
“Eh, hari ini Novel horror yang kita tunggu-tunggu udah keluar loh” kata Mery yang membuatku berhenti memikirkan tentang magang ku tadi.
“Oh the sixth guest ya? Wah wah, ayuk nanti kita lihat di toko buku itu” kataku dengan tidak sabar.
Ya, walaupun seorang yang pintar dan cerdas (hahah sombong banget ya), tapi aku juga salah satu orang yang snagat suka membaca, yup, ilmu pengetahuan dan pengetahuan umum nomor satu, dan membaca novel horro adalah nomor dua. Novel seperti tempat pelarian ku sementara ketika aku sangat bosan ataupun sudah malas melihat segala sesuatu yang berkaitan dengan sekolah. Setelah selesai sekolah, aku dan Mery pun bergegas ke toko buku itu.
“siang paman” kata kami serentak
“Eh, dua perempuan cantik, siang, gimana sekolahnya? Dah dapat pacar?” kata paman itu sambil membuka korannya.
“ah, paman Dery, itu tuh, Lyna udah dapat, pas hari ini dapatnya, hahaha” jawab Mery sambil ketawa
“Wah, mana pacarnya sinilah kenalin ke paman” kata paman Dery sambil ketawa dan membaca korannya.
“ah, mana ada, Mery asal ngomong aja itu” kataku sambil mencubit lengan Mery.
“Ah, sakit Lyn” kata Mery sambil mengelus lengannya yang kucubit
“Eh,paman, novel horror yang baru itu, yang the sixth guest udah masuk belom? Kataku yang sudha tidak sabar mau membacanya.
“Oh sudah, baru hari ini masuknya, tuh carilah, update banget kalian ya, haha” kata paman Dory sambil menunjuk tempat letak buku nya
“okee paman, makasih ya” kata ku sambil menarik Mery
“Eh, tunggu Lyn, kamu kan nantimagang disebelah, bagusan kamu juga harus tahu dasar-dasar tentang kue, kamu mau lihat buku tentang kue dulu gak?” kata Mery yang membuat suasana pikiranku berubah derastis, lagi-lagi tentang magang, lagi-lagi mikirin gimana nanti kerja sama abang senior tadi yang menolongku.
“Ah kamu, ya sudah deh, tapi siaop itu langsung cari buku horrornya ya” kata ku sambil ngambek sedikit
“Ia ia” kata Mery sambil berjalan ke tempat kue.
Kamipun memilih buku kue. Ketika memilih, aku sedikit bingung, karena sebelumya belum pernah membuat kue, dan Mery pun merekomendasikan untuk membeli buku kue yang mencakup general saja.
“Nah, udah kan, yuk lihat buku nya” kataku yang tidak sabar
“bentar-bentar, aku lupa kasih tau adekku kalau aku mampir sini bentar, bentar ya aku telepon adekku dulu” kata Mery sambil menagmbil hpnya
“ya sudahlah, aku lihat bukunya dulu dehkalau gitu” kataku sambil meninggalkan Mery.
“oke, kalau bagus, ambil satu lagi untuk aku yaaaaa” kata Mery
“Endak mauuu,, weeeekkkkk” kata u sambil menjulurkan lidah ku dan pergi
Yes, akhirnya waktu yang ku tunggu-tunggu tiba juga, aku bisa menambah koleksi novel horror ku. Besar banget toko buku ini, aku hamper saja tersesat, untung paman itu memberi tahu dimana letak novel horro baru itu, dan astaga, aku melihat ada seorang pria yang, wah, memakai seragam sekolah yang sama dengan ku yang juga menuju tempat novel itu. Pria itu ternyata lebih didepan dariku. Aku tidak boleh kalah, dan karena takut kehabisan, aku pun mempercepat langkahku dan ketika pria itu ingin mengambil buku itu, aku pun mencoba mengambilnya dari belakang.
“eh itu aku duluan yang ketemu, sini bukunya” kataku sambil mencoba meraihnya.
“Ah, aku duluan kok yang……lah, kamu” kata pria itu sambil menatapku.
Astaga, gak bisa di percaya, itukan kakak kelas yang berinitial Ton itu, yang nama aslinya Anthony yang galaknya mintak ampun. Aduh, kok waktu bertemu dia sekarang gak pas sih, aduh apa yang harus ku lakukan, ah gimana sih, aduh ya tuhan, Mery belum datang nyusul lagi.
“Eh, maaf kak, ini bukunya” kataku sambil pergi
Aduh, bodohnya, aduhh semoga dia tidak lihat wajahku
“Hei, kamu tunggu sebentar” katanya
======================================================To be continued.
Share this novel