Keesokkannya seperti biasa, selepas pulang daripada taska, Aika terus pergi ke studio.
" Hai Aika " tegur Sofia.
" Hai kak " .
" Ni Ika tukar pakai baju ni okay " Sofia menghulurkan beberapa helai dress kepada Aika.
" Okay " Aika terus melangkah ke fitting room.
Sofia mendail nombor adiknya. Katanya hendak datang pukul 2 petang. Sekarang sudah pukul 3.30 petang.
" Hello " .
" Hello kak " .
" Kau kat mana ni Mar? Dah pukul berapa dah ni kau tak sampai-sampai lagi " bebel Sofia.
" On the way kak. Jap jap " .
" Kau punya on the way bukan main lama lagi. Cepat sikit. Akak nak tunjuk model baru kat kau " .
" Ha iya iya " .
Sofia terus menamatkan panggilan.
" Lembab betul mamat seorang ni " bebelnya sendirian.
" Umur Ika berapa ya? " soal Sofia.
" 24 tahun " .
" Oh muda lagi. Muda-muda dah ada taska sendiri kan " .
" Alhamdulillah kak. Akak pun apa kurangnya. Ada butik besar, ada fashion show sendiri. Hebat tu " puji Aika.
" Tak adalah Ika. Akak biasa-biasa jer. Ni pun business share dengan family " .
Aika mengangguk faham.
" Kiranya adik akak kerja lain jugak lah? " .
" Ha'ah. Dia part time jer dalam bidang ni. Dia kerja perancang bandar " .
" Oh. Wow kerja bagus " .
" Tu lah alhamdulillah " .
" Assalamualaikum " .
" Waalaikumsalam " jawab Aika dan Sofia serentak.
Mata Aika tertumpu pada album design dress terbaru. Dia tidak menghiraukan pemilik suara itu. Mungkin customer sangkanya.
" Ika, ni lah adik akak " .
Aika terus memandang lelaki itu. Dia terkejut. Terasa sesak nafasnya seketika. Sudah 6 tahun dia tidak melihat lelaki itu. Tiba-tiba dia dipertemukan semula dengan lelaki itu.
Begitu juga dengan Amar. Dia terkaku seketika. Sudah lama dia mencari gadis itu.
Sofia memandang pelik ke arah mereka.
" Ehem " Sofia berdehem menghilangkan suasana tegang antara Aika dan Amar.
" Amar, ni lah Aika. Model baru tu. Dia yang gantikan tempat Nisa " .
Amar mengangguk faham. Tidak perlu dikenalkan pun dia sudah tahu nama gadis itu. Masakan dia lupa pada gadis ya g pernah bertakhta dihatinya dahulu.
Aika hanya menganggukkan kepalanya sedikit.
" Ni pulak... " .
" Saya Hanim, tunang Amar " belum sempat Sofia memperkenalkan Hanim, dia sudah memperkenalkan dirinya sendiri.
Tunang? Jadi Amar sudah bertunang?
Aika hanya tersenyum kelat memandang Hanim. Dia akui Hanim seorang yang cantik. Entah kenapa tiba-tiba hatinya rasa sedih apabila mengetahui Amar sudah bertunang.
Share this novel