CHAPTER FIVE NATHANNIEL

Romance Series 1084

Astaga, tidak bisa dipercaya, yang kami kerjain adalah bukan pak Handoko, tetapi seorang gadis, ya, sepertinya adek kelas dari tampangnya, karena aku tidak pernah melihatnya selama ini di angkatan ku. Ketika yang lain merasa sangat kecewa, ya pasti saja, kami sudah capek-capek mempersiapkan kejutan ini, tetapi tidak mengenai target kami, pak Handoko, sejujurnya aku merasa kasihan kepada gadis itu. Ya, jujur saja, bukan salah gadis itu juga, tetapi ini bisa di bilang salah kami, karena kami tidak melihat secara betul-betul apakah orang yang datang adalah pak Handoko atau bukan, melainkan hanya menduga-duga karena selama ini tidak pernah orang yang masuk selain pak Handoko pada saat jam pelajaran tersebut di hari itu.

                Gadis itu mengatakan kalau sebenarnya dia ditugaskan oleh pak Handoko untuk menggantikan beliau sementara yang dikarenakan beliau ada urusan untuk mengurusi lomba akuntansi di luar. Ya, sebenarnya aku tidka percaya, karena dia nampak jelas masih junior kami dan tidak mungkin junior sudah menguasai mata pelajaran kami. Tidak hanya aku, teman-teman sekelas juga tidak mempercayai gadis itu. Tapi, dilihat baik-baik dari mata gadis itu yang dimana mukanya masih berlepotan dengan tepung kue, aku bisa melihat kalau dia tidak berbohong. Dengan rasa iba, akupun mendekati gadis yang berlumuran tepung kue itu dan membantunya dari kekesalan teman-teman sekelas ku. Aku tidak peduli, pasti banyak yang tidak setuju denagn ku, tapi ya ini emang bukan salah gadis itu. Dan pada akhirnya, aku membantunya untuk keluar dari kelas itu untuk membersihkan mukanya.

“Ah than, gak usah sok jadi pahlawan lah loe” kata Tony yang nampak sangat jengkel. Ya aku tau, di samping dari kegagalan kejutan kami, dia juga pasti malu karena harus memakai BH yang telah kami pilih.

“Ia nih, jelas dia itu junior, paling-paling salah masuk kelas” kata salah satu teman kelas ku.

“Atau mungkin cuman cari perhatian” tambah temanku yang lain.

“Berlagak pintar pulak, jadi asisten pak Handoko” tambah teman ku yang lain.

Dan seterusnya….ya, banyak sekali yang kesal pada saat itu.

“UDAH-UDAH, sudah terjadi mau diapakan lagi?” tegas Tony selaku ketua kelas dan semuanya terdiam.

“Aku coba lihat gadis itu dulu ya” kataku sambil berjalan ke pintu kelas.

“Jangan modus kau than” kata Gissele.

“Mending lo pastikan dulu dia itu bener-bener murid yang di menggantikan pak Handoko, dan cari tau murid kelas berapa dia” tegas Tony.

“Ia ia, kalian jangan kesal begitu, bukan salah anak itu juga, kita juga yang gak lihat dengan betul-betul, dewasa sedikit lah” kata ku degan muka sedikit kesal dan semua murid terdiam sejenak.

“Ah belagu lo” kata Tony sambil membuang muka.

Ketika aku sudah mendekati pintu kelas, tiba-tiba saja aku dikejutkan oleh seseorang yang sudah berdiri di depan kelas dengan muka tidak senangnya…pak Handoko.

======================================================To be continued.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience