HOROR DI RUMAH SAKIT

Horror & Thriller Series 4159

"Feb..." panggil Risa

"Iya Ris" jawab Febi

"Kok muka lo pucat, lo gapapa kan? kita kan harus tanding basket jam 10 nanti" ucap Risa

"iya Ris, gw siap kok, gapapa cuma agak lemes aja"

Lalu mereka berdua siap - siap ke lapangan karena upacara baru saja akan dimulai

Teeettttt... bel tanda lomba basket sudah dimulai, dan Febi harus bersiap - siap ganti kaus dan masuk ke lapangan

Dan giliran tim Febi pun dimulai, semua masuk ke lapangan, dan permainan juga terlihat seru, karena kedua tim sama kuatnya

sorak dan sorai para pendukung tim pun, tidak kalah semangat dan seru, tiba - tiba bola dioper ke tangan Feb, tetapi tiba - tiba Febi merasa pusing, dia melihat semua orang terlihat buram dan tidak jelas, dan sepertinya semua berputar, dan akhirnya.... Brakkkkkk... Febi pun terkapar tidak berdaya dan pingsan

Bunyi sirene ambulan samar terdengar, mata Febi pun pelan - pelan terbuka..

"Aku dimana?" tanya Febi saat melihat Risa

"Kita mau ke rumah sakit Feb, kamu pingsan, ini aku sama Pak Gino mau mengantar kamu ke RS Intan tidak jauh dari sekolah ini Feb" ucap Risa

"Iya Feb, kamu harus istirahat, kamu pingsan agak lama" Ucap Pak Gino menimpali

"Mama dan Papaku tahu aku sakit Ris?" tanya Febi

Sudah kami telepon, justru mama mu yang minta tolong kamu segera dibawa ke RS" jawab Risa "Nanti mereka akan menunggu kamu disana"

Tiba - tiba supir ambulan pun memberhentikan mobilnya, dan pintu terbuka Febi melihat beberapa suster sudah menyambutnya dan membawakan kursi roda, dari kejauhan Febi melihat mama sedang mengurus di meja administrasi, dan Papa sedang mendekati ke arah Febi

"Feb, kamu tidak apa - apa nak?" tanya papa "papa sangat khawatir

"Tidak apa - apa kok pah, cuma sedikit pusing, sepertinya badanku sangat lemas

Mama pun ternyata sudah didepan Febi

"Aduh Febi mama khawatir banget, mama takut kamu kenapa -kenapa" ucap Mama dengan nada khawatir "Terimakasih banyak ya Pak Guru dan Risa sudah mau mengantar Febi ke RS

"Sama - sama bu" ucap Pak Gino

Akhirnya setelah diperiksa dokter, Febi diputuskan harus di rawat Inap dulu di Rumah sakit, karena tekanan darah Febi yang Rendah dan masih harus dilakukan pemeriksaan dengan hasil lab yang harus ditunggu"

Kira - kira jam setengah lima sore, Febi akhirnya mendapatkan kamar, karena Asuransi Papa menjamin Febi mendapat kamar di kelas satu maka pihak perawat pun mengantar Febi ke kamar.

Dikamar Febi melihat ada dua ranjang yang kosong, dan Febi memilih kamar yang 

dipojok dekat kamar mandi, supaya jika dia ingin kekamar kecil, dia tidak harus berjalan jauh

Hari pertama dan hari kedua mama dan papa setia menemani Febi, tapi sayangnya di hari ketiga ini Papa harus mulai bekerja lagi, dan kebetulan karena pekerjaan yang menumpuk kemarin, papa harus lembur dikantor dan tidak bisa menemani Febi di RS

Begitupun Mama, karena sudah hampir tiga hari di RS, maka stok baju yang mama bawa mulai kehabisan, maka mama izin sebentar kepada perawat untuk pulang ke rumah mengambil pakaian dan juga keperluan lainnya untuk Febi di RS

Suasana di kamar cukup sepi, sampai Febi mendengar suara derit roda masuk kekamarnya dan suara - suara mengantar seseorang di kamar tersebut

Karena tirai yang tertutup, Febi tidak bisa melihat ke arah sebelahnya, tetapi Febi bersyukur setidaknya Febi tidak sendirian.

Akhirnya suara roda kembali terdengar pergi dan suasana sepi kembali

"Hi... namaku Dita, aku baru masuk hari ini" suara terdengar dari sebelah ranjang Febi

"Hi juga" jawab Febi "iya aku senang kok kamu disini, setidaknya aku tidak sendirian" jawab Febi

"Kamu sudah lama disini?" 

"Sudah hampir tiga hari, dan itu terasa membosankan" jawab Febi

"Kamu sakit apa?" tanyanya

"Sakit Darah rendah, tapi aku harus menunggu hasil lab, masih belum jelas jenis penyakitku" ucap febi "Kamu sendiri kenapa?" tanya Febi

"Aku juga tidak tahu, tetapi aku merasa aku sangat pucat" jawab Dita

"Sama dong, aku juga, mungkin kita kekurangan darah jadi terlihat pucat" ucap Febi

"Iya, aku mungkin juga tidak punya darah" jawab Dita sambil tertawa

Febi pun ikut tertawa "kamu lucu Dit, sakit saja masih bisa melucu" jawab febi"

"Tidak usah terlalu difikirkan, lebih baik kita saling mengenal satu sama lain saja" ucap Dita

"Iya Dit anggap saja kita lagi istirahat, malah enak ga usah sekolah" jawab Febi "kamu sekolah dimana Dit?"

"Aku sudah lulus sekolah Feb"

"Keluarga kamu tidak ada yang menunggu Dit?" tanya Febi

"Tidak" jawab Dita "mereka semua sedang sibuk"

"Oiya..... hari ini juga aku sendiri" jawab Febi

dan tidak terasa tiga jam lebih Febi berbicara dengan Dita, dan tiba - tiba suara pintu terbuka

"Maaf ya feb, mama agak lama, tadi jalanan macet" ucap Mama yang baru tiba di kamar

"gapapa kok ma, aku juga ga sendirian kok, kan aku sudah ada teman sekamar namanya Dita dan baru masuk hari ini, dia ada di ranjang sebelah" jawab Febi sambil menerima makanan yang mama bawa dari supermarket

"Teman? sebelah? mama masuk sepi kok, disebelah kamu ranjangnya masih kosong" ucap mama bingung

"Apa???? mama pasti bercanda, coba mah buka gordennya, aku mau lihat

Dan mama membuka gordennya, dan Febi melihat ranjang itu memang kosong dan dalam kondisi sangat rapih, belum ada yang mengisi ranjang itu

"Tapi mah,,, tadi aku berbicara dengan dia namanya Dita, dan kalau ranjang ini kosong berarti aku tadi berbicara dengan siapa????" tanya Febi bingung

Dan dalam kondisi takut dan panik mama meminta perawat untuk datang, dan menceritakan kejadian yang dialamai Febi, dan mama meminta Febi untuk pindah ke ruang lainnya.

Akhirnya Rumah sakit pun menuruti keinginan Mama dan mencarikan kamar baru untuk Febi, saat masuk kekamar baru, Febi mendengar perawat berbicara sambil berbisik kepada perawat lainnya

"Iya, Dita yang kemarin meninggal di ruang itu, sepertinya arwahnya masih gentayangan karena tadi pasien kamar tersebut minta pindah kekamar lain dan membuat pasien tersebut ketakutan

Ternyata Dita sudah meninggal fikir Febi, untung dia sudah minta tukar kamar baru

"Feb mama lapar, mama mau cari makan sebentar ya kekantin" ucap Mama

"iya ma, gapapa, jangan lama - lama ya" jawab Febi

Dan suasana kembali sepi, Febi pun melanjutkan membaca buku yang sedang dibacanya

"Hai, namaku DIta" terdengar suara dari ranjang sebelah

Tiba - tiba sekujur bulu kudu Febi berdiri

"MAMAAAAAAAAAA"

________________________________***********__________________________

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience