Juwi terdiam menatap raut wajah suaminya yang salah tingkah. Juwi merapatkan kembali kedua pahanya, mengambil sarung suaminya yang ada di atas ranjang, lalu menutupi tubuhnya.
"Abang ga tau?"
"Ngga, De." Devit menggeleng lemah, yang di bawah pun ikut lemah.
"Emang Juwi ga tahu juga?"
"Ngga, Bang!" Juwi menggeleng malu.
"Kok ga tahu?" Devit semakin bingung dengan istrinya, bukannya Juwi janda. Tapi kok malah tidak tahu.
"Soalnya belum pernah!"cicit Juwi sambil menggigit bibir bawahnya.
"Hah?!"Devit tercengang. Dadanya berdegub kencang. Keningnya berkerut tidak paham maksud ucapan Juwi.
"Juwi, tapi..."
"Papa Salsa meninggal seminggu setelah pernikahan kami, saat itu saya sedang datang bulan. Jadi papa Salsa belum sempat...mmm"
Ccuuppp...mmmmmmpph. Devit mencium mesra istrinya.
"Jadi Juwi masih perawan?" tanya Devit sambil menatap mesra Juwi.
Istrinya itu mengangguk, wajahnya sudah semakin merah seperti tomat.
"Ya Allah..."Devit memekik gembira, melompat senang di atas kasurnya.
krreekk..kkrreekk..krreekk..
Bunyi ranjang Devit saat Devit melompat kegirangan.
"Abang ih, kayak monkey, telanjang trus lompat-lompat ga jelas." celetuk Juwi sambil menahan tawanya melihat kelakuan suaminya.
Devit melotot. "Apa?bilang apa tadi?" Devit sudah menggelitiki pinggang Juwi
"Ayo bilang apa tadi?" desak Devit sambil terus menggelitiki istrinya.
"A...bang...gan..teng..kayak...Song joong ki" ucap Juwi putus-putus sambil terkekeh.
Hahahahaha Devit terbahak. Terduduk di samping tubuh Juwi.
"Juwi...kamu bener-bener bikin aku gemmmeeesss." Devit mencium pipi Juwi gemas.
"Jadi masuk ga, Bang?"tanya Juwi berani.
"Bunda..."
Tok...tok...tok...
Juwi dan Devit saling pandang. Salsa! Dengan kalang kabut Juwi memakai baju tidurnya kembali, sangkin gugupnya Juwi tak memakai bra dan cd. Begitu juga Devit, mencari baju kaosnya di lemari dan memakai sarung, tanpa sempak juga.
"Bunda...ayah...buka!"suara kecil Salsa semakin nyaring terdengar.
Took..took...took..
Salsa semakin kencang menggedor pintu rumah Devit.
"Iya sayang, sebentar!"Juwi berjalan cepat membuka pintu, senyumnya merekah, namun juga menahan malu, saat membuka pintu bukan hanya Salsa yang berada disana, melainkan ibunya serta dua orang tetangganya yang kebetulan lewat. Mereka semua menatap aneh ke arah Juwi yang tampilannya acak-acakan.
"Bunda belantem?"tanya Salsa
"Ngga!"
"Kok lambutnya gitu, siapa yang talik?" tanya Salsa heran melihat tampilan bundanya. Devit muncul dari belakang tubuh Juwi. Salsa memandang heran juga.
"Bunda sama ayah talik-talikan lambut?" tanya Salsa lagi dengan heran. Kedua bola mata indahnya melihat Juwi dan Devit bergantian.
"Masuk yuk Ca!" ajak Devit menarik tangan Salsa, sudah sangat malu rasanya. Bu Nur mesem-mesem memperhatikan anak dan menantunya ini.
"Ya ampun Juwi, lagi tanggung apa ya, pake baju ampe kebalik!" celetuk ibu tetangga sambil cekikikan. Juwi melotot kaget, langsung menunduk melihat bajunya. ya Allah malunya, pake baju kebalik. Juwi cepat menutup pintu, wajahnya sudah merah menahan malu. Devit ikut terkekeh geli melihat Juwi.
"Jangan senang dulu! Situ sendiri pake kaos kebalik!" sergah Juwi sengit, sambil berjalan ke dapur hendak mengambil air. Devit melirik kaosnya, ya ampun kebalik juga. Devit terbahak.
"Bunda...Caca mau pipis!" ucap Salsa saat di dapur, Caca lalu menurunkan celana panjangnya, Juwi membantu.
"Bisa sendirikan sayang?"
"Bisa bunda!"sahut Salsa.
Salsa berada di kamar mandi, Juwi membawakan teh hangat ke ruang tengah.
"Ini Bang, minum tehnya."
"Sini buka dulu bajunya, kebalik gitu malu." ucap Devit sambil menunjuk baju Juwi."
"Iya nanti aja."
"Sekarang aja, De. Abang bantu."
"Modus!"
Srreekk..sreekk..
Devit sudah meloloskan baju daster Juwi.
"Ada Salsa, Bang." Juwi merengut protes.
"Bunda...caca mandi ya!"teriak Salsa dari kamar mandi.
"Iya sayang, Caca mandi aja!" Devit menyahuti.
"Sambil main air ya Ca, yang lama!" teriak Devit lagi.
Puukk..
Juwi memukul pundak suaminya. Lalu dengan cepat, kedua tangannya menutupi dadanya.
"Kita pemanasan lagi."
"Ayah...Caca pake shampo ya!"
"Iya Ca, habiskan aja!" suara Devit tercekat.
"De, aduh!" Devit blingsatan.
"Ayaah...kenapa?"Salsa rupanya mendengar aduhan Devit.
"Ga papa..saa..yaang..mandi lagi...aja...yang la..ma ya"
"Bunda...Caca udahan mandinya!"
Devit dan Juwi kembali kalang kabut memakai pakaian seadanya.
Salsa mengintip dari balik dapur, matanya menemukan mangkuk di rak piring Devit, sambil berlari telanjang, Salsa mengambil mangkuk tersebut dan kembali ke kamar mandi.
"Ga jadi, Caca mau main air lagi." ucap Salsa dengan polosnya.
Devit dan Juwi saling pandang, keduanya terbahak. Gagal maning...gagal maning.
Sedikit biar penasaran??????????
Komen yang rame, biar malam ini saya Up lagi??????
Share this novel