Ana mempersilahkan seluruh temannya dan Daniel untuk masuk.
Betapa terkejutnya teman Ana ada Eric didalam rumah Ana , hal serupa ditunjukan Eric saat melihat Daniel. Eric memandang Daniel tidak bersahabat.
Niat mengungkapkan perasaannya dibatalkan.
Ana menghidangkan kue dan teh yang telah dibuatnya
" Nah kuenya sudah matang , ayo dicicipi " ucap Ana menawari
Ana duduk ditengah sahabatnya....
" Ana lo berhutang penjelasan kepada kami" bisik Luna
" Iya " ucap lirih Ana
mereka menikmati kue yang dihidangkan Ana sekaligus mengobrol, Daniel juga ikut mengobrol terkadang memperhatikan Ana..
Sementara Eric merasa dongkol dengan suasana saat ini, melihat Daniel dengan berani memperhatikan Ana.
"Ana ikut gw sebentar " ucap Intan, Luna juga mengikuti Ana dan Intan.
Mereka menuju halaman belakang rumah Ana.
" An, apa yang terjadi " ucap Luna penasaran
" Gw, kemarin sewaktu mau pulang gw dikurung dalam toilet kampus " ucap Ana
" Whaaattt.....!!!! " ucap terkejut Luna dan Intan bersamaan.
" Lalu apa lagi kenapa kak Eric bisa disini, apa urusannya Daniel, siapa yang tega banget ngelakuin semua ini ke lo, apa Desi yang ngelakuin ini ke lo, lo tega banget cuma cerita sama Ines, lo gak anggap kita ini sahabat , gimana semua bisa ter......" cerocos Intan.
Ana nampak memijit keningnya yang pusing dengan pertanyaan mana yang akan dijawab, sedangkan Luna langsung membuka jepit rambutnya,untuk menjepit bibir intan, intan bungkam seketika sambil menunjukan raut wajah cemberut
Ana mulai menjelaskan kejadian semuanya terperinci kepada kedua sahabatnya...
Mereka berdua menerka bahwa Eric menyukai Ana, tapi Ana menyangkalnya karena di hatinya saat ini masih ada nama seseorang walaupun orang itu telah mengecewakannya, Ana trauma untuk menjalin hubungan kembali.
Mereka semua berpamitan tapi tidak dengan Eric.
Ana membereskan semua cucian piring dan gelas lalu Eric menyusulnya kebelakang...
" An " panggil Eric.
" Ya kak ada apa, ada perlu apa biar aku ambilkan" ucap Ana
" An ada obat gak, badan kakak gak enak " ucap Eric jujur.
Ana menyentuh dahi Eric, ternyata benar badan Eric demam.
"Tunggu ya kak diruang tamu Ana ambilkan" ucap Ana belari menuju kamar untuk mengambil obat
"Ni kak minum obatnya " ucap Ana sembari memberi air putih untuk Eric.
" Makasih Ana " ucap Eric tersenyum
Mata Ana berkaca-kaca merasa Eric demam karenanya.
"Kak Eric maafkan Ana, kakak begini karena Ana" ucap Ana terisak.
" Tidak An, ini bukan salahmu, memang tubuh kakak yang kurang istirahat banyak tugas dari kampus." bantah Eric
" Assalamualaikum " ucap ibu Laras yang pulang kerumah.
"Walaikumsalam " ucap Ana.
" Ada nak Eric, kenapa pucat sekali mukanya " ucap ibu Laras terkejut melihat Eric
" Saya tidak apa-apa bu, bu saya pamit pulang ya" ucap Eric perpamitan sambil mencium tangan ibu Laras
" Ana sebaiknya kamu temani nak Eric pulang kerumah" ucap ibu Laras
"Tapi bu Ana....." ucap Ana terpotong oleh ibu.
"Ana bagaimanapun Eric sakit karena menolongmu kehujanan " ucap bu Laras menasehati Ana
Ana menghela nafas panjag
" Baiklah bu " ucap Ana pasrah
" Ana kakak bisa pulang sendiri " ucap Eric
" Bu Ana pergi dulu ya,jangan lupa nanti bapak jemput Ana dirumah kak Eric " ucap Ana kepada ibunya.
" Iya nak " ucap bu Laras
"Gak usah nolak kak, ayo Ana temani" ucap Ana tanpa sadar menggandeng tangan Eric
Ana tidak tega membiarkan Eric pualng sendiri, bagaimanapun ini karenanya
Jangan Lupa Like ya
Share this novel