Part 15

Romance Completed 28791

" Haa dah jumpa bahan? " soal Idham.

" Dah " jawab Aina.

" Duduklah " pelawa Idham pada mereka berdua.

Aina awal-awal lagi sudah memilih tempat duduk di hadapan Idham. Terpaksalah Putri duduk berhadapan Faris. Wajahnya ditundukkan.

" So macam mana first kuliah kau orang ? Seronok tak? " soal Idham ramah.

" Best. Best sangat-sangat. Kan Putri?".

Putri hanya mengangguk perlahan.

" Aina awal teman saya pilih buku sekejap boleh tak? " soal Idham.

" Boleh no problem. Jom lah. Sekejap ya Putri " .

" Eh tapi.. " .

" Duduk jer lah sini. Sekejap lagi aku datang balik. Duduk sini tau jangan pergi mana-mana " pesan Aina.

Idham dan Aina terus berlalu ke rak-rak buku.

Tinggallah Faris dan Putri berdua sahaja. Suasana sunyi seketika kerana masing-masing diam sahaja.

" So how? " soal Faris memecah kesunyian antara mereka.

" How? " .

" Kau lah. Macam mana? Kaki kau dah elok? " soal Faris.

" Saya okay jer. Kaki saya dah lama baik " jawab Putri.

Faris mengangguk perlahan.

" Terima kasih sebab belikan saya makanan waktu tu " ucap Putri.

" Tak ada apalah " .

Suasana menjadi sepi semula. Putri kembali menumpukan perhatian kepada bukunya.

" Mungkin kita boleh jadi kawan " kata Faris.

Putri mengangkat wajahnya memandang Faris.

" Ha? " .

" Mungkin kita boleh jadi kawan " ulang Faris.

" Boleh. Tak ada masalah pun " .

" Kau sudi ke kawan dengan aku? " soal Faris.

" Saya tak ada masalah pun untuk kawan dengan sesiapa " .

" Okay good. Oh ya kau ambil course apa ea? " .

" Account. Awak? " .

" Town and regional planning. Sekarang ni dah tahun akhir " .

" Ohh " Putri mengangguk perlahan.

" Boleh aku mintak nombor telefon kau? " soal Faris terus.

" Err..awak nak buat apa ea? " soal Putri.

Dia tidak mahulah terlihat murah apabila lelaki meminta nombor telefon, dia terus memberinya.

" Incase kalau aku nak contact kau ke. Takpa lah kalau kau tak nak bagi pun. Aku faham " .

" Err bukan macam tu sebenarnya..takpalah saya tulis kat kertas " Putri mengambil sticky note di dalam begnya.

Tangannya pantas menulis nombor telefonnya pada sticky note itu.

" Nah " .

" Thanks. Nanti aku call " .

Putri mengangguk perlahan.

" Putri, hai " tegur Amir.

Faris dan Putri serentak menoleh.

" Eh Amir. Cari bahan untuk assignment jugak ke? " soalnya ramah.

" Ha'ah. Aina mana? Awak dah makan? Kalau belum jom kita pergi kafe. Saya belanja " soal Amir.

" Aina pergi cari buku. Ermm maybe next time. Sebab saya dah makan " .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience