Faris tersentap mendengar kata-kata Putri. Dia sedar dia salah. Egonya terlalu tinggi
" Aku minta maaf disebabkan ego aku kau sakit " .
" Takpa. Saya cuma nak awak sedar jer supaya awak tak ulang kesilapan yang sama lagi " .
Faris mengangguk perlahan.
" Insya Allah " .
???
Tiba sahaja di klinik, Faris terpaksa memapah Putri masuk ke dalam.
Dia menanti Putri di luar sementara gadis itu diperiksa oleh doktor.
" Cuma saya nak pesan jangan disebabkan ego awak, awak dah susahkan orang lain " .
Terngiang-ngiang di telinganya kata-kata Putri sebentar tadi. Faris dari dulu sikapnya memang begitu. Dia mahu orang patuh sahaja pada arahannya. Dia tidak pernah memikirkan perasaan orang lain.
Wajahnya diraup perlahan.
" Awak " panggil Putri.
Faris mengangkat muka.
" Putri, macam mana? Okay tak kaki kau? " soal Faris.
" Okay jer. Cuma saya kena pakai tongkat untuk bergerak dua tiga hari ni " jelas Putri.
Faris membantu Putri untuk duduk di kerusi yang disediakan di ruang menunggu.
" Terima kasih " ucap Putri.
Faris mengangguk perlahan.
" Kau nak balik rumah? " soal Faris.
" Balik rumah? Semalam baru parents saya hantar saya kat sini. Takkan lah hari ni nak balik rumah pulak " .
" Habis dengan keadaan kaki kau macam ni, kau nak teruskan jugak minggu orientasi tu? " .
" Yelah saya kena lah join jugak. Nanti awak marah pulak " perli Putri.
Faris mengeluh perlahan.
" Janganlah perli aku. Takpalah kalau kau tak nak join pun. Nanti bertambah sakit pulak kaki kau tu. Lagipun esok hari terakhir minggu orientasi, kau rehat jer lah kat bilik ".
" Okay. Saya ingat awak tak ada perasaan " .
" Aku bukannya kejam sangat. Terima kasih sebab sedarkan aku " .
" Putri Dahlia " .
Putri perlahan-lahan cuba untuk bangun sebaik mendengar namanya dipanggil di kaunter mengambil ubat.
" Takpa. Biar aku ambilkan. Kau duduk jer " halang Faris.
Faris terus melangkah ke kaunter.
" Sweet jugak dia ni ea " Putri tersenyum sendiri.
" Oii yang kau senyum seorang-seorang tu kenapa? " tegur Faris.
Putri tersentak. Dia menggeleng perlahan.
" Ni ubat kau " plastik yang berisi ubat dihulurkan pada Putri.
" Terima kasih. Berapa semuanya? ".
" Tak payah lah. Aku bayar semuanya. Yelah lagipun kau jangan macam ni kan sebab aku. Jom balik " .
Faris membantu Putri bangun dari duduknya.
" Perlahan-lahan lah jalan tu. Dah tahu kaki sakit nak jugak jalan laju-laju. Bukannya aku tinggalkan kau kalau kau lambat pun " tegur Faris.
Putri hanya tersenyum kelat.
Share this novel