Part 6

Romance Completed 28791

Putri terkocoh-kocoh bersiap. Dia dan Aina sudah lambat. Entah macam mana mereka boleh terlajak tidur. Jam sudah menunjukkan pukul 7.45 pagi. Sepatunya pelajar harus berkumpul pada jam 7.30 pagi, mereka sudah lewat 15 minit.

" Aduh mati lah aku. Memang kena bebel sekejap lagi " kata Putri sendirian.

Aina masih dengan wajah tenangnya.

" Relax lah Putri. Bukannya kita sengaja nak bangun lambat " .

" Macam mana aku nak relax Aina? Dah lah fasi aku si Faris monster tu. Habislah aku kena dengan dia sekejap lagi " .

Aina mati kata. Mujur sahaja fasi nya Idham.

???

" Amboi-amboi awalnya tuan puteri kita ni datang " perli Faris sebaik Putri tiba di padang.

Mujur sahaja aktiviti masih belum bermula.

" Saya minta maaf. Saya terlajak tidur" jawab Putri jujur.

" Aku tak suka orang tak tepati masa ".

" Tapi saya tak sengaja " .

" That's not my problem. Lain kali jangan lambat. Understand ? " .

" Yes " .

" Bagus. Okay sekejap lagi kita akan ada sukan rakyat.Antaranya ialah tarik upih, lari berpasangan, cari gula dalam tepung, tarik tali dan makan buah tembikai " terang Faris.

Putri menelan air liur mendengar acara-acara yang akan mereka lakukan sebentar lagi.

" Acara pertama cari gula dalam tepung. Siapa nak volunteer? " soal Faris.

Syafiq dan Amir mengangkat tangan.

" Okay kau orang berdua wakil untuk cari gula dalam tepung. Putri awak tak nak? " .

Putri laju menggeleng. Cari gula dalam tepung? Oh no memang tak lah. Macam aktiviti budak tadika jer. Bagilah yang mencabar sikit.

" Next acara tarik upih, saya pilih awak lah Putri. Disebabkan awak paling ringan kat sini. Saya akan tarik awak " .

Ternganga luas mulut Putri.

" Err..err memang saya kena masuk ke acara ni? " soalnya.

" Iyalah. Kita kena susun strategi, barulah menang. Dah awak jer yang paling ringan. Senanglah nak tarik nanti " jelas Faris.

Putri terpaksalah redha sahaja. Nak buat macam mana, dah dia seorang sahaja bunga di dalam kumpulan itu.

???

Kini bermulanya acara tarik upih. Putri sudah pun duduk di atas pelepah kelapa, Faris pula sudah bersedia untuk menarik Putri.

Jantung Putri bagaikan hendak tercabut. Seumur hidupnya tidak pernah dia bermain tarik upih.

" Satu, dua, tiga! Mula! " wisel permulaan ditiupkan.

Faris menarik pelepah kepala itu sekuat hatinya. Putri pula sudah memejamkan matanya.

Kumpulan-kumpulan lain tertinggal di belakang. Kumpulan Faris dan Putri mendahului acara ini.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience