CHAPTER TWO Nathanniel

Romance Series 1084

    “hmmmmm….” Merenung sambil memandang keluar jendela sambil menatap bulan penuh. “hehe, sebentar lagi tamat ya, gak kerasa udah mau lulus aja” sambil menghela nafas. Ya, aku adalah adalah anak kelas 3 di SMA International De Mariowell, dan sebentar lagi aku akan menghadapi ujian akhir dan melanjutkan kehiudpan kuliah ku. Sedih sih rasanya meninggalkan masa-masa SMA, apalagi kalau mengetahui teman-teman dekat kita tidak melanjutkan study mereka barengan dengan kita di universitas yang sama. Meninggalkan club di SMA juga pasti bakal berat banget yang dimana selalu berjuang bersama dengan teman-teman setim. “ahhhhhh, gak mau ..” geram ku sambil mengusek-ngusek rambut ku, dan tiba-tiba suara hp ku memecahkan kegalauanku.

“Halo, napa Ton?”

“Oi lagi napain bro, kau udah siapkan kue bapak Handoko besok kan?”

“huh? Kue?, EH! Astaga, ia, aku lupa!”

“Aduh,jadi gimana nih, masih sempat gak kau buatnya? Kan satu kelas udah sepakat kue nya dari toko kuemu aja”

“ia ia bisa, aku buat dulu ya, da da!”

langsung ku matikan teleponnya dna bergegas untuk membuat kue. Ya, mamaku adalah tukang pembuat kue, sudah dari umur 10 tahun mamaku terjun dalam dunia bakery dan pada akhirnya bisa dengan sukses membuka toko kue sendiri di umur 20 tahun. Ya ini semua juga berkat nenek ku yang mewariskan ketanguhhannya membuat kue ke mamaku.

“MA! Gawat, aduh”

“uihh, buat mama kaget aja, kenapa tuh?”

“ini, besok guruku ada yang ulang tahun, dan teman-teman sepakat kuenya dari toko kue kita”

“lah, kamu gimana sih, kok gak bilang dari awal”

“ianih, mama masih ada bahan-bahannya kan ya?”

“aduh telur masih cukup gk ya, bentar ya mama cek dulu”

“itu kan Nathan ada 2 telur ma, hahhahaha”

Tiba-tiba kakak ku turun dari lantai dua

“eh kakak, ngomongnya gak boeh gitu”

“Ia, gak tau nih kakak, telur langka nih, hahahah”

“ih, telur busuk”

“sudah-sudah, ada nih bahan-bahannya, yuk buat, nanti kemalaman”

Setelah itupun kami membuat kue bersama-sama, untung ada pertolongan dari mama dan kakak, kalau tidak, bisa-bisa sampai subuh aku kerjain sendirian. Ya, kue ini emang special di buat untuk pak Handoko, karena dia adalah guru idamana para murid dan guru yang paling best deh, dengan umurnya yang sudah setengah abad, tapi masih sehat, dengan tubuh yang atletis setara dengan umur cowok 30an, tinggi, mancung, alis tebal, mata yang tajam, dengan mukanya yang agak kebarat-baratan, tidak salah banyak murid cewek yang menyukainya. Tapi bukan karena itu kami menganggapnya special, tapi bagaimana dia memperlakukan kami dan cara ngajarnya yang sangat menyenangkan itulah yang membuat nya special. Seandainya para guru yag lain tidak terlalu tradisional pemikirannya dan menganggap mereka yang paling bener, pasti sekolah itu akan menjadi lebih menyenangkan. Ya jujur-jujur aja, kalau ada guru yang asik, pasti semangat mau kesekolah, seperti sekarang, semangat membuat kue dan rasa tidak sabar untuk mensurprise pak guru pun sudah menghantui ku.

“huh..akhirnya selesai juga” hela kakakkusambil melap keringatnya

“makasih ya ma, kak, udah bantuin aku” ucapku sambil membereskan dapur

“ia, besok miso rempah gratis” kata kakak ku

“lah, beneran? Kok gratis? Yok lah kesana, misonya gilak enak bener” kataku sambil melototkan mtaku karna saking senangnya.

“ia, kan kamu traktir untuk balas jasa kakak dan mama yang sudah memabntu mu, wekk” kata kakak ku sambil menjulurkan lidah dan pergi ke atas

“ENAK AJA!!” kataku sambil mengkerutkan mukaku dan melihat kakak ku yang berlari ke atas

“sudah-sudah, sana siap-siap tidur, sudah malam, nanti gak bangun” kata mamaku sambil naik ke atas juga

                Akhirnya aku bisa merasakan Kasurku yang empuk dari capeknya membuat kue. Semoga besok berjalan dengan lancar ide kami untuk merayakan hari ulang tahun pak Handoko sebelum kami lulus dari SMA itu.

“Amin…” kata ku sambil menutup mata untuk menikmati waktu tidurku.

                Keesokan harinya, akupun bergegas kesekolah dan tidak lupa untuk membawa kue yang sudah kubuat. Sesampainya disekolah, teman-teman kelas sudah banayak yang sudah erkumpul. Jam baru menunjukkan pukul 5.00 pagi, ya lumayan cepat, karna kami harus mendekor ruang kelas dan membuat jebakan untuk pak Handoko. Kami berencana untuk menaruh sebuah ember yang diisi dengan tepung unutk membuat kue agar waktu pak HAndoko masuk, mukanya berlepotan tepung dan waktu bapak itu mengucek matanya, kue sudah di depan mata.

“Akhirnya sudah siap, ingat ya temann-teman rencana kita nanti, janagn sampai lupa” kata Tony, sambil mengecek-ngecek untuk memastikan tidak ada yang terlupakan

Ya Tony adalah ketua kelas di kelask kami dan juga merupakan ketua tim basket di sekolah kami. Sifatnya yang tegas membuat banyak yang kagum dan nurut dengannya, tetapi percayalah, di balik sifat ketegasannya, hatinya bakal lembut jika melihat cewek cantik, apalagi yang di sukainya.

“eh, itu murid kelas kita juga?” tanya temanku

“hmm, bukan” jawabku sambil menoleh ke murid yang di tuju

“lah, dia dating kesekolah pagi juga ya, padahal baru jam 5.30,..eh! astaga itu pak Handoko juga, tumben bapak itu sudah datang” kata temenku yang membuat kami terkejut karna takut ketahuan.

“eh, yok semua sembunyi aja dalam kelas, biar gak kelihatan, nanti agak jam 6.30an baru keluar” ajak Tony.

                Jam pun sudah menunjukkan pukul 8.00, dan inilah yang kami tunggu-tunggu, dimana kami bisa merayakan ulang tahun guru yang paling kami banggakan.

“yok semua, hening yaa” bisik Tony

“ngeeeekkkkk…” suara pintu pun terbuka dan BUUUSHHHHHH ember yang berisikan tepung yang kami letakkan di atas pintu juga ikutan terjatuh.

“HAPPY BIRTHDAYYYY PAKK GU…..”

======================================================To be continued

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience