Bab 12

Drama Series 6554

Sepanjang perjalan aku bertanya-tanya dalam hati, apa yang ingin dibicarakan oleh ibu mertua?
Apakah ibu mertua ingin menanyakan tentang rahasianya yang akhir-akhir ini sering aku ungkapkan?

Aku harus siap dengan segala yang akan terjadi, jika ibu mertua memberikan pertanyaan nantinya.
Aku harus bisa mencari alasan yang tepat dan masuk akal.

***

"Pesan dulu, makanan dan minumannya" ucap ibu mertua saat kami baru duduk.

Setelah melihat daftar menu yang ada, aku langsung memanggil pelayan dan memesan makanan dan minuman, yang sudah dipilih.

"Ada apa ma, ngajak aku bicara empat mata?" Aku langsung bertanya saat pelayan pergi meninggalakan kami.

"Jangan purah-purah bodoh, kamu pasti tahu apa yang ingin mama tanyakan"

"Langsung saja ma, aku ada urusan lain"

"Kenapa kamu bisa tahu semua rahasia, yang hanya diketahui oleh aku dan papa?"

"Rahasia yang mana ma?"

"Nggak usah sok lugu dan pura-pura tidak tahu" ibu mertua terlihat geram.

"Ok, baiklah. Mama mau aku berterus terang dari yang mana dulu?"

Perbincangan kami terhenti saat pelayan mengantarkan pesanan kami. 

"Dari mana kamu tahu tentang mama yang tidak pernah dicintai dan disentuh oleh papa?" Ibu mertua langsung melanjutkan perbincangan kami saat pelayan pergi meninggalkan kami.

"Ohhh... Jadi ucapanku tempo hari itu betul?" Ucapku pura-pura kaget dan bodoh. "Padahal waktu itu aku cuma asal ngomong kok ma" lanjutku lagi dengan tersenyum.

"Kamu nggak usah sok pura-pura kaget dan bodoh begitu Citra" tekan ibu mertua yang mulai emosi.

"Betul ma, buat apa aku pura-pura"

"Tempo hari mama merasa, kalau memang kamu hanya asal bicara tapi setelah kamu mengungkit status Romi dan Rani, mama rasa kamu pasti tahu semua yang sudah disembunyikan oleh mama dan papa"

"Ohhh jadi ini yang buat mama mencurigai aku, semua yang aku katakan itu hanya asal bicara, tapi kalau kenyataan nya benar seperti itu, aku juga kaget"

"Tapi bagaimana, kalau kamu bukan asal bicara melainkan kamu mengetahuinya dari papa?"

"Mama ngomongnya kok makin ngawur, mana mungkin papa cerita sama aku?"

"Itu juga yang mama pikirkan, rahasia ini hanya kami berdua yang tahu. Bahkan ibu kandung papa saja tidak tahu karena papa menyembunyikannya"

"Apa lagi aku, mana mau papa cerita"

"Kecuali kalau kamu ada main serong sama papa?" Ibu mertua langsung menatapku tajam. 

Aku yang baru menyuapkan nasi kemulut langsung batuk karena tersedak. Aku harus bersikap santai, aku tidak boleh grogi.

Ayo berpikir, cari alasan yang pas. Saat aku tengah bingung untuk mencari alasan, ingatan ku pun kembali ke hari dimana ayah mertua dan ibu mertua bertengkar.

"Kenapa diam, jadi betul kamu ada main serong sama papa?" Ibu mertua kembali bertanya tapi kali ini ada nada kecewa didalamnya.

"Mama jangan asal nuduh ya, emang aku mama yang bisanya merusak rumah tangga orang?"

Walaupun dalam hati, aku tahu bahwa akulah yang menjadi perusak rusak rumah tangga orang, lebih tepatnya rumah tangga ibu mertuaku sendiri.

"Ngomong dijaga ya, memangya kamu pikir mama perempuan apaan hah?" Ibu mertua kembali emosi.

"Memang benarkan ma, dengan mama membawa Tari kedalam kehidupan aku dan mas Romi. Memaksa mas Romi untuk menikahinya dan berharap aku akan diceraikan, apa itu namanya?"

Ibu mertua tampak diam, ada tatapan sendu saat melihatku. Entahlah aku merasa aneh dengan sikap ibu mertua, seperti ada rasa sayang untukku tapi berusaha untuk disembunyikan.

"Sudah, kamu jangan mengalihkan pembicaraan. Cepat katakan dari mana kamu bisa mengetahui semua rahasia in"

"Maafkan aku ma, aku mengetahuinya saat tidak sengaja mendengar pertengkaran mama dan papa tempo hari" 

"Kamu nguping?"

"Nggak ma, waktu itu aku mau kedapur dan tidak sengaja mendengarnya"

"Ok baiklah, mama percaya sama kamu. Tapi kamu harus ingat, jika ada yang mengetahuinya lagi selain kita bertiga, mama yakin itu dari kamu dan kamu akan tahu sendiri resikonya" 

"Mama mengancam aku?"

"Hanya memberikan peringatan"

Aku merasa, ibu mertua tidak sepenuhnya percaya padaku . Terlihat ada keraguan dalam sorot matanya, aku harus mulai berhati-hati jika harus bertemu dengan ayah mertua, aku takut ibu mertua akan membuntutiku nanti.

"Cepat habiskan makanan dan minumannya, setelah itu kita langsung pulang"

Aku hanya mengangguk, kami makan dalam diam. Kami seperti orang asing yang tidak sengaja bertemu dan kebetulan makan, dimeja yang sama dalam kafe.

"Ma, boleh aku bertanya?" Ada rasa ingin bertanya tentang sikap mama padaku.

"Hmm, mau tanya apa?" Mama langsung melihat kearahku.

"Kenapa mama tidak menyukaiku?" Aku bertanya dengan lirih.

"Cepat habiskan makannya, biar kita bisa segera pulang" bukannya menjawab ibu mertua malah menyuruhku untuk menghabiskan makanan yang ada.

"Apa karena aku berasal dari keluarga yang kurang mampu?" Aku menyimpan sendok diatas piring dan melihat kearah ibu mertua.

Ibu mertua hanya diam dan terus menikmati makanannya, bahkan ibu mertua tak melihat kearah ku sedikitpun.

"Aku juga tidak pernah meminta untuk dilahirkan dari keluarga kurang mampu ma. Jika aku mau, aku ingin lahir dari keluarga yang sederajat dengan mama, biar aku bisa diterima dengan baik oleh keluarga suamiku sehingga rumah tangga aku dan mas Romi bisa langgeng sampai maut memisahkan" ucapku dengan deraian air mata.

Ibu mertua langsung melihat kearahku, tanpa ku sangka, ibu mertua berpindah tempat duduk kesebelahku dan membelai kepalaku.

Aku yang baru pertama kali diperlakukan seperti ini oleh ibu mertua langsung menangis, ada rasa haru dalam diri ini. 

Walaupun aku merasa heran dengan tingkah ibu mertua tapi aku tak mau ambil pusing, yang aku inginkan sekarang adalah waktu bergerak lambat, agar aku bisa menikmati belaian yang tulus dari ibu mertua, belaian yang tak pernah aku dapatkan selama menjadi menantunya.

"Maafkan mama yang tak pernah menganggap kehadiranmu" ucap ibu mertua dengan penuh kasih sayang.

"Apakah setelah ini mama akan bisa menerima aku?"

Ibu mertua berhenti membelai kepalaku dan melihat kearahku.

"Maafkan mama tapi mama tidak akan pernah bisa menerimamu" ucap ibu mertua sambil menggelengkan kepalanya.

"Tapi kenapa ma?"

"Tidak apa-apa. Ini bukan karena kamu dari keluarga yang kurang mampu tapi ini karena mama yang tidak bisa lepas dan bangkit dari masa lalu" ucap ibu mertua sambil kembali ke tempat duduknya semula.

Apa maksud ibu mertua?
Masa lalu yang mana, yang membuat aku harus menanggunggnya dimasa kini?

Bersambung...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience