Bab 1

Drama Series 6554

Kuhancurkan Rumah Tanggamu Sama Seperti Kau Hancurkan Rumah Tanggaku, Ibu Mertua

Di hotel inilah, saat ini aku berada. Bersama dengan ayah mertua, kami berdua lewati hari ini dengan penuh kesenangan.

Sebenarnya, aku tidak pernah menikmati ini semua. Aku terpaksa melakukan semua ini hanya untuk membalaskan sakit hatiku terhadap ibu mertua, ya ini semua karena sakit hatiku yang berubah menjadi dendam dan akan ku balas, biar ibu mertua bisa merasakan apa yang kurasa.

Flashback on

Setahun yang lalu, aku resmi dipersunting oleh pria tampan dan kaya raya. Walaupun ibunya tidak merestui tapi dia tetap memaksa hingga akhirnya kami menikah walupun keluarganya tidak hadir dalam acara pernikahan kami.

Setelah selesai acara, aku dan suamiku tinggal di apertemen nya dan kami tidak pernah kembali kerumahnya.

Aku bahkan tidak terlalu mengenal wajah ayah dan ibu mertuaku serta adik iparku karena aku hanya sekali bertemu dengan mereka itupun pada saat mas Romi berniat memperkenalkan aku kepada keluarganya tapi begitu mereka mengetahui bahwa aku berasal dari keluarga yang kurang mampu mereka langsung mengusirku.

Setelah enam bulan pernikahan kami, entah apa yang terjadi tapi tiba-tiba ibu mertua dan Rani adik iparku datang ke apertemen kami dan meminta kami untuk kembali kerumah mereka.

Setelah kepergian mereka, aku langsung menyatakan rasa keberatan ku kepada mas Romi tapi mas Romi tetap ingin kembali kerumahnya dengan alasan, agar aku bisa lebih dekat dengan keluarganya dan bisa diterima oleh mereka.

Akhirnya akupun menyetujuinya tapi ternyata mereka mempunyai niat jahat, mereka ingin memisahkan aku dan mas Romi.

Flashback off

"Mas Seno, habis ini kita langsung balik ya." Pintaku pada ayah mertua, ya ketika aku dan dia di luar aku akan memanggilnya dengan sebutan mas.

"Memang kenapa, Kamu takut ketahuan sama Romi atau Wanda?" Dengan tangan melingkar di pinggangku ayah mertua langsung bertanya, Wanda adalah nama dari ibu mertua.

"Aku ngga takut sayang, aku cuma sudah capek." ucapku dengan suara yang dibuat semanja mungkin.

"Okelah, kalau memang kamu sudah capek tapi ingat minggu depan kita akan nginap dan tidak ada alasan untuk pulang." Ayah mertua langsung melepaskan pelukannya dan bersiap untuk segera pulang.

"Oke, minggu depan kita akan nginap tapi ada syaratnya." Sambil melipat tangan didada aku menatap ayah mertua dengan dengan bibir di majukan beberapa centi.

"Hmm.. apa syaratnya?" Balas ayah mertua sambil mengangkat alis sebelahnya.

"Selama dua minggu kedepan jangan berikan ibu uang untuk shopping." Sambil berjalan kearah ayah mertua dan memeluknya.

Ayah mertuapun langsung memelukku dan berkata "maafkan mas Wanda karena mas tidak bisa menolak permintaan dari seorang Citra." Akupun langsung tersenyum penuh kemenangan.

------------------------------------------------------------------------------

Dalam perjalan pulang aku pun terus tersenyum karena sangat senang.

Ahh, seandainya ibu mertua bisa menerima aku mungkin aku tak akan berbuat sejauh ini. Aku bisa terima ketika ibu dan Rani memperlakukan aku seperti pembantu, menghina dan mencaci aku, bahkan keluargaku pun tak luput dari hinaan mereka tapi semuanya bisa aku terima dan jalani dengan ikhlas dan sabar.

Aku selalu bawa mereka dalam setiap doa yang ku naikkan, berharap mereka dapat berubah dan menerima aku tapi ternyata kelakuan mereka semakin menjadi.

Puncaknya adalah saat ibu meminta mas Romi menikah lagi dengan anak temannya, awalnya mas Romi menolak dan aku merasa bahagia karena walaupun aku tidak dianggap tapi suamiku tetap memilih aku.

Saat usia pernikahan yang kesembilan bulan, ibu mertua mengungkit tentang kehadiran seorang cucu dan disinilah mas Romi mulai terpengaruh. Hatiku semakin sakit ketika mas Romi mulai acuh dan mengatakan aku mandul, bahkan mas Romi tak segan berkata kalau dia menyesal sudah menentang keluarganya hanya untuk menikahi perempuan mandul sepertiku.

Aku masih tetap berusaha dan menerima semuanya, aku masih setia membawa semuanya dalam doa dengan harapan yang sama agar mereka mau berubah tapi ternyata apa yang aku dapat, mas Romi malah mengiyakan perjodohannya dengan teman dari ibu mertua.

Pilih dimadu atau dicerai, hanya itu yang keluar dari mulut mas Romi saat aku berusaha menentangnya. Aku pun luruh kelantai dan tak tahu apa yang harus aku perbuat.

Ingin berdoa dan mengadu tapi aku merasa kecewa dengan Tuhan karena bukannya doa ku dijawab malah semakin rumit saja masalah yang ada.

Aku sangat sakit hati dan kecewa, percuma aku berdoa dan berserah tapi Tuhan tidak mendengar. Baiklah, aku tidak akan mengadu lagi pada Tuhan, karena Tuhan tidak berada di pihak ku.

Semenjak saat itu, aku bertekad akan membalas mereka semua, aku akan menggoda ayah mertua dan membuat dia dibawah kendaliku karena tanpa ayah mertua mereka bukanlah apa-apa.

Aku harus bangkit dan harus menjadi sosok yang kuat karena pertarungan baru saja dimulai.

------------------------------------------------------------------------------

"Dari mana saja Kamu? Dasar istri nggak berguna." Bentakkan dari mas Romi langsung menyambutku ketika aku baru saja menutup pintu kamar.

"Memangnya, apa peduli Mu?" Ucapku tak mau kalah

"Oh jadi Kamu semakin berani ya sama aku? Mau aku ceraikan dan jadi gembel?" mas Romi semakin meninggikan suara.

"Memangnya kenapa kalau aku berani, Kamu yang buat aku jadi begini Mas." Teriakku sambil menangis.

"Kalau Kamu mau menceraikan aku sekarang, aku siap Mas. Aku siap menjadi janda karena aku yakin, aku akan bahagia setelah berpisah dari Kamu." Aku melanjutkan perkataanku setelah aku bisa mengontrol emosiku.

Dengan wajah yang penuh amarah mas Romi pun langsung berkata " baiklah kalau memang Kamu maunya begitu"

Sambil menutup mata dan berusaha menahan sesak didada, aku menunggu kata talak yang akan diucapkan oleh mas Romi.

Bersambung...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience