" Ika, kau patut beri peluang dekat diri kau sendiri. Sampai bila kau nak tutup hati kau? Sampai bila kau nak macam ni? Ya aku tahu kau pernah terluka tapi tak salahkan kalau kau beri peluang dekat Faris " .
" Nisa, bukan senang aku nak lupakan semua yang pernah jadi. Masa silam buat aku takut untuk jatuh cinta lagi. Aku belum bersedia " .
" Then bila kau akan bersedia? Faris berhak dapat peluang daripada kau. Aku yakin Faris tu baik " .
" Ya aku akui Faris tu baik. Tapi hati aku belum boleh terima dia. Aku perlukan masa Nisa " .
" Terpulang pada kau Ika. Aku doakan yang terbaik untuk kau. Kau buat keputusan betul-betul " .
" Thanks Nisa " .
Nisa mengangguk perlahan.
Telefon bimbit Aika berdering. Aika terus menjawab sebaik melihat nama Sofia di skrin telefon bimbitnya.
" Hello Kak Fia " .
" Hello Ika. Sorry ganggu. Akak nak mintak tolong sikit boleh tak? " .
" Mintak tolong apa ya kak? " .
" Macam ni, model yang sepatutnya photoshoot hari ni tak dapat datang. Mak dia sakit. Boleh Ika gantikan tempat dia tak? " .
Aika serba salah. Kasihan pula pada Sofia jika dia menolak.
" Okay boleh lah. Pukul berapa? " .
" Thanks Ika. Thank you so much. Pukul 3.30 nanti Ika datang ya " .
" Okay kak. Assalamualaikum " .
" Waalaikumsalam " .
Panggilan terus ditamatkan.
" Harap-haraplah Amar tak ada kat studio " kata Aika sendirian.
" Terima kasih ya Ika sudi tolong kak Fia " .
" Sama-sama. Boleh Ika tahu sampai bila Ika kena gantikan tempat model tu? " .
" Dalam 3 hari lagi? Boleh tak? " .
" Insya Allah " .
Sofia tersenyum.
" Akak nak pergi bungkus makanan sekejap. Ika tunggu tau. Jangan balik dulu " .
Aika mengangguk.
" Okay " .
Sofia terus berlalu.
" Assalamualaikum " .
Aika tersentak. Dia sangka lelaki ini tiada.
" Waalaikumsalam " jawab Aika.
Amar menarik kerusi di hadapan Aika. Punggungnya dilabuhkan di kerusi itu.
" Sihat? " soalnya ramah.
" Alhamdulillah sihat " jawab Aika.
" Ika, awak masih marahkan saya? " soal Amar tiba-tiba.
" Saya dah tak ada sebab untuk marah awak. Enam tahun dah berlalu. Dan saya sedar saya tak perlu meratapi pemergian orang yang pernah saya cinta. Untuk apa? Sedangkan dia dah bahagia dengan kehidupan baru dengan insan yang baru. Sia-sia semua tu " .
" Ika saya... " .
" Saya dah tak perlukan sebab atau penjelasan atas apa yang awak pernah lakukan pada saya " .
Amar tunduk. Dia mati kata-kata.
Share this novel