Bab 7

Drama Series 6554

Ibu mertua langsung berhenti tertawa dan melihatku dengan tatapan yang entahlah, akupun tak mengerti.

"Apa maksudmu?" Ibu mertua menatapku tajam, seperti ingin memakanku hidup-hidup.

"Aku nggak ada maksud apa-apa kok ma, aku hanya ingin menyampaikan isi hatiku. Tapi jika mama merasa tidak suka dengan perkataanku, mungkin mama mengalami hal seperti itu" langsung ku tinggalkan ibu mertua, tak ku pedulikan segala teriakan, umpatan dan caci maki yang dikeluarkan untukku.

***

Mataku terbuka secara perlahan, saat aku merasakan ada yang mengelus kepalaku. Saatku melihat ternyata mas Romi yang melakukan hal itu, aku langsung bangun dan duduk, segera kutepiskan tangannya dari kepalaku.

Tidak akan ada kata maaf untukmu mas, aku akan tetap berada disini hingga pernikahanmu yang kedua tiba. Itu semua kulakukan agar aku bisa melihat, kalian menderita secara perlahan dengan lebih dekat.

"Ngapain kamu sentuh-sentuh aku, mas"

"Sayang mas minta maaf, kemarin mas melakukan itu semua karena mas takut Tari membatalkan pernikahan kami"

"Sebegitu takutnya kamu kehilangan dia mas, cinta yang luar biasa"

"Mas nggak pernah mencintai dia, mas nggak takut kehilangan dia tapi mas takut jika dia membatalkan pernikahan ini, maka harapan kita untuk punya anak akan hilang"

"Harapan kamu mas, bukan harapanku"

"Sayang, coba kamu bayangkan jika ada suara anak kecil dirumah kita, pasti itu akan sangat membahagiakan"

Aku tak mau berdebat lagi, toh tidak ada gunanya juga. Aku tetap akan menuntut cerai tapi tidak sekarang, aku masih ingin disini dan melihat mereka menderita secara lebih dekat.

***

Saat aku ingin menuju keruang makan untuk makan malam, kulihat ada ibu mertua sedang bercengkrama dengan Tari dan Rani.

"Jadi malam ini, Tari akan makam malam disini" bhatinku. Baiklah aku akan berdandan secantik mungkin untuk makan malam kali ini.

Aku langsung kembali kekamar, dan segera mengganti pakianku dengan dress merah maroon selutut, memoleskan make up secara tipis agar tidak terlihat menor. Ku biarkan rambut ini tergerai agar penampilanku semakin menarik.

Ku patutkan diri didepan kaca, saatku rasa semuanya telah sempurna, aku langsung turun kebawah dan menuju ke meja makan. Saat tiba disana, semuanya telah duduk dengan manis dan hanya menunggu kehadiranku saja.

Saat aku duduk, kulihat ayah mertua dan mas Reno memandangku tanpa berkedip, mungkin karena aku jarang dandan kalau dirumah.

Drt drt drtt

Hp ku berbunyi tanda ada pesan masuk dan saatku lihat ternyata dari ayah mertua, "kamu sangat cantik sayang, seandainya hanya kita berdua disini mungkin aku sudah memeluk dan mencium keningmu" itulah bunyi isi pesan dari ayah mertua.

Aku langsung melihat ke ayah mertua dan tersenyum manis, berusaha untuk menunjukkan kalau aku juga menginginkan hal seperti itu.

"Lama amat, kita sudah lapar tau nggak sih?" Ibu mertua membuyarkan senyumanku untuk ayah mertua.

"Tahu ni, mau makan dirumah aja mesti dandan dulu. Takut tersaingi ya, dengan mbak Tari" Rani ikut menimpali.

"Kalau sudah lapar, silahkan makan. Aku dandan juga bukan untuk menyaingi Tari tapi aku dandan agar bisa terlihat cantik didepan orang yang spesial untuk aku" aku berucap sambil melirik kearah ayah mertua.

"Halah, nggak usah sok deh kamu. Kamu itu bukan orang yang spesial buat Reno lagi, jadi nggak usah sok cari perhatian" ibu mertua masih terus mengajak berdebat.

"Jujur aja mbak, kalau mau menyaingi mbak Tari" Rani pun tak bisa diam.

Saatku lihat kearah Tari, dia terus tersenyum. Mungkin dia merasa senang karena selalu dibela.

"Aku nggak perlu menyaingi perempuan seperti Tari, dia bukan levelku. Untuk apa, menyaingi perempuan sampah yang bisanya menjadi duri dalam pernikahan orang" akupun tak mau kalah.

"Maksud kamu apa, ngomong seperti itu?" Tari nampak tak terima dengan perkataanku.

"Masa kamu nggak ngerti sih, ya sudah kalau pakai kata halus kamu ngerti. Baiklah aku akan menyampaikannnya dengan kata yang kasar, aku tidak level dengan perempuan rendahan seperti kamu, P E L A K O R" ku tekankan kata pelakor.

Dia langsung menggebrak meja dan berdiri, tidak terima dengan kata-kataku. Apa dia mau aduh fisik denganku, baiklah aku akan terima jika itu maunya.

Tapi ternyata ibu mertua malah berusaha menenangkannya, sedangkan Rani melihatku dengan tatapan yang tajam. Ayah mertua dan mas Romi hanya diam, mereka seperti menikmati kejadian ini.

"Kamu nggak usah ambil hati ya, biasa perempuan mandul suka gitu" sambil mengelus kepala Tari ibu mertua berbicara sambil melirik kearahku.

"Baiklah, jika menurut kalian aku mandul. Aku tantang kalian semua, besok kita kerumah sakit untuk melakukan pemeriksaan" ku tatap wajah ibu mertua.

"Nggak perlu, mbak itu memang mandul. Jangan mencari alasan lagi, sok banget pakai mau melakukan pemeriksaan segala" Rani tak pernah bisa diam, selalu saja ikut campur.

"Berarti, ada yang kalian sembunyikan. Kalau tidak, kenapa kalian harus takut untuk melakukan pemeriksaan, apa ini ada hubungannya dengan vitamin yang selalu kuminum setiap malamnya?"

"Maksud kamu apa, kenapa dengan vitamin yang selalu kamu minum" akhirnya mas Romi bersuara juga.

Wajah ibu mertua dan Rani tampak tegang, pasti mereka takkan mengira kalau aku akan berbicara seperti itu.

"Nggak ada apa-apa kok mas, aku hanya asal bicara saja" belum saatnya aku membongkar kejahatan mereka.

Aku langsung pergi meninggalkan ruang makan, rasa lapar kuhilang seketika. Saat aku coba lihat kebelakang, wajah ibu mertua dan Rani sudah tak tegang lagi, bahkan mereka sudah terlihat lebih santai.

***

Saat tiba dikamar, aku mengambil vitamin diatas meja riasku. Ahh aku lupa, Ini bukan vitamin tapi pil KB.

Apakah aku harus terus meminumnya atau aku berhenti minum saja?

Jika aku berhenti meminum pil KB ini, pasti aku bisa hamil. Tapikan aku dan mas Romi sudah tak melakukan hubungan bad*n dua bulan belakangan ini.

Ya, semenjak mas Romi memutuskan untuk menikah lagi, aku tak mau disentuh lagi olehnya. Tapi aku selalu melakukannya dengan Ayah mertua. Jika aku berhenti minum pil KB ini dan aku hamil, maka dapat dipastikan itu anak dari ayah mertua.

Berambung...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience