CHAPTER THREE ANTHONY

Romance Series 1084

Yes, akhirnya masa-masa SMA bakal berakhir, dan masa-masa kuliah akhirnya dating juga. Ya aku tidak senang belajarnya, tapi yang ku incar adalah..hehehehe, kebebasannya. Lah, betulkan? Siapasih yang tidak suka dengan kebebasan, tidak di kekang, bisa melakukan segala sesuatu yang kita sukai, wah, sudah tidak sabar. Aku berencana untuk melanjutkan kuliahku ke Amerika, karena disana pemain basketnya menurut aku sangatlah memukau, aku kepengen banget seperti mereka. Untung saja orang tuaku mampu dalam membiayaiku dan mereka juga sudah menyetujuinya, bahagianya hidupku. Tapi masa SMA tidak semuanya menyuramkan, kalau aktif, kegiatan ekstrakulikuler bakal membuat kita kangen dengan masa-masa SMA, dan pastinya tidak dengan mata pelajaran apalagi dengan guru-gurunya.

                Eits, tapi pasti adadong guru yang sangat kita idamkan, walaupun hanya satu, ya, pak Handoko namanya. Dia adalah guru yang paling ku idamkan, cara ngajarnya yang sangat asik, pemikirannya yang tidak traditionalw alaupun umurnya yang sudah menginjak 50 tahun pada esok hari, oh ya, ngomong-ngomong tentang ulang tahun pak Handoko, aku harus memastikan kalau kuenya sudah siap oleh sahabatku. Lalu akupun bergegas menelpon Nathanniel, dan ya, pastinya, sesuai dugaan ku, anak itu lupa. Anak pelupa dengan muka ganteng, matabesar, hidung mancung, alis bak seperti lambing Nike, bibir tipis seksi, dan gaya rambut fringe nya yang seperti orang korea, tinggi tapi ya sayangnya itu, pelupa minta ampun. Tapi bagaimanapun, dia adalah sahabat baikku, pertemanan kami sudah dimulai sejak kami kcil, ya bagaimana tidak, ibunya selalu membeli bahan-bahan kuenya di toko ibuku, atau sudah bisa dibilang, toko ibuku ada distributor bahan-bahan kue ke toko ibunya. Sedangkan ayah kami sama-sama bekerja di perusahaan yang sama yang terletak di luar kota.

                Oh ia, aku juga harus latihan gerakan likey, ya, lagu kore dari kelompok Twice, emnag Nampak memalukan, tapi mengingat ini  untuk pak Handoko sebelum tamat, jadi aku dan 2 orang teman ku bakal menari ini saat bapak itu masuk.

#lagu likey sedang diputar dan akupun berlatih

“astgaaaa, kapan kakak jadi gini?” tiba-tiba saja adek perempuanku masuk

Langsung berhenti dan mematikan lagunya “lah, kamu masuk kamar orang ketuk dulu dong”

“kak, kakak homo ya?”

“ah apasih, bukan, ini untuk besok rayain ulangtahun guru kakak, kamu gak usah gurau lah” bentah ku, enak aja.

“ih, gak caya, ihh gellliiiiii” kata adek ku sambil keluar dan lari

“oi, jangan ngomong sembarangan kamu sama ibu, arrrghhhh…” teriak ku sambil menutup dan mengunci pintuku

“ah, add-ada aja” geramku sambil melanjutkan latihanku.

                Keesokan harinya, pukul 4 pagi akupun sudah bangun, astaga, pagi banget, ini bener-bener nyesek banget, kalau bukan untuk pak Handoko, aku gak bakal mau bangun jam segini, astaga waktu tidurku. Pukul 5 pagi aku pun sudah sampai di sekolah dan teryata sudah lumayan ramai juga yang sudah berkumpul. Kamipun bersiap-siap dan memulai mendekor dan memasang jebakan untuk mengejutkan pak Handoko, dan semua itu kami bisa selesain kisaran 30 sampai 45 menit. Tetapi di tengah-tengah kami mempersiapkan kejutan untuk pak Handoko, kami baru tahu kalau pukul 5.30 pak Handoko sudha ada disekolah, buset, pagi amat, dan akupun bergegas untuk mengajak yang lain masuk ke kelas agar tidak ketahuan.

“wihh, akhirnya selesai juga” kataku sambil merenggangkan badanku yang terasa pegal

“ia, nah, Ton, kamu sama yang lain siap – siap gih pakai ini” kata Giselle sambil mengasih sebuah kantong

“apa ini?” tanyaku heran

“ya ini, pakai ini, satu kelas sudah setuju” kata Giselle sambil ketawa kecil

“lah, setuju apaan, aku aja gak tau, emang apa sih ini………..MATAMU, gak mau” kataku sambil mengembalikan kantong ya di kasih. Ya enak kali kami pakai bh, ==”.

“lah kami udah setuju loh tonnnn, yakan teman-teman” sorak peran Giselle

“iaaaaaa” shaut teman-teman sekelas

“nah, nih, untuk pak Handoko loh” kata Giselle

“seriusan nih, masa kami pakai  kayak gini” kata teman ku yang satu lgi yang bakal ikut nari

“malu lah ah, gk mau” sahut yang satu lagi

“ia,curang” kataku

“ah, gak gentle lah, kami kecewa” kata Giselle sambil meletakkan kantoong itu dan pergi ke sudut kelas yang lain

                Kami bertiga pun saling melihat satu sama lain seperti orang bongak yang ga tau harus memakainya atau tidak. Jam pun sudah mau menujukkan pukul 8, dan kami semua mengambil tempat kami masing-masing.

“kamu serius nih?” tanya teman ku

“ia, malu jirr” kata teman ku yang stau lagi

“dah lah, gapapa, kasihan juga mereka, dan untuk pak Handoko juga” tegas ku yang sebenanrnya malu juga

“oi oi, siap siap ya, aku lihat ada bayangan orang yang lagi jalan kesini dari jendela, kayaknya pak handoko” kata Gissele

“oke siap siap yaa, sssssttt” kata ku

“ngeeeeeekkkkk” suara pintupun terbuka

BUUUUUUSSSSSSHHHHHH

“yok mulai lagunya” kata ku

LIKEY LIKEY LIKEY LIKEY, LIKEY LIKEY LIKEY, dududududuud

Dan kami pun sambil melompat balek dan

“HAPPY BIRTHDAY PA…..”

======================================================To be continued.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience